Summary: | Klorpromazina adalah suatu obat transkuiliser turunan dari fenotiazina. Fenotiazina dan turunan-turunannya mempunyai sifat fotoluminisensi, namun intensitasnya sangat lemah sehingga analisis kuantitatif berdasar pada sifat tersebut kurang peka, tepat dan teliti. Untuk menaikan intensitas luminisensi (untuk klorpromazina sifat fluoresensi) dapat dilakukan reaksi oksidasi. Basil oksidasi adalah perubahan struktur klorpromazina menjadi struktur sulfoksidanya.
Telah dilakukan penelitian beberapa zat pengoksidasi dengan maksud untuk menaikan intensitas fluoresensi dari klorpromazina. Dari tiga macam zat perigoksidasi yang diteliti yaitu bidrogen peroksida, kalium permanganat dan cerium sulfat ternyata hanya hidrogen peroksida yang dapat menaikan intensitas fluoresensi. Hidrogen peroksida yang diteliti dapat aktif menaikan intensitas floresensi
baik dalam lingkungan asam asetat glasial, asam nitrat maupun asam sulfat, namun ternyata dari ketiga asam tersebut asam asetat glasial memberikan hasil yang paling baik. Panjang gelombang eksitasi terjadi pada 343 nm, sedang panjang gelombang emisi pada 383 nm. Lama pengoksidasian adalah 10 menit pada suhu 100°C, kadar asam asetat glasial 50% dalam perbandingan 2:1 dengan jumlah hidrogen peroksidanya. Batas deteksi yang dapat dicapai dengan perlakuan tersebut adalah 0,113 mikrogram per mililiter.
|