Erosi Catchment Area Waduk Wadaslintang

Tanah-tanah di daerah tropika, mudah menjadi mangsa erosi air, disebabkan karena curah hujan dan temperatur yang tinggi. Pencegahan erosi di daerah ini merupakan suatu masalah yang serius. Akibat kerusakan tanah di bagian hulu tidak saja menimbulkan masalah pendangkalan sungai, waduk dan saluran ir...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Notohadisuwarno, Supriyanto, Suhardono, Suhardono
Format: Other
Language:English
Published: Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada 1984
Subjects:
Online Access:https://repository.ugm.ac.id/275813/1/supriyanto_201307144_supriyanto%20notohadisuwarno%20hal%202%20%2B%20tab%202.pdf
Description
Summary:Tanah-tanah di daerah tropika, mudah menjadi mangsa erosi air, disebabkan karena curah hujan dan temperatur yang tinggi. Pencegahan erosi di daerah ini merupakan suatu masalah yang serius. Akibat kerusakan tanah di bagian hulu tidak saja menimbulkan masalah pendangkalan sungai, waduk dan saluran irigasi, tetapi bersama itu menimbulkan banjir, oleh karena kapasitas. sungai telah berkurang dan air dari hulu sekaligus masuk ke sungai. Dalam penelitian ini besarnya kehilangan tanah (erosi) dihitung dengan persamaan Wischmeier yang akhirnya dikenal sebagai. Universal Soil Loss Equation (USLE) yang dinyatakan sebagai berikut: A= R.K.LS.C.P. yang diartikan sebagai: A = rata-rata kehilangan tanah (ton/ha) R = faktor erosifitas hujan (1/ha)< K = faktor erodib.ilitas tanah (ton/I) LS= faktor panjang dan kemiringan lereng C = £aktor tanaman P = faktor tindakan pengawetan tanah Dari basil penelitian didapatkan hasil sebagai berikut: 1. Faktor erosifitas hujan di daerah penelitian cukup besar. Hal ini disebabkan curah hujan yang tinggi di daerah penelitian. Faktor ini adalah faktor alam yang sukar. 2. Faktor erodibilitas tanah di daerah penelitian-agak tahan terhadap erosi. Hal ini disebabkan karena pada umumnya tanah di daerah penelitian ialah Latosol (Ultisol). Tanah tersebut ialah tanah yang telah mengalami perkembangan lanjut, mempunyai tekstur lempung sampai geluh, struktur remah sampai gumpal lemah, konsistensi gembur, permeabilitas sedang. 3. Faktor panjang lereng (L) dan k.e. miringan (S) di daerah penelitian cukup besar. Hal ini disebabkan karena daerah penelitian mempunyai fisiografi bergelombang. 4. Faktor pengelolaan tanaman dan tanah (CP). Faktor ini adalah satu-satunya faktor yang dapat dengan mudah untuk diperbaiki, untuk bisa mengurangi besarnya erosi di daerah penelitian. Perbaikan CP yang dianjurkan untuk daerah penelitian antara lain: a. Penghutanan daerah gundul/kritis b. Pengelolaan hutan dengan baik, sehingga tajuk bisa lebat,menutupi seluruh permukaan tanah. c. Pada daerah tegal dan kebun campuran supaya dikembangkan tanaman-tanaman perkebunan berumur panjang, sehingga sepanjang tahun bisa menutupi permukaan tanah.