Summary: | Kenaikan produksi pangan khususnya beras kelihatan meningkat secara mantap. Akan tetapi penyusutan dan kehilangan pada penanganan lepas panen juga diakui cukup tinggi. Sebagian penyusutan dan kehilangan pada penanganan lepas panen terjadi pada proses pengeringan dan penyimpanan.
Pada umumnya usaha pengeringan yang dilakukan oleh para petani produsen adalah dengan cara menghamparankan gabah hasil panen di halaman rumah/di pinggir jalan, sehingga dapat terkena sinar matahari.Pengangkutan gabah dari rumah ke halaman dan sebaliknya, serta gangguan binatang/lalu lintas (bila dilakukan di pinggir jalan), dapat mengakibatkan gabah yang dijemur hilang/susut sekitar 10-25 persen.
Untuk memperkecil kehilangan gabah serta efisiensi dalam pendayagunaan tenaga manusia dibuat prototype gudang pengering. Gudang pengering ini akan dapat berfungsi sebagai gudang pada malam hari atau pada saat gabah sudah cukup memenuhi syarat untuk disimpan terus dan juga dapat berfungsi sebagai lantai penjemur pada saat gabah tersebut sedang dikeringkan tanpa memindahkan gabah tersebut.
Dari hasil pengujian prototype gudang pengering enersi surya ini diperoleh bahwa kecepatan pengeringan lebih lama dibanding dengan pengeringan cara tradisional. Ha ini dikarenakan ketebalan lapisan yang jauh berbeda. Pada penjemuran cara tradisionil ketebalan lapisam maksimum 4 cm. Sehingga untuk berat gabah yang sama pada penjemuran cara tradisionil memerlukan tempat yang lebih luas.
Analisa presentase beras pecah kulit pada ketebalan lapisan 25 cm lebih besar dibanding pada ketebalan 15 cm. Akan tetapi bila dibandingkan dengan hasil penjemuran cara tradidionil hasil penelitian ini masih lebih baik. Pengeringan dengan prototype gudang ini yang dapat juga dipakai sebagai tempat penyimpanan lebih mudah dikelola.
|