Summary: | Permasalahan yang sering muncul dalam analisis data untuk mengevaluasi properti psikometri alat ukur di psikologi adalah penggunaan koefisien reliabilitas secara monoton tanpa mempertimbangkan asumsi yang mendasari koefisien tersebut. Socan (2000) mengatakan bahwa banyak peneliti yang terpaku pada penggunaan koefisien alpha (Cronbach, 1951). Banyak juga diantara peneliti yang tidak menyadari bahwa koefisien alpha menghendaki asumsi tertentu untuk dipenuhi. Jika asumsi ini tidak dipenuhi maka koefisien reliabilitas yang dihasilkan menjadi bias. Pemilihan formula reliabilitas secara monoton tersebut dapat diakibatkan oleh dua sebab: minimnya pemahaman mengenai koefisien reliabilitas alternatif dan minimnya keberadaan program komputasi yang dapat mengelaborasi model pengukuran yang mereka susun dengan mudah. Feldt dkk. (1987) mengatakan bahwa popularitas koefiesien alpha lahir karena beberapa faktor, antara lain: (a) teknik komputasinya relatif mudah, karena hanya memerlukan informasi berupa varian butir dan skor total, (b) distribusi sampling sudah diketahui sehingga penentuan interval kepercayaan pada populasi sangat dimungkinkan. Koefisien alpha juga banyak dipakai pada banyak literatur karena merupakan estimator yang moderat dalam mengestimasi reliabilitas.
|