Summary: | Biji pinang (Areca catecha) telah sejak lama digunakan sebagai obat cacing tradisional oleh masyarakat, dan dipakai untuk pengobatan infeksi cacing tambangmanusia maupun hewan, tanpa landasan ilmiah yang mantap.
Untuk dapat mengetahui khasiat biji pinang terhadap cacing tambang, telah diselidiki pengaruh larutan biji pinang terhadap cacing tambang anjing in vitro. Hasilnya dibandingkan dengan pengaruh larutan pyrantol panoato (combantrin), dan larutan garam faal terhadap cacing tambang anjing dengan cara yang sama.
Dalam hal ini dibuat larutan sebagai berikut:
A. Larutan biji pinang:
1. larutan 100% standar (15 mg serbuk biji pinang dalam
25 cc air suling)
2. larutan 50% standar
3. larutan 25% standar
B. Larutan pyrantol pamoate:
1. larutan 100% standar (0,1% atau 1 mg combantrin dalam
1000 cc air suling, sebanyak 25 cc)
2. larutan 50% standar
3. larutan 25% standar
C. Larutan garam faal
Hasil penelitian menunjukkan bahwa cacing tambang tersebut dapat tahan hidup ebih lama dalam larutan garam faal, dibanding dengan dalam larutan biji pinang maupun dalam larutan pyrantel pamoate. Sesudah 24 jam, semua cacing dalam larutan biji pinang dan pyrantel pamoate sudah mati, tetapi yang berada dalam larutan garam faal sebanyak 5,8% masih tetap hidup.
Larutan biji pinang lebih cepat membunuh cacing tambang, dibanding dengan larutan pyrantel pamoate. Hal ini terbukti bahwa sejumlah cacing telah mati setelah berada 1 jam didalam larutan 100% standar dan 50% standar biji pinang, sedagkan didalam larutan 25% standar biji pinang, semua larutan pyrantel pamoate dan larutan garam faal, belum ada yang mati.
Tetapi makin lama jumlah cacing yang mati didalam larutan biji pinang, baik larutan 100%, 50% maupun 25% standar lebih sedikit dibanding dengan didalam semua larutan pyrantel pamoate dengan pengenceran yang sama.
|