Summary: | Sejak Descartes mengemukakan pandangannya yang bercorak "antroposentris", dengan kata kunci "Cogito ergo sum" (saya berpikir maka saya ada), maka filsafat barat mengalami perkembangan yang sangat pesat. Mulai saat itu manusia barat tidak lagi mengakui adanya otoritas di luar dirinya (Gereja dan Negara). Mereka hanya percaya dan yakin terhadap otoritas yang dimiliki oleh manusia itusendiri, mereka hanya mempercayai kemampuan akal yang dimiliki ileh manusia. Pada perkembangan selanjutnya "antroposentrisme' ini bergeser menjadi "subyektifisme". Salah satu aliran filsafat yang sangat menekankan peranan subyek ini ialah aliran filsafat Eksistensialisme yang berkembang pada pertengahan abad ke-20. Aliran filsafat ini memandang manusia lain sebagai penghalang kebebasannya, bahkan manusia lai itu dianggap sebagai neraka baginya. Pandangan subyekfisme yang ekstrim inilah yang ditolak oleh para penganut aliran Filsafat Strukturalisme, yang melihat bahwa manusia tidak dapat terlepas dari struktur-struktur yang melingkupinya. Penelitian ini bersifat literer, yaitu dengan menelaah teks pokok dan teks-teks yang relevan dengan tema penelitian. Metode yang dipakai adalah historis faktual, komparasi, dan interpretasi. Hasil penelitian menunjukkan, aliran filsafat strukturalisme bertitik tolak dari studi tentang ilmu bahasa yang bernama linguistik yang dikembangkan oleh linguis berkebangsaan Swiss, Ferdinand de Saussure. Ia menekankan penyelidikan yang bercorak strukturalistis yang diterapkan pada studi tentang bahasa ini,kemudian dipergunakan juga oleh para filosof dalam filsafat,sehingga melahirkan aliran filsafat strukturalisme. Dari para tokoh yang tergabung dalam aliran filsafat strukturalisme lahirlah berbagai corak aliran yang sealin memiliki kesamaan-kesamaan juga terdapat perbedaan-perbedaan. Berdasarkan pandangan tokoh-tokoh penganut aliran filsafat struktiralisme, yaitu : Claude Levi-Strauss, Jacques lacan, Roland Barthes, Louis Althusser, Michel Foucault, maka dapat dikalsifikasikan aliran filsafat strukturalisme itu menjadi: Strukturalisme etnologik (antropologik), Struktralisme psikoanalitik, strukturalisme kritik, strukturalisme Marxis dan Strukturalisme epistemologik.
|