Konsep Plato tentang Keindahan dan Manfaatnya bagi Pembentukan Budi Pekerti Manusia

Manusia adalah HomoEsteticus, ia mencita-citakan dunia ini menjadi indah dan membahagiakan sehingga manusia hidup di dunia ini seolah-olah hidup di sorga. Menurut kodratnya manusia adalah makhluk yang mencintai akan keindahan baik keindahan itu untuk dirinya sendiri maupun lingkungannya (animal sest...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Parmono, Kartini
Format: Other
Language:English
Published: Fakultas Filsafat UGM 1992
Subjects:
Online Access:https://repository.ugm.ac.id/277979/1/Kartini%20Parmono_Konsep%20Plato%20tentang%20Keindahan%20dan%20Manfaatnya%20bagi%20Pembentukan%20Budi%20Pekerti%20Manusia_1992.pdf
Description
Summary:Manusia adalah HomoEsteticus, ia mencita-citakan dunia ini menjadi indah dan membahagiakan sehingga manusia hidup di dunia ini seolah-olah hidup di sorga. Menurut kodratnya manusia adalah makhluk yang mencintai akan keindahan baik keindahan itu untuk dirinya sendiri maupun lingkungannya (animal sestheticum). Manusia senang menikmati keindahan baik keindahan dalam alam, karya seni maupun moral. Biasanya orang akan tertarik pada bentuk-bentuk keindahan visual (inderawi) yang menyenangkan dan memberikan kenikmatan bagi si pengamat. Hal ini bertentangan dengan Plato yang mengatakan bahwa bentuk-bentuk keindahan ini adalah bentuk keinadhan yang palng rendah derajatnya. Keindahan moral yang terdapat dalam tingkah laku yang baik (susila) mempunyai kedudukan yang lebih tinggi. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka. Data yang telah terkumpul dianalisis secara kritis dengan menggunakan metode hermeneutika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menurut Plato, cinta merupakan bentuk keindahan ideal yang akan mengantarkan kita kepada keindahan yang absolut. Pada awalnya Plato hanya mengakui Tuhan (Demiurgus) sebagai seniman sejati yang menciptakan keindahan yang sempurna. Dalam teori mimesis Plato memandang seniman termasuk manusia klas III di bawah profesiseorang tukang kayu. Akhirnya Plato mengakui keberadaan seniman lewat hasil karyanya. Seni, sebagai hasil karya seniman, menjadi guru utama kehidupan, yaitu adanya hubungan yang harmonis antara seni dan kehidupan, sehingga suatu karya seni tidak hanya menampilakn segi keindahan saja, tetapi merupakan gabungan antara unsur baik, benar dan indah. Menurut Plato, seni yang paling baik diantara jenis seni-seni yang ada, adalah seni musik. Musik mempunyai kedudukan yang mutlak dalam negara karena musik dapatmempunyai pengaruh dalam bidang moral dan politik. Di bidang moral, musik dapat memperhalus budi pekerti mausia dan di dalam bidang politik, musik dapat meningkatkan kecintaan terhadap tanah air.