Prinsip Kaualitas Menurut David Hume

Ilmu posistif berpendapat bahwa objek penelaaahan ilmu bersifat deterministik, sehingga bila suatu objek dikenali aksi tertentu maka akan menghasilkan reaksi tertentu. Objek berwatak fisis dan kimiawi., bekerja secara mekanis dan dapat dihitung secara matematis, sehingga dapat digambarkan secara obj...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Wahyudi, Imam
Format: Other
Language:English
Published: Fakultas Filsafat UGM 1994
Subjects:
Online Access:https://repository.ugm.ac.id/278414/1/Imam%20Wahyudi_%20Prinsip%20Kausalitas%20Menurut%20David%20Hume_1994.pdf
Description
Summary:Ilmu posistif berpendapat bahwa objek penelaaahan ilmu bersifat deterministik, sehingga bila suatu objek dikenali aksi tertentu maka akan menghasilkan reaksi tertentu. Objek berwatak fisis dan kimiawi., bekerja secara mekanis dan dapat dihitung secara matematis, sehingga dapat digambarkan secara objektif, dalam arti tidak dizinkan asanya pengaruh subjektif, misal: perasaan, kepercayaan, etis agama dan filsafat. Lebih lanjut penampilan objek harus dapat di ulang-ulang dan mempunyai sifat seragam, bukan merupakan hal yang unik: yang sekalisaja terjadi. Permasalahan ilmu positif yaitu berkenaan dengan sebab akibat, mereka memandang bahwa suatu kejadian tentu ada hal yang menyebabkannya. Penyebaban yang terjadi suatu kejadian bukanlah melulu merupakan preseden temporal ataupun merupakan malasalah pergantian dan masalah yang terjadi bersamaan, tetapi berdasarkan prinsip alasan secukupnya. Persoalannya yaitu apa landasan keyakinan kita tentang adanya hukum kausalitas, persoalan metafisis ini tidak merupakan hal yang abaolut: oleh karena itu kita harus mempunyai argumentasi kuat, yang menasari keyakianan. Hume merupakan tokoh empirisme yang akeptis terhadap keberadaan hukum kausalitas. Penelitian ini dilakukan dengan mempelajari asumsi ilmu juga metode yang menjadi konsekuensi, selanjutnya diajukan kritik dari seorang filsuf beserta pandangan epistimologinya secara menyeluruh. Bagi hume, hukum kausalitas itu sendiri tidak rill, sebab kita tidak memiliki imperis mengenai akibat-akibat yang membawahi suatu kejadian, oleh karena itu konsekuensinya generalisasi dan ramalan merupakan saatu hal yang meragukan