Arti "Kehendak" Menurut Arthur Schopenhaneur dan Friedrich Nietzsche
Manusia dalam hidupnya selalu dalam perbenturan antara dua kekuatan yang menguasai dirinya. Pertama adalah kekuatan (kemampuan) akal/rasionya yang mendorong manusia untuk selalu berpikir dan menemukan pengetahuan baru. Kedua adalah kekuatan (kemampuan) kehendak yang mendorong manusia untuk selalu be...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Other |
Language: | English |
Published: |
Fakultas Filsafat UGM
1993
|
Subjects: | |
Online Access: | https://repository.ugm.ac.id/278434/1/ARTI%20KEHENDAK_Misnal%20Munir_1993.pdf |
_version_ | 1826050264498438144 |
---|---|
author | Munir, Misnal |
author_facet | Munir, Misnal |
author_sort | Munir, Misnal |
collection | UGM |
description | Manusia dalam hidupnya selalu dalam perbenturan antara dua kekuatan yang menguasai dirinya. Pertama adalah kekuatan (kemampuan) akal/rasionya yang mendorong manusia untuk selalu berpikir dan menemukan pengetahuan baru. Kedua adalah kekuatan (kemampuan) kehendak yang mendorong manusia untuk selalu berbuat dan beraktifitas secara terus-menerus sampai batas yang tidak dapat ditentukan. Dua kekuatan ini (akal dan kehendak) dalam filsafat Barat. terutama sebelum Schopenhauer dibicarakan secara Barat sebelah. artinya peranan rasio mengatasi kehendak manusia. Baru sejak Schopenhauer unsur "kehendak" menjadi unsur terpenting dalam diri manusia. pendirian Schopenhauer ini kemudian dikukuhkan oleh Nietzsche dengan penekanan yang berbeda.
Berdasarkan hal di atas, penelitian ini bermaksud mengungkapkan perbedaan pandangan antara arti "kehendak" pada Schopenhauer dan arti "kehendak" Nietzsche. Hal ini penting, karena implikasi yang dibawah oleh masing-masing pandangan filosof tersebut sangat berbeda bagi kehidupan manusia. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang memadai, maka penelitian ini dianalisis dengan menerapkan metode hermeneutik berdasarkan unsur-unsur deskripsi, komparasi dan pemahaman (verstehen)
Hasil penelitian menunjukan bahwa pembahasan tentang fugsi dan peranan akal oleh para filosof lebih banyak dibandingkan dengan pembahasan tentang fungsi dan peranan kehendak. Schopenhauer adalah folosof yang menegaskan bahwa hidup manusia tidak dikuasai oleh rasionya tetapi oleh kehendaknya. Kehendaklah yang menguasai hidup manusia sedangkan rasio adalah pelayannya. Hakekat manusia terletak pada kehendaknya. Kehendak manusia tidak terbatas sedangkan sarana untuk memenuhi kehendak itu terbatas. Berbeda dengan Nietzche yang justru membiarkan kehendak manusia "berkelana" dengan leluasa sehingga menjadi alat untuk mewujudkan manusia unggul. Kelemahan dari kedua pandangan ini ialah mengabaikan peranan rasio sebagai alat kontrol "kehendak" manusia. Oleh karena itu sintesis yang seimbang antara peranan rasio dan kehendak harus diupayakan. |
first_indexed | 2024-03-14T00:01:09Z |
format | Other |
id | oai:generic.eprints.org:278434 |
institution | Universiti Gadjah Mada |
language | English |
last_indexed | 2024-03-14T00:01:09Z |
publishDate | 1993 |
publisher | Fakultas Filsafat UGM |
record_format | dspace |
spelling | oai:generic.eprints.org:2784342023-07-24T03:39:27Z https://repository.ugm.ac.id/278434/ Arti "Kehendak" Menurut Arthur Schopenhaneur dan Friedrich Nietzsche Munir, Misnal Other Philosophy and Religious Studies Manusia dalam hidupnya selalu dalam perbenturan antara dua kekuatan yang menguasai dirinya. Pertama adalah kekuatan (kemampuan) akal/rasionya yang mendorong manusia untuk selalu berpikir dan menemukan pengetahuan baru. Kedua adalah kekuatan (kemampuan) kehendak yang mendorong manusia untuk selalu berbuat dan beraktifitas secara terus-menerus sampai batas yang tidak dapat ditentukan. Dua kekuatan ini (akal dan kehendak) dalam filsafat Barat. terutama sebelum Schopenhauer dibicarakan secara Barat sebelah. artinya peranan rasio mengatasi kehendak manusia. Baru sejak Schopenhauer unsur "kehendak" menjadi unsur terpenting dalam diri manusia. pendirian Schopenhauer ini kemudian dikukuhkan oleh Nietzsche dengan penekanan yang berbeda. Berdasarkan hal di atas, penelitian ini bermaksud mengungkapkan perbedaan pandangan antara arti "kehendak" pada Schopenhauer dan arti "kehendak" Nietzsche. Hal ini penting, karena implikasi yang dibawah oleh masing-masing pandangan filosof tersebut sangat berbeda bagi kehidupan manusia. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang memadai, maka penelitian ini dianalisis dengan menerapkan metode hermeneutik berdasarkan unsur-unsur deskripsi, komparasi dan pemahaman (verstehen) Hasil penelitian menunjukan bahwa pembahasan tentang fugsi dan peranan akal oleh para filosof lebih banyak dibandingkan dengan pembahasan tentang fungsi dan peranan kehendak. Schopenhauer adalah folosof yang menegaskan bahwa hidup manusia tidak dikuasai oleh rasionya tetapi oleh kehendaknya. Kehendaklah yang menguasai hidup manusia sedangkan rasio adalah pelayannya. Hakekat manusia terletak pada kehendaknya. Kehendak manusia tidak terbatas sedangkan sarana untuk memenuhi kehendak itu terbatas. Berbeda dengan Nietzche yang justru membiarkan kehendak manusia "berkelana" dengan leluasa sehingga menjadi alat untuk mewujudkan manusia unggul. Kelemahan dari kedua pandangan ini ialah mengabaikan peranan rasio sebagai alat kontrol "kehendak" manusia. Oleh karena itu sintesis yang seimbang antara peranan rasio dan kehendak harus diupayakan. Fakultas Filsafat UGM 1993 Other NonPeerReviewed application/pdf en https://repository.ugm.ac.id/278434/1/ARTI%20KEHENDAK_Misnal%20Munir_1993.pdf Munir, Misnal (1993) Arti "Kehendak" Menurut Arthur Schopenhaneur dan Friedrich Nietzsche. Fakultas Filsafat UGM, Yogyakarta. (Unpublished) KKI 111 Mun a |
spellingShingle | Other Philosophy and Religious Studies Munir, Misnal Arti "Kehendak" Menurut Arthur Schopenhaneur dan Friedrich Nietzsche |
title | Arti "Kehendak" Menurut Arthur Schopenhaneur dan Friedrich Nietzsche |
title_full | Arti "Kehendak" Menurut Arthur Schopenhaneur dan Friedrich Nietzsche |
title_fullStr | Arti "Kehendak" Menurut Arthur Schopenhaneur dan Friedrich Nietzsche |
title_full_unstemmed | Arti "Kehendak" Menurut Arthur Schopenhaneur dan Friedrich Nietzsche |
title_short | Arti "Kehendak" Menurut Arthur Schopenhaneur dan Friedrich Nietzsche |
title_sort | arti kehendak menurut arthur schopenhaneur dan friedrich nietzsche |
topic | Other Philosophy and Religious Studies |
url | https://repository.ugm.ac.id/278434/1/ARTI%20KEHENDAK_Misnal%20Munir_1993.pdf |
work_keys_str_mv | AT munirmisnal artikehendakmenurutarthurschopenhaneurdanfriedrichnietzsche |