Persepsi tentang Peranan Perawatan yang Diinginkan dan Kondisi Psikologis Penduduk Lanjut Usia di Kotamadya Yogyakarta

Berbagai penelitian tentang aspek-aspek yang menyangkut kehidupan penduduk lanjut usia mulai dilakukan. Hal itu dilakukan karena pningkatan jumlah dan kompleksnya permaalahan yang dihadapi oleh kelompo umur tersebut. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk dan Survai penduduk Antar Sensus Daerah Istimewa...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Listyaningsih, Umi
Format: Other
Language:English
Published: Lembaga Penelitian Universitas Gadjah Mada 1999
Subjects:
Online Access:https://repository.ugm.ac.id/278489/1/Listyaningsih%2C%20Umi_Persepsi%20tentang%20peranan%20perawatan%20yang%20diinginkan%20dan%20kondisi%20psikologis%20penduduk%20lanjut%20usia%20di%20Kotamadya%20Yogyakarta_1999.pdf
Description
Summary:Berbagai penelitian tentang aspek-aspek yang menyangkut kehidupan penduduk lanjut usia mulai dilakukan. Hal itu dilakukan karena pningkatan jumlah dan kompleksnya permaalahan yang dihadapi oleh kelompo umur tersebut. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk dan Survai penduduk Antar Sensus Daerah Istimewa Yogyakarta, dari tahun 1971 hingga 1995 persentase penduduk lanjut usia semakin meningkat, pertumbuhan yang ada sebesar 3,27 persen per tahun. Baik secara absolut maupun relatif proporsi penduduk lanjut usia di Daerah Istimewa Yogyakarta lebih banyak perempuan dari pada laki-laki. Hal ini didukung oleh lebih tingginya angka harapan hidup perempuan bila dibandingkan dengan laki-laki. Angka harapan hidup penduduk perempuan di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 1995 sebesar 73,4 tahun, sedang laki-laki hanya 64,7 tahun. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: pertama, mengetahui persepsi penduduk lanjut usia tentang perawatan yang diinginkan, dan kedua, mengetahui kondisi psikologis yang dihadapi penduduk lanjut usia di Kotamadya Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai, dengan menggunakan kuesioner. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 300 orang lanjut usia, yang terbagi dalam Kecamatan Kraton, Pakualaman dan Umbulharjo. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian bear penduudk lanjut usia di Kotamadya Yogyakarta tidak setuju dengan tindakan anak atau keluarga yang menitipkan orang tuanya ke panti jompo. Lanjut usia yang tidak setuju terhadap panti jompo mempunyai alasan sebagai berikut: pertama, bagaimanapun sibuknya, anak harus menunjukkan baktinya dengan merawat orang tua; kedua, para lanjut usia merasa lebih sengang hidup dengan anak dan keluarganya daripada di panti jompo; ketiga, anak yang menitipkan orang tuanya di panti jompo merupakan anak yang tidak bertanggung jawab terhadap kewajibannya yaitu merawat orang tua. Disamping mengungkap tentang perawatan yang diinginkan, dalam penelitian ini juga diungkapkan tentnag kondisi psikologis yang dihadapi oleh lanjut usia. lanjut usia di Kotamadya Yogyakarta mengalami masalah kesepian di masa tuanya. Ini dialami baik oleh lanjut usia yang tinggla bersama anaknya maupun yang tidak tinggla dengan anaknya. Hal ini disebabkan oleh hilangnya orang=orang yang dicintainya (meninggal), kehilangan pekerjaan, dan menurunnya kemampuan diri. Lanjtu suia yang tingga berama keluarganya mempunyai kondisi psikologis yang lebih baik daripada yang jauh dari keluarganya. Secara relatif proporsi lanjut usia yang mempunyai kondisi psikologis sangat abik , lebih besar pada lanjut usia yang tinggal dengan anak, bila dibandingkan dengan lanjut usia yang tidak tinggal dengan anaknya.