Pengaruh Pelatihan Keluarga Sakinah terhadap Tingkat Keterbukaan dan Kasih Sayang dalam Keluarga

Dalam peradaban individualistik materialistik seperti saat ini (Schmookler, 1991) keterbukaan dan kasih -sayang dalam keluarga menjadi sesuatu yang mahal harganya. Konsep “keluarga- sakinah” menawarkan- paradigma lain yang bertujuan menciptakan keluarga bahagia, sejahtera berdasarkan pendekatan syar...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Andayani, Budi, Koentjoro, Koentjoro
Format: Other
Language:English
Published: Lembaga Penelitian Universitas Gadjah Mada 1998
Subjects:
Online Access:https://repository.ugm.ac.id/278912/1/Pengaruh%20Pelatihan%20Keluarga%20Sakinah%20Terhadap%20Tingkat%20Keterbukaan%20Dan%20Kasih%20Sayang%20Dalam%20Keluarga_Budi%20Anjani_1998.pdf
Description
Summary:Dalam peradaban individualistik materialistik seperti saat ini (Schmookler, 1991) keterbukaan dan kasih -sayang dalam keluarga menjadi sesuatu yang mahal harganya. Konsep “keluarga- sakinah” menawarkan- paradigma lain yang bertujuan menciptakan keluarga bahagia, sejahtera berdasarkan pendekatan syariat agama. Paradigma ini memberi alternatif babhwa nilai kebahagiaan tidak sepenuhnya bergantung pada hal-hal materialistik. Karenanya konsep “keluarga sakinah” sangat relevan guna membendung arus negatif globalisasi danperlu dimasyarakatkan. Namun demikian, paradigma ini masih bersifat sangat umum dan pemasyarakatannya pun masih menggunakan metode konvensional ceramah. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 53 pasang suami isteri (106 partisipan) yang terbagi atas dua kelompok yaitu 13 pasang (26 orang) dalam kelompok perlakuan, dan sisanya dalam kelompok kontrol. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental, dengan rancangan random assignment group design. Semua subjek, sebelum dan sesudah kelompok perlakuan mendapat pelatihan keluarga sakinah, diberi seperangkat skala tentang penilaian tingkat keterbukaan dan kasih sayang dalam keluarga. Berdasarkan skor keolompok eksperimen dan kelompok kontrol inilah hasilnya dibandingkan, kemudian data dianalisis secara statistik dengan menggunakan tes terhadap perbedaan sekror antara pretes dan postes Hasil analisis menunjukkan perbedaan hasil antara kelompok suami, isteri, dan anak. Tidak ada perbedaan peningkatan pada suami antara kelompok eksperimen dan kontrol baik yang dipersepsi oleh isteri(t=0,637; p>0,05) maupun anak (t=0,731; p>0,05), sementara- isteri kelompok eksperimen mengalami peningkatan menurut persepsi ibu (t=3,460;p<0,01) tetapi tidak menurut persepsi bapak (t=1,360;p>0,05). Meskipun hasil menunjukkan ada beberapa peningkatan, namun hal ini belum dapat menunjukkan bahwa Pelatihan Keluarga Sakinah dapat secara efektif meningkatkan keterbukaan dan kasih sayang dalam keluarga. Ada beberapa hal yang dapat menerangkan mengapa pelatihan tersebut tidak begitu efektif meningkatkan keterbukaan dan kasih sayang. Pekanya topik penelitian bagi subjek dapat menyebabkan tingginya kemungkinan untuk faking good pada pengisian skala sehingga tingkat keterbukaan dan kasih sayang subjek cukup tinggi, sehingga dengan demikian alat ukur juga tidak peka terhadap persoalan suami-isteri. Karena subjek sudah saling mengenal maka mereka tidak berusaha untuk berpartisipasi aktif dalam proses andradogi, akibatnya, kelompok dalam pelatihan tampak tidak facilitating terhadap perubahan baik individual maupun pasangan.