Strukturalisme Epistemologis Michel Focault

Dalam sejarah filsafat Barat sejak zaman Yunani Kuno sampai dengan pertengahan abad ke-20 persoalan epistemologi selalu dibicarakan dari sudut pandang subjek. Artinya pembicaraan asal mula pengetahuan selalu dikaitkan dengan manusia perorangan sebagai subjek yang mengetahui. Ada dua aliran pokok men...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Munir, Misnal
Format: Other
Language:English
Published: Fakultas Filsafat UGM 1991
Subjects:
Online Access:https://repository.ugm.ac.id/278961/1/Strukturalisme%20Epistemologi%20Michel%20Foucault_Misnal%20Munir_1991.pdf
Description
Summary:Dalam sejarah filsafat Barat sejak zaman Yunani Kuno sampai dengan pertengahan abad ke-20 persoalan epistemologi selalu dibicarakan dari sudut pandang subjek. Artinya pembicaraan asal mula pengetahuan selalu dikaitkan dengan manusia perorangan sebagai subjek yang mengetahui. Ada dua aliran pokok mengenai asal mula pengetahuan. Pertama adalah aliran rasionalisme yang berkeyakinan bahwa akal adalah sarana yang paling memadai bagi manusia untuk memperoleh pengetahuan. Kedua adalah aliran empirisisme yang meyakini pengalaman sebagai satu-satunya sarana untuk memperoleh pengetahuan. Pada pertengahan abad ke-20 tepatnya tahun 60-an di Prancis muncullah suatu aliran yang melihat persoalan epistemologi tidak lagi hanya sebagai asal mula pengetahuan, akan tetapi mereka menceoba melihat struktur struktur dari pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari manusia, aliran tersebut ialah aliran filsafat strukturalisme dengan Michel Foucault sebagai salah satu tokohnya yang menjadi objek penelitian ini. Penelitian dilaksanakan dengan membahas dan mengkaji karya-karya Michel Foucault dan buku-buku filsafat yang berkaitan dengan penelitian ini. Metode yang dipakai dalam penelitian ini ialah hermeneutika atau interpretasi dengan unsur-unsur deskripsi, komparasi, dan verstehen atau pemahaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengertian epistemologi mengalami pergeseran dari sebagai cara atau sarana yang paling memadai dalam memperoleh pengetahun ke sistem pemikiran. Artinya sejak zaman Yunani Kuno epistemologi selalu dikaitkan dengan asal mula pengetahuan dan sarana atau alat yang paling memadai dalam mendapatkan pengetahuan, dan ini berlangsung sampai pertengahan abad ke-20. Sejak abad-20, tepatnya tahun 60-an pengertian epistemologi itu mengalami perkembangan menjadi suatu sistem pemikiran. Michel Foucault membagi episteme itu menurut sejarah pemikiran; pertama adalah abad renaissans(abad ke—16); kedua adalah abad klasik (abad ke-17 dan ke-18); ketiga abad modern (abad ke-19 dan abad ke-20).