Summary: | Sebuah organisasi yang cukup tua pengalaman seperti NU nampaknya harus menghadapi beberapa ujian--baik dari dalam dirinya sendiri maupun dari luar dirinya-- ketika organisasi ini kembali ingin memantapkan dirinya sebagai organisasi sosial dan keagamaan.
Dalam awal perjalanannya terlihat bahwa organisasi yang didirikan oleh KH Abdul Wahab Hasbullah dan beberapa tokoh ulama lainnya tahun 1926 di Surabaya ini mempunyai pengaruh yang cukup kuat. Hubungan antara ulama dengan politisi NU
mulai berubah dan sangat dipengaruhi oleh kuatnya akses ekonomi dan politik dari kedua kelompok itu, politisi dan ulama, yang masing-masing terwadahi dalam lembaga Tanfidziyah dan Syuriah.
Melihat latar belakang NU yang demikian itu cukup menarik untuk diteliti bagaimana proses perkembangan NU ketika menghadapi tantangan baik itu yang bersifat indogin yakni benturan kepentingan antara kelompok yang mendukung aktivitas politik praktis NU dengan mereka yang menolak NU berpolitik maupun eksogin yakni perubahan konstelasi politik nasional.
Untuk mengarahkan penelitian ini semacam hipotesis atau perkiraan hasil yang akan dicapai sangat diperlukan.
Adapun bahan atau sumber penelitian yang diperlukan berlandaskan pada bahan-bahan tercetak berupa buku,artikel dan arsip baik yang sudah diterbitkan maupun yang masih tersimpan di perorangan dan PBNU Jakarta.
|