Summary: | Ukuran faring yang menyempit, dapat menyebabkan berubahnya cara bernapas dari melalui hidung menjadi melalui mulut, serta dapat memicu adaptasi postur kepala, terutama pada sudut (angulasi) kranioservikal yang diduga disebabkan oleh kompensasi atas adanya hambatan atau penyumbatan pada saluran pernapasan. Keseimbangan antara kekuatan otot-otot pipi dan lidah berubah akibat bernapas melalui mulut sehingga dapat mempengaruhi keseimbangan tumbuh kembang dentokraniofasial.
Penelitian ini merupakan studi komparatif dengan desain cross sectional pad a anak usia 7-11 tahun yang bersekolah dan bertempat tinggal di Kecamatan Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Subjek dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok I (subjek dengan bernapas melalui mulutl BM+) dan kelompok II (subjek tanpa bernapas melalui
mulutl BM-). Dilakukan pengukuran pad a variabel lebar ukuran faring, sudut kranioservikal, dan ukuran dentokraniofasial aspek vertikal. Rerata pad a tiap variabel antara kedua kelompok dibandingkan menggunakan uji-t independent dan uji Mann-Whitney. Analisis regresi linier digunakan untuk mengetahui pengaruh lebar
ukuran faring terhadap sudut kranioservikal dan ukuran dentokraniofasial aspek vertikal.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan (p
|