Pengaruh Pemikiran Ulama Timur Tengah terhadap Gerakan Islam Fundamentalisme di Yogyakarta dan Surakarta

Ada beberapa tahap masuknya Islam ke Indonesia, pada tahap pertama agama Islam masuk ke Indonesia melalui pola dagang dan sufi, dan pola kedua Islam masuk ke Indonesia melalui jalur poiitik, yaitu gerakan radikai-fundamentalis yang cenderung melakukan tindak kekerasan dalam pusat kekuasaan, penanama...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Istadiyantha, Istadiyantha
Format: Other
Language:English
Published: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UGM 2010
Subjects:
Online Access:https://repository.ugm.ac.id/285952/1/Pengaruh%20Pemikiran%20Ulama%20Timur%20Tengah%20Terhadap%20Gerakan%20Islam%20Fundamentalisme%20di%20Yogyakarta%20dan%20Surakarta_Istadiyantha_2010.pdf
Description
Summary:Ada beberapa tahap masuknya Islam ke Indonesia, pada tahap pertama agama Islam masuk ke Indonesia melalui pola dagang dan sufi, dan pola kedua Islam masuk ke Indonesia melalui jalur poiitik, yaitu gerakan radikai-fundamentalis yang cenderung melakukan tindak kekerasan dalam pusat kekuasaan, penanaman nilai-nilai Islam dilakukan secara paksa dengan mengabaikan faktor kultural. Dua pola gerakan ini yang menjadi dasar bagi gerakan selanjutnya. Proses penyebaran pemikiran Islam dari Timur Tengah dilakukan pula dengan adanya kontak antara para pejuang Afganistan yang datang dari berbagai negara untuk melakukan pendidikan militer di Peshawar Pakistan. Tahap berikutnya adalah penyebaran agama Islam ke Indonesia melalui jalur pendidikan. Pada pola ini, penyebaran ajaran Islam berlangsung melalui para ulama kepada mahasiswa yang belajar di Timur Tengah. Para alumnus inilah yang menyebarkan ajaran Islam di Indonesia. Pola lainnya adalah melalui transmisi buku-buku agama Islam dari bahasa Arab yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, hal ini juga mempengaruhi proses pemikiran masyarakat Indonesia terhadao ajaran Islam. Sehubungan dengan data-data yang ada dapat disimpulkan bahwa pemikiran Islam fundamentals merupakan suatu ajaran yang menyebar dari Timur Tengah ke seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia. Sehingga teori yang tepat untuk penelitian ini adalah teori difusi dengan paradigma historis. Gerakan Islam fundamentalis memiliki basis ideoiogi pemikiran dan strategi gerakan yang berbeda dengan ormas-ormas Islam Indonesia yang ada sebelumnya. Mereka ditengarai berhaluan puritan, memiliki karakter yang lebih miiitan, radikal, skripturalis, konservatif, dan ekslusif. Berbagai ormas baru ini memiliki platform yang beragam, tetapi pada umumnya memiliki kesamaan visi yaitu penerapan syariat Islambagi seluruh aspek kehidupan, termasuk dalam bernegara. Dekmejian membuat tipologi tentang gerakan Islam di dunia ini menjadi 4 kategori: 1) Islam Pragmatik bertahap (Gradualist-Pragmatic); 2) Islam Syl’ah Revolusioner (Revolutionary ShHte); 3) Islam Sunni Revolusioner {Revolutionary Sunni); dan 4) Dakwah Islam Murni {Messianic-Puritanical). Peneliti memusatkan kajian terhadap gerakan Islam Fundamenytalis yang ada di Yogyakarta dan Surakarta, karena kedua daerah ini memiliki nilai historis yang amat panting bagi tumbuhnya gerakan-gerakan Islam di Indonesia, sehingga merupakan representasi dari gerakan yang ada di Indonesia.