REVENUE FARMING AND IMPERIAL TRANSITION: AN ECONOMIC DIMENSION OF EARLY COLONIAL STATE FORMATION IN JAVA, C. 1800S-1820S

Sistem sewa lisensi pajak (pacht atau verpacthtingen dalam bahasa Belanda) adalah sebuah institusi fiskal yang sudah ada diJawa sejak masa pra-kolonial. Pada masa VOC. bangsa Belanda memodifikasi. melembagakan. dan memperluas sistem tersebut sebagai salah satu institusi fiskal mereka sebagai solusi...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Perpustakaan UGM, i-lib
Format: Article
Published: [Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada 2012
Subjects:
Description
Summary:Sistem sewa lisensi pajak (pacht atau verpacthtingen dalam bahasa Belanda) adalah sebuah institusi fiskal yang sudah ada diJawa sejak masa pra-kolonial. Pada masa VOC. bangsa Belanda memodifikasi. melembagakan. dan memperluas sistem tersebut sebagai salah satu institusi fiskal mereka sebagai solusi atas persoalan kekurangan sumber daya manusia dan hambatan administratif dalam pengumpulan pajak dari penduduk lokal. Berdasarkan alasan politik dan ekonomi. mereka memilih orang-orang Cina sebagai partner untuk menjalankan sistem tersebut. Dalam jangka panjang. sistem tersebut terbukti sangat efisien sehingga menyumbangkan pemasukan pajak yang substansial terhadap kas negara. Selama 'periode 'transisi imperial' dari tahun 1800-an hingga I820-an, berbagai rezim yang berkuasa mempertahankan sistem tersebut untuk membiayai agenda politik mereka. Tulisan ini berpendapat bahwa sistem inilah sebenarnya yang menjadi sumber finansial utama bagi bangsa Belanda dalam proses pembentukan negara kolonial di Jawa pada awal abad ke-19. Revenue farming (pacht or verpachtingen in Dutch) is a fiscal institution that existed in Java since the pre-colonial period. Duringthe VOC period, the Dutch modified, institutionalizedand extended it as one of their fiscalinstitutions to solve human resource shortage and administrative barriers in collecting taxes from local population. For politicaland economic reasons the Dutch favored the Chinese as main partners in operating the system. The system was proven efficientto an extent that it collected substantial revenue contribution to the state exchequer. During the period of 'imperial' transition from 1800suntil I820s, changingregimes inJavaretained the system to financetheir political agenda. This paper argues that revenue-farming system was the financialsource for the Dutch in establishing a real colonial state in Java.