PROSES PENGERINGAN SINGKONG (Manihot esculenta crantz) PARUT DENGAN MENGGUNAKAN PNEUMATIC DRYER

Ubi kayu (Manihot esculenta crantz) dalam keadaan segar tidak bertahan lama, karena memiliki kandungan air yang cukup tinggi. Penepungan merupakan salah satu cara untuk menyimpan bahan dalam waktu yang lebih lama Salah satu tahapan dalam pembuatan tepung singkong adalah pengeringan. Pneumatic (flas...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Karyadi, Joko Nugroho Wahyu, Primawati, Yenni Fauziah, Bintoro, Nursigit
Format: Conference or Workshop Item
Language:English
Published: 2012
Subjects:
Online Access:https://repository.ugm.ac.id/33063/1/TPP_9_-_Joko_Nugroho_W.K_p_96-104.pdf
Description
Summary:Ubi kayu (Manihot esculenta crantz) dalam keadaan segar tidak bertahan lama, karena memiliki kandungan air yang cukup tinggi. Penepungan merupakan salah satu cara untuk menyimpan bahan dalam waktu yang lebih lama Salah satu tahapan dalam pembuatan tepung singkong adalah pengeringan. Pneumatic (flash) dryern memanfaatkan hembusan udara panas berkecepatan tinggi sebagai media pengering. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengkaji proses pengeringan singkong parut dengan menggunakan pneumatic (flash) dryer. Bahan yang dikeringkan adalah singkong parut yang berkadar air 60%.. Alat yang digunakan adalah pengering tipe flash yang memiliki 3 buah heater sebagai pemanas udara, screw conveyor sebagai pengumpan bahan, dan cyclone untuk memisahkan udara dengan produk kering. Pengeringan dilakukan dengan 3 variasi laju aliran udara dan 3 variasi suhu. Variasi laju aliran udara dilakukan dengan mengatur bukaan inlet udara, yaitu 0,06 m3/s (bukaan 3/8), 0,09 m3/s (bukaan 4/8), dan 0,11 m3/s (bukaan 5/8). Sedangkan variasi suhu dilakukan dengan mengatur jumlah heater yang digunakan, yaitu 1 heater, 2 heater, dan 3 heater. Data properties udara, seperti suhu (lingkungan dan di dalam duct pengering) dan kelembaban relatif lingkungan sekitar diukur setiap 2 menit sekali. Dari penelitian ini diperoleh terminal velocity untuk singkong parut basah adalah 7,25-7,40 m/s, dengan laju pengeringan berkisar antara 0,008-0,033 %/detik. Efisiensi sistem pemanasan pada alat pengering ini sudah cukup baik, dengan rata-rata > 69%. Tepung singkong yang dihasilkan memiliki warna yang cenderung putih dan tidak kusam, beraroma khas singkong, dengan ukuran diameter partikel 0,0018±0,04 mm. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa suhu memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap penurunan kadar air singkong parut.