Daya guna Daunorubicin Introperatif dibanding Mitomycin-C Intraoperatif terhadap kekambuhan Pterigium

Daya guna Daunorubicin Introperatif dibanding Mitomycin-C Intraoperatif terhadap kekambuhan Pterigium

Bibliographic Details
Main Authors:	, WIDIATI, Retno, , Prof.Dr. Suhardjo, SU.,SpM(K)
Format:	Thesis
Published:	[Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada 2005
Subjects:	ETD

Similar Items

Perbandingan efektivitas antara metode transplantasi membran amnion kering dengan metode bare sclera dan mitomycin C intraoperatif dalam mencegah kekambuhan pterigium
by: , PRAYITNANINGSIH, Seskoati, et al.
Published: (2002)

Perbandingan efektivitas antara metode transplantasi membran amnion kering dengan metode bare sclera dan mitomycin C intraoperatif dalam mencegah kekambuhan pterigium
by: , PRAYITNANINGSIH, Seskoati, et al.
Published: (2002)

Keberhasilan operasi metode modifikasi Czermak dengan Merest Sklera Mitomicin C intraoperatif pada Pterigium Primer
by: , KATHMANSYAH, et al.
Published: (2005)

Dayaguna subkonjungtiva triamsinolon asetonide dibanding mitomisin-C terhadap kekambuhan pterigium primer dengan operasi merest sclera
by: , ASFANI, Siti, et al.
Published: (1998)

Perbandingan hasil guna mitomycin C subkonjungtiva dengan triamsinolon subkonjungtiva terhadap kekambuhan pterigium primer progresif yang dioperasi dengan metode Mc Reynolds
by: , CHANDRA, Donny Wishnu, et al.
Published: (2007)

Hasil guna mitomycin C intraoperatif dibanding 5-fluorouracil terhadap penurunan tekanan intra okular pada operasi trabekulektomi primer
by: , MARIA, Tengku Helena Ida, et al.
Published: (2008)

HUBUNGAN ANTARA PTERIGIUM PRIMER DAN REKUREN DENGAN KEKAMBUHAN PASCA OPERASI PTERIGIUM SECARA AUTOGRAF MENGGUNAKAN LEM FIBRIN
by: , Cisca Kuswidyati, et al.
Published: (2012)

Human papillomavirus pada pterigium progresif dan pterigium stasioner
by: , SIDHARTA, Bragastio, et al.
Published: (2010)

Umur dan jenis gambaran patologi anatomik sebagai risiko kekambuhan pterigium
by: , WIDAGDI, Sri, et al.
Published: (1994)

Umur dan jenis gambaran patologi anatomik sebagai risiko kekambuhan pterigium
by: , WIDAGDI, Sri, et al.
Published: (1994)

Perbandingan ekspresi MMP-1 pada pterigium primer progresif pasca injeksi mitomycin C dan 5-fluorouracil subkonjungtiva
by: , OETOYO, Ayu Suryaningsih, et al.
Published: (2009)

Sindrom kekeringan air mata hasil guna siklosporina dibanding prednisolon topikal terhadap perbaikan metaplasi skuamosa dan densitas sel Goblet Konjungtiva
by: , SUPANJI, et al.
Published: (2006)

Perbandingan efektivitas antara metode transplantasi autograft limbus konjungtiva dengan metode transplantasi membran amnion kering dalam mencegah kekambuhan pterigium primer
by: , HARYONO, Tri Agus, et al.
Published: (2007)

Gambaran imunoglobulin E dan imunoglobulin G pada pterigium progresif
by: , YUDONO, Haryo, et al.
Published: (1999)

Prevalensi dan faktor risiko Pterigium pada populasi dewasa Suku Bangsa Jawa di Indonesia :: Studi Mata Yogyakarta
by: , PARAMITA, Rastri, et al.
Published: (2008)

Perbandingan ekspresi TGF Beta Konjungtiva setelah pemberian Mitomycin C subkonjungtiva dan Triamsinolon asetonide subkonjungtiva pada Pterigium Primer Progresif
by: , NUGRAHANI, Ida, et al.
Published: (2006)

Perbandingan efektivitas antara metode Aransplantasi autograft Limbus Konjungtiva dengan metode Mc Reynolds dalam mencegah kekambuhan pterisium primer
by: , SOEDARMANTO, Moeh, et al.
Published: (2004)

Daya guna kurkuminoid tetes mata pada reaksi radang pasca konjungtiva mata kelinci
by: , SIDHARTO, Bagus, et al.
Published: (2003)

Daya guna kurkuminoid tetes mata pada reaksi radang pasca konjungtiva mata kelinci
by: , SIDHARTO, Bagus, et al.
Published: (2003)

Distribusi sel T CD4 plus dan sel T CD8 plus pada pterigium progresif dan stasioner
by: , YUDONO, Raden Haryo, et al.
Published: (2009)

Pemberian mitomisin-C 0,045 tetes mata Pasca bedah :: Untuk mencegah kekambuhan Pterigium
by: , HARYANTI, Tuti, et al.
Published: (1990)

Pemberian mitomisin-C 0,045 tetes mata Pasca bedah :: Untuk mencegah kekambuhan Pterigium
by: , HARYANTI, Tuti, et al.
Published: (1990)

Daya guna aminofilin dibanding kafein disamping terapi untuk mencegah apnea bayi kurang bulan
by: , Hendy, et al.
Published: (2013)

Hasil guna tetes telinga bifonasol dibanding nistatin pada otomikosis
by: , RIYADI, Eko Tavip, et al.
Published: (2002)

Daya guna seduhan bunga melati (Jasminum Sambac) dibandingkan dengan natrium diklofenak 1 persen (Noncort ) tetes mata untuk mengurangi hiperemia konjungtiva pada mata kelinci
by: , ABDAN, Arsil, et al.
Published: (2007)

PERBEDAAN EKSPRESI INTERLEUKIN (IL) -1Î± PADA PTERIGIUM PRIMER PROGRESIF SETELAH PEMBERIAN INJEKSI MITOMICIN C DAN 5- FLUOROURACIL INTRALESI SEBELUM OPERASI
by: , EVA REVANA, et al.
Published: (2011)

Daya guna Lidokain dibanding Rokuronium untuk mencegah nyeri otot pasca operasi setelah pemberian suksinilkolin
by: , RACHMAD, Basuki, et al.
Published: (2006)

Hasil guna terapi Klorokuin dibanding kombinasi klorokuin
by: , WIDYATMOKO, Sigit, et al.
Published: (2003)

Perbandingan antara daya guna injeksi triamsinolon dan deksametason intralesi dalam mencegah kekambuhan kalazion pasca bedah
by: , PRAWARA, et al.
Published: (1992)

Perbandingan antara daya guna injeksi triamsinolon dan deksametason intralesi dalam mencegah kekambuhan kalazion pasca bedah
by: , PRAWARA, et al.
Published: (1992)

Ketepatan diagnosis klinik konjungtivitis kromatosa menurut kreteria WHO dibanding dengan pemeriksaan direct monoclonal fluorescent antibody
by: , MUDJAJANTI DJ., Rochasih, et al.
Published: (1998)

Hasil guna terapi oklusi 4 jam perhari dan 2 jam perhari pada penderita Ambliopia
by: , SURYANTO, Budi, et al.
Published: (2006)

Hasil guna terapi eradikasi Helicobacter Pylori pada anak menggunakan terapi tripel dibanding terapi dual
by: , LISKA, Yosianna, et al.
Published: (2004)

Perbedaan ekspresi transforming growth factor Beta (TGFBeta) pada pterigium stasioner, pterigium progresif dan pterigium progresif setelah pemberian kortikosteroid topikal
by: , ISWORO, Dian, et al.
Published: (2001)

Hasil guna pengobatan Betahistin Dihidroklorid dibanding flunarisin pada vertigo perifer
by: , MUZAYYIN, Ahmad, et al.
Published: (2006)

Perbandingan hasil guna tetes povidone iodine 1 persen dengan tetes mata kloramfenikol 0,5 persen pada penderita konjungtivitis bakterial non Neisseria Gonorrhoeae
by: , SUDARMO, Wahyu, et al.
Published: (2006)

Daya guna Dexmedetomidine dibanding Midazolam sebagai premedikasi terhadap respon yang timbul akibat penggunaan Ketamine pada Total Intravenous Anesthesia (TIVA)
by: , EVAWANI AD., Ayu, et al.
Published: (2005)

Uji banding pengobatan tonsilofaringitis bakterial akuta menggunakan ofloksasin dengan amoksisilin evaluasi terhadap daya guna klinis, bakterial dan kekambuhan
by: , GOFUR, Makmuridin, et al.
Published: (1993)

Uji banding pengobatan tonsilofaringitis bakterial akuta menggunakan ofloksasin dengan amoksisilin evaluasi terhadap daya guna klinis, bakterial dan kekambuhan
by: , GOFUR, Makmuridin, et al.
Published: (1993)

Daya guna Losio ekstrak teh hijau 2,5 persen dibanding Losio ekstrak teh hijau 5 persen pada pencerahan kulit
by: , JONARIA, Esta Eradima, et al.
Published: (2005)