Human papillomavirus pada pterigium progresif dan pterigium stasioner

Human papillomavirus pada pterigium progresif dan pterigium stasioner

Bibliographic Details
Main Authors:	, SIDHARTA, Bragastio, , Prof. dr. Suhardjo, SU., Sp.M(K)
Format:	Thesis
Published:	[Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada 2010
Subjects:	ETD

Similar Items

Perbedaan ekspresi transforming growth factor Beta (TGFBeta) pada pterigium stasioner, pterigium progresif dan pterigium progresif setelah pemberian kortikosteroid topikal
by: , ISWORO, Dian, et al.
Published: (2001)

Distribusi sel T CD4 plus dan sel T CD8 plus pada pterigium progresif dan stasioner
by: , YUDONO, Raden Haryo, et al.
Published: (2009)

Gambaran imunoglobulin E dan imunoglobulin G pada pterigium progresif
by: , YUDONO, Haryo, et al.
Published: (1999)

PERBEDAAN EKSPRESI TRANSFORMING GROWTH FACTOR b(beta) (TGF b(beta)) PADA PTERIGIUM STASIONER, PTERIGIUM PROGRESIF, DAN PTERIGIUM PROGRESIF SETELAH PEMBERIAN KORTIKOSTEROID TOPIKAL
by: , Agus Supartoto
Published: (2001)

Perbandingan ekspresi MMP-1 pada pterigium primer progresif pasca injeksi mitomycin C dan 5-fluorouracil subkonjungtiva
by: , OETOYO, Ayu Suryaningsih, et al.
Published: (2009)

PERBEDAAN EKSPRESI INTERLEUKIN (IL) -1Î± PADA PTERIGIUM PRIMER PROGRESIF SETELAH PEMBERIAN INJEKSI MITOMICIN C DAN 5- FLUOROURACIL INTRALESI SEBELUM OPERASI
by: , EVA REVANA, et al.
Published: (2011)

Perbandingan ekspresi P53 pada pterigium primer progresif dengan dan tanpa injeksi triamcinolone acetonide
by: , HANDOKO, Syenny Budi, et al.
Published: (2008)

Perbandingan ekspresi P 53 pada pterigium primer progresif setelah pemberian injeksi subkonjungtiva mitomicin C dan 5 fluorouracil
by: , ANUGRAHSARI, Santi, et al.
Published: (2009)

Keberhasilan operasi metode modifikasi Czermak dengan Merest Sklera Mitomicin C intraoperatif pada Pterigium Primer
by: , KATHMANSYAH, et al.
Published: (2005)

Daya guna Daunorubicin Introperatif dibanding Mitomycin-C Intraoperatif terhadap kekambuhan Pterigium
by: , WIDIATI, Retno, et al.
Published: (2005)

HUBUNGAN ANTARA PTERIGIUM PRIMER DAN REKUREN DENGAN KEKAMBUHAN PASCA OPERASI PTERIGIUM SECARA AUTOGRAF MENGGUNAKAN LEM FIBRIN
by: , Cisca Kuswidyati, et al.
Published: (2012)

Prevalensi dan faktor risiko Pterigium pada populasi dewasa Suku Bangsa Jawa di Indonesia :: Studi Mata Yogyakarta
by: , PARAMITA, Rastri, et al.
Published: (2008)

Perbandingan ekspresi TGF Beta Konjungtiva setelah pemberian Mitomycin C subkonjungtiva dan Triamsinolon asetonide subkonjungtiva pada Pterigium Primer Progresif
by: , NUGRAHANI, Ida, et al.
Published: (2006)

Perbandingan ekspresi matrix metallo proteinase-1 (MMP-1) pada pterigium primer progresif dengan dan tanpa injeksi triamcinolone acetonide subkonjungtiva
by: , SOPHIAN, Darmawan M, et al.
Published: (2008)

Umur dan jenis gambaran patologi anatomik sebagai risiko kekambuhan pterigium
by: , WIDAGDI, Sri, et al.
Published: (1994)

Umur dan jenis gambaran patologi anatomik sebagai risiko kekambuhan pterigium
by: , WIDAGDI, Sri, et al.
Published: (1994)

Perbedaan ekspresi transforming growth factor (TGF) beta pada pterigium primer progresif setelah pemberian injeksi mitomisin C (MMC) dan 5-fluorouracil (5 FU) intralesi sebelum operasi
by: , MEIDA, Nur Shani, et al.
Published: (2010)

Perbandingan efektivitas antara metode transplantasi membran amnion kering dengan metode bare sclera dan mitomycin C intraoperatif dalam mencegah kekambuhan pterigium
by: , PRAYITNANINGSIH, Seskoati, et al.
Published: (2002)

Perbandingan efektivitas antara metode transplantasi membran amnion kering dengan metode bare sclera dan mitomycin C intraoperatif dalam mencegah kekambuhan pterigium
by: , PRAYITNANINGSIH, Seskoati, et al.
Published: (2002)

Kuantitas dan kualitas sel goblet konjungtiva pada penderita pterigium
by: , SULISTYAWATI, Francisca Endang, et al.
Published: (1999)

Perbandingan hasil guna mitomycin C subkonjungtiva dengan triamsinolon subkonjungtiva terhadap kekambuhan pterigium primer progresif yang dioperasi dengan metode Mc Reynolds
by: , CHANDRA, Donny Wishnu, et al.
Published: (2007)

Dayaguna subkonjungtiva triamsinolon asetonide dibanding mitomisin-C terhadap kekambuhan pterigium primer dengan operasi merest sclera
by: , ASFANI, Siti, et al.
Published: (1998)

PERBEDAAN KLINIS PASKA OPERASI PTERIGIUM SECARA AUTOGRAF ANTARA LEM FIBRIN DENGAN BENANG POLYGLYCOLIC ACID 10-0
by: , Mandiri Nindiaari, et al.
Published: (2011)

Perbandingan efektivitas antara metode transplantasi autograft limbus konjungtiva dengan metode transplantasi membran amnion kering dalam mencegah kekambuhan pterigium primer
by: , HARYONO, Tri Agus, et al.
Published: (2007)

Perbandingan pengaruh operasi pterigium dengan metode Bare Sclera dan MC Reynolds terhadap astigmat kornea
by: , JUNAEDI, Muhammad, et al.
Published: (1992)

Perbandingan pengaruh operasi pterigium dengan metode Bare Sclera dan MC Reynolds terhadap astigmat kornea
by: , JUNAEDI, Muhammad, et al.
Published: (1992)

Utilización de la membrana amniótica radioesterilizada en cirugía de pterigium Use of membrane amniotic radio sterilized in pterigium surgery
by: Belmary Aragonés Cruz
Published: (2006-12-01)

Pemberian mitomisin-C 0,045 tetes mata Pasca bedah :: Untuk mencegah kekambuhan Pterigium
by: , HARYANTI, Tuti, et al.
Published: (1990)

Pemberian mitomisin-C 0,045 tetes mata Pasca bedah :: Untuk mencegah kekambuhan Pterigium
by: , HARYANTI, Tuti, et al.
Published: (1990)

Possibilities of prevention of recurrent pterigium after surgical treatment
by: A.N. Bochkareva, et al.
Published: (2018-07-01)

Kapabilitas resolusi metode-metode estimasi spektral daya pada isyarat stasioner dan non-stasioner
by: , SIANIPAR, Rismon Hasiholan, et al.
Published: (2001)

PENENTUAN PREMI STASIONER DAN EFISIENSI PREMI BERDASARKAN DISTRIBUSI STASIONER PADA BONUS-MALUS SYSTEM (BMS)
by: , Wira Darmiza, S.Si, et al.
Published: (2012)

Sistem saringan penyakit pterigium untuk imej mata terangkum hadapan
by: Siti Nur Aishah Ahmad,, et al.
Published: (2019)

Comportamiento clínico epidemiológico del pterigium en una población ecuatoriana
by: Juan Carlos Góngora Torres, et al.
Published: (2014-08-01)

Hasil guna terapi oklusi 4 jam perhari dan 2 jam perhari pada penderita Ambliopia
by: , SURYANTO, Budi, et al.
Published: (2006)

Factores predictivos de recurrencia del pterigium primario Predictive factors of primary pterygium recurrence
by: Belmary Aragonés Cruz, et al.
Published: (2008-12-01)

Perbandingan Derajat Hiperemis Pascabedah Pterigium Inflamasi antara Teknik Lem Fibrin Otologus dan Teknik Jahitan
by: Maula Rifada, et al.
Published: (2013-09-01)

PERBEDAAN KUALITAS HIDUP YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN PADA PENDERITA NON PROLIFERATIVE DIABETIC RETINOPATHY DAN PROLIFERATIVE DIABETIC RETINOPATHY
by: , Guntur Susetyo, et al.
Published: (2013)

Perbedaan kadar malondialdehid pada lensa katarak komplikata dengan dan tanpa pemberian tetes mata natrium diklofenak 0,1 sebelum operasi
by: , WIDOWATI, Wiwik, et al.
Published: (2004)

Caracterización clínico-epidemiológica del pterigium primario. Área de salud Andrés Eloy Blanco. Venezuela
by: Diana González Poveda, et al.
Published: (2013-07-01)