PENGARUH JENIS KAYU TERHADAP PERTUMBUHAN DUA JENIS JAMUR SEBAGAI PRAPERLAKUAN PADA PEMANFAATANNYA UNTUK ENERGI

ABSTRAK Semakin berkurangnya potensi bahan bakar fosil menuntut usaha yang semakin keras untuk menemukan jenis bahan bakar pengganti yang dapat diperbaharui. Kayu dapat digunakan sebagai bahan baku bio-etanol. Sebagai bahan baku bio-etanol serbuk kayu memiliki keunggulan, yaitu potensinya berlimp...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Irawati, Denny, Sutapa, Johanes Pramana
Format: Other
Language:English
Published: Fakultas Kehutanan UGM 2013
Subjects:
Online Access:https://repository.ugm.ac.id/92216/1/PENGARUH%20JENIS%20KAYU%20TERHADAP%20PERTUMBUHAN%20DUA%20JENIS%20JAMUR%20SEBAGAI%20PRAPERLAKUAN%20PADA%20PEMANFAATAN%20UNTUK%20ENERGI.pdf
Description
Summary:ABSTRAK Semakin berkurangnya potensi bahan bakar fosil menuntut usaha yang semakin keras untuk menemukan jenis bahan bakar pengganti yang dapat diperbaharui. Kayu dapat digunakan sebagai bahan baku bio-etanol. Sebagai bahan baku bio-etanol serbuk kayu memiliki keunggulan, yaitu potensinya berlimpah, harganya murah dan tidak bersaing dengan penggunaan manusia sebagai sumber bahan makanan. Akan tetapi sebagai materi lignoselulotik, kendala yang dihadapi serbuk kayu sebagai bahan baku etanol adalah adanya kandungan lignin di dalam kayu. Oleh karena itu untuk meningkatkan produk etanol dari kayu diperlukan tindakan untuk menghilangkan atau setidaknya mengurangi kandungan ligninnya terlebih dahulu. Proses pendegradasian lignin dari dalam kayu dapat dilakukan secara biologi dengan menggunakan jamur pelapuk putih. Beberapa jenis jamur yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat seperti jamur kuping (Auricularia auricula-judae) dan jamur shiitake (Lentinus edodes) ternyata juga merupakan jamur pelapuk putih dan secara selektif dapat mendegradasi lignin di dalam kayu, sehingga pembudidayaan jenis-jenis jamur yang dapat dikonsumsi tersebut dapat merupakan cara pretreatmen untuk mengurangi kadar lignin pada serbuk kayu. Pembudidayaan jamur konsumsi ini perlu terus ditingkatkan, karena selain menghasilkan jamur yang dapat dimakan, limbah medianya juga merupakan potensi yang besar untuk bahan baku bio-etanol. Sejauh ini jenis jamur seperti yang tersebut di atas telah banyak dibudidayakan oleh masyarakat dengan menggunakan kayu Sengon sebagai medianya. Belum ada penelitian untuk menggunakan jenis kayu lain untuk budidaya jamur konsumsi tersebut. Namun sesungguhnya setiap spesies jamur memiliki persyaratan kondisi pertumbuhan yang berbeda, khususnya media, yang sangat berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan miselia. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh interaksi antara jenis media dengan jenis jamur terhadap pertumbuhan miselia. Penelitian ini dilakukan dengan menumbuhkan jamur kuping (A. auricula-judae) dan jamur shiitake (L. edodes) pada media yang terbuat dari kayu gliriside, lamtoro, dan johar. Sebelum diinokulasi dengan jamur, masing-masing media dianalisis kandungan kimianya (ekstraktif, holoselulosa, alfaselulosa, Klason lignin, lignin terlarut asam, dan abu). Media jamur dibuat dari serbuk kayu yang ditambah dengan nutrisi dan mineral. Kemudian ke dalam media tersebut juga ditambahkan air hingga kadar air media mencapai kurang lebih 70%. Media seberat 20 g kemudian dimasukkan kedalam petri disk, disterilisasi, dan diinokulasi dengan bibit masing-masing jamur. Pertumbuhan miselia jamur diukur dengan cara mengukur panjang miselia yang nampak pada permukaan media setiap 2 hari hingga pertumbuhan miselia memenuhi petri disk. Terdapat interaksi antara jenis kayu dan jenis jamur terhadap pertumbuhan miselia Kayu Lamtoro dan Gliriside merupakan jenis yang baik untuk pertumbuhan miselia jamur Kuping dengan kecepatan pertumbuhan rata-rata sebesar 2,56 dan 2,16 mm/hari, sedangkan kayu Gliriside dan Johar merupakan jenis yang terbaik untuk pertumbuhan miselia jamur Shiitake, dengan kecepatan pertumbuhan rata-rata sebesar 2,25 dan 2,04 mm/hari. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara komponen kimia kayu dengan kecepatan pertumbuhan miselia masing-masing jamur.