PENGEMBANGAN SKIN TEST UNTUK DIAGNOSIS TOXOPLASMOSIS DENGAN MENGGUNAKAN PROTEIN MEMBRAN TAKIZOIT
Toksoplasmosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh parasit protozoa Toxoplasma gondii. Pada manusia, infeksi toksoplasmosis selalu menghantui pada, kaum wanita dan terutama ibu ibu yang sedang hamil. Sedangkan pada hewan dapat bertindak sebagai hospes perantara infeksi ke manusia dan menye...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Published: |
[Yogyakarta] : Lembaga Penelitian
2002
|
_version_ | 1826044126671405056 |
---|---|
author | , Wisnu Nurcahyo |
author_facet | , Wisnu Nurcahyo |
author_sort | , Wisnu Nurcahyo |
collection | UGM |
description | Toksoplasmosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh parasit protozoa Toxoplasma gondii. Pada manusia, infeksi toksoplasmosis selalu menghantui pada, kaum wanita dan terutama ibu ibu yang sedang hamil. Sedangkan pada hewan dapat bertindak sebagai hospes perantara infeksi ke manusia dan menyebabkan abortus, kematian dini dan kelainan kongenital pada domba dan kambing. Berbagai upaya pencegahan telah dilakukan, namun dihadapkan pada kendala spesifitas, sensitivitas, biaya, dan kepraktisannya dalam aplikasinya pada hewan. Atas dasar pemikiran tersebut, penelitian ini ditekankan pada upaya isolasi dan identifikasi protein membran takizoit, deteksi bradizoit di dalam organ/jaringan dan penentuan kadar protein membran takizoit yang dapat dimanfaatkan untuk diagnosa akut toksoplasmosis. Hingga saat ini masih belum ada perangkat diagnosa yang baik untuk diagnosa toksoplasmosis pada, hewan di lapangan. Melalui pendekatan aplikasi skin test untuk diagnosis diharapkan dapat mengatasi permasalahan keterbatasan dalam diagnosa toksoplasmosis. Protein membran Toxoplasma gondii diketahui memiliki peran biologis yang penting. Protein membran yang dikenal dengan SAG1 dan SAG2 ini merupakan antigen yang diekspresikan oleh parasit ini selama stadium takizoit. Perkembangan penelitian di bidang parasitologi yang pesat memungkinkan identifikasi dan karakterisasi antigen yang berasal dari protein membran untuk dapat dikembangkan lebih lanjut dengan spesifitas dan sensitivitas yang jauh lebih baik daripada metode konvensional, sehingga dapat diperoleh kandidat protein antigen yang tepat dan mampu memberikan respon imun yang lebih baik bagi pencegahan, pengendalian dan terapi toksoplasmosis. Toxoplasma gondii diisolasi dan hewan yang diketahui menderita toksoplasmosis. Parasit tersebut diperbanyak secara in vivo pada mencit strain Balb/c. Untuk mengetahui tingkat produksi pada hewan percobaan, takizoit kembali diinfeksikan pada mencit secara intraperitoneal dengan dosis bertingkat 1, 10, 100, 1000 dan 10000. Selanjutnya hewan percobaan akan menunjukkan gejala klinis dengan menghasilkan cairan ascites. Cairan tersebut diambil dari rongga abdomen dan dihitung jumlah takizoitnya. Cairan dengan takizoit lalu dikumpulkan dan diisolasi protein membrannya. Protein membran dan soluble dari takizoit selanjutnya diidentifikasi dengan Sodium Dodecyl Sulphate Polyacrylamide Gel Electrophorese (SDS PAGE). Protein dengan berat molekul spesifik diidentifikasi dan dibandingkan dengan berat molekul standar. Protein membran yang terkumpul selanjutnya diukur konsentrasinya. Untuk identifikasi bradizoit, setelah 5 hari diinfeksi dengan takizoit mencit diobati dengan Sodium Sulfadiazine 15 mg/100 ml air minum dari hari ke 4 hingga 12 setelah infeksi. Sista sista yang terbentuk dari organ otak, otot, jantung, limfa dan hepar kemudian diidentifikasi untuk selanjutnya ditentukan organ yang paling banyak menghasilkan bradizoit. Setelah dibunuh, dilakukan nekropsi dan dari jaringan jaringan tersebut kemudian dibuat preparat histopatologi. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan darah dari hewan yang diinfeksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi takizoit dan isolat lokal Toxoplasma gondii dengan menggunakan mencit pada kelompok infeksi 10 takizoit menghasilkan 1,48 X 106, kelompok infeksi 100 menghasilkan 1,96 X 108 dan kelompok infeksi 1000 takizoit menghasilkan 1,48 X 109 takizoit. Sedangkan pada kelompok infeksi 1 (dosis tunggal) tidak terjadi infeksi sehingga tidak menghasilkan takizolt dan pada infeksi dengan dosis 104 diketahui semua hewan percobaan mati karena infeksi terlalu berat. Untuk mendapatkan sista bradizoit terbanyak diperoleh dari jaringan otak dan kemudian disusul otot diafragma. Identifikasi terhadap protein membran takizoit menunjukkan adanya variasi protein dengan berat molekul mulai dari 22, 30, 40, 54, 61, 66, 70 dan 96 kDa. Protein 30 kDa dan 61 kDa merupakan protein membran dominan yang ada pada stadium takizoit. Dan setiap ekor mencit yang diinfeksi dengan dosis 1 X 107 takizoit dapat menghasilkan protein membran sebesar 18,75 mg. |
first_indexed | 2024-03-13T22:15:04Z |
format | Article |
id | oai:generic.eprints.org:92223 |
institution | Universiti Gadjah Mada |
last_indexed | 2024-03-13T22:15:04Z |
publishDate | 2002 |
publisher | [Yogyakarta] : Lembaga Penelitian |
record_format | dspace |
spelling | oai:generic.eprints.org:922232014-11-28T07:37:22Z https://repository.ugm.ac.id/92223/ PENGEMBANGAN SKIN TEST UNTUK DIAGNOSIS TOXOPLASMOSIS DENGAN MENGGUNAKAN PROTEIN MEMBRAN TAKIZOIT , Wisnu Nurcahyo Toksoplasmosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh parasit protozoa Toxoplasma gondii. Pada manusia, infeksi toksoplasmosis selalu menghantui pada, kaum wanita dan terutama ibu ibu yang sedang hamil. Sedangkan pada hewan dapat bertindak sebagai hospes perantara infeksi ke manusia dan menyebabkan abortus, kematian dini dan kelainan kongenital pada domba dan kambing. Berbagai upaya pencegahan telah dilakukan, namun dihadapkan pada kendala spesifitas, sensitivitas, biaya, dan kepraktisannya dalam aplikasinya pada hewan. Atas dasar pemikiran tersebut, penelitian ini ditekankan pada upaya isolasi dan identifikasi protein membran takizoit, deteksi bradizoit di dalam organ/jaringan dan penentuan kadar protein membran takizoit yang dapat dimanfaatkan untuk diagnosa akut toksoplasmosis. Hingga saat ini masih belum ada perangkat diagnosa yang baik untuk diagnosa toksoplasmosis pada, hewan di lapangan. Melalui pendekatan aplikasi skin test untuk diagnosis diharapkan dapat mengatasi permasalahan keterbatasan dalam diagnosa toksoplasmosis. Protein membran Toxoplasma gondii diketahui memiliki peran biologis yang penting. Protein membran yang dikenal dengan SAG1 dan SAG2 ini merupakan antigen yang diekspresikan oleh parasit ini selama stadium takizoit. Perkembangan penelitian di bidang parasitologi yang pesat memungkinkan identifikasi dan karakterisasi antigen yang berasal dari protein membran untuk dapat dikembangkan lebih lanjut dengan spesifitas dan sensitivitas yang jauh lebih baik daripada metode konvensional, sehingga dapat diperoleh kandidat protein antigen yang tepat dan mampu memberikan respon imun yang lebih baik bagi pencegahan, pengendalian dan terapi toksoplasmosis. Toxoplasma gondii diisolasi dan hewan yang diketahui menderita toksoplasmosis. Parasit tersebut diperbanyak secara in vivo pada mencit strain Balb/c. Untuk mengetahui tingkat produksi pada hewan percobaan, takizoit kembali diinfeksikan pada mencit secara intraperitoneal dengan dosis bertingkat 1, 10, 100, 1000 dan 10000. Selanjutnya hewan percobaan akan menunjukkan gejala klinis dengan menghasilkan cairan ascites. Cairan tersebut diambil dari rongga abdomen dan dihitung jumlah takizoitnya. Cairan dengan takizoit lalu dikumpulkan dan diisolasi protein membrannya. Protein membran dan soluble dari takizoit selanjutnya diidentifikasi dengan Sodium Dodecyl Sulphate Polyacrylamide Gel Electrophorese (SDS PAGE). Protein dengan berat molekul spesifik diidentifikasi dan dibandingkan dengan berat molekul standar. Protein membran yang terkumpul selanjutnya diukur konsentrasinya. Untuk identifikasi bradizoit, setelah 5 hari diinfeksi dengan takizoit mencit diobati dengan Sodium Sulfadiazine 15 mg/100 ml air minum dari hari ke 4 hingga 12 setelah infeksi. Sista sista yang terbentuk dari organ otak, otot, jantung, limfa dan hepar kemudian diidentifikasi untuk selanjutnya ditentukan organ yang paling banyak menghasilkan bradizoit. Setelah dibunuh, dilakukan nekropsi dan dari jaringan jaringan tersebut kemudian dibuat preparat histopatologi. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan darah dari hewan yang diinfeksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi takizoit dan isolat lokal Toxoplasma gondii dengan menggunakan mencit pada kelompok infeksi 10 takizoit menghasilkan 1,48 X 106, kelompok infeksi 100 menghasilkan 1,96 X 108 dan kelompok infeksi 1000 takizoit menghasilkan 1,48 X 109 takizoit. Sedangkan pada kelompok infeksi 1 (dosis tunggal) tidak terjadi infeksi sehingga tidak menghasilkan takizolt dan pada infeksi dengan dosis 104 diketahui semua hewan percobaan mati karena infeksi terlalu berat. Untuk mendapatkan sista bradizoit terbanyak diperoleh dari jaringan otak dan kemudian disusul otot diafragma. Identifikasi terhadap protein membran takizoit menunjukkan adanya variasi protein dengan berat molekul mulai dari 22, 30, 40, 54, 61, 66, 70 dan 96 kDa. Protein 30 kDa dan 61 kDa merupakan protein membran dominan yang ada pada stadium takizoit. Dan setiap ekor mencit yang diinfeksi dengan dosis 1 X 107 takizoit dapat menghasilkan protein membran sebesar 18,75 mg. [Yogyakarta] : Lembaga Penelitian 2002 Article NonPeerReviewed , Wisnu Nurcahyo (2002) PENGEMBANGAN SKIN TEST UNTUK DIAGNOSIS TOXOPLASMOSIS DENGAN MENGGUNAKAN PROTEIN MEMBRAN TAKIZOIT. text. http://repository.ugm.ac.id/digitasi/index.php?module=cari_hasil_full&idbuku=7 |
spellingShingle | , Wisnu Nurcahyo PENGEMBANGAN SKIN TEST UNTUK DIAGNOSIS TOXOPLASMOSIS DENGAN MENGGUNAKAN PROTEIN MEMBRAN TAKIZOIT |
title | PENGEMBANGAN SKIN TEST UNTUK DIAGNOSIS TOXOPLASMOSIS DENGAN MENGGUNAKAN PROTEIN MEMBRAN TAKIZOIT |
title_full | PENGEMBANGAN SKIN TEST UNTUK DIAGNOSIS TOXOPLASMOSIS DENGAN MENGGUNAKAN PROTEIN MEMBRAN TAKIZOIT |
title_fullStr | PENGEMBANGAN SKIN TEST UNTUK DIAGNOSIS TOXOPLASMOSIS DENGAN MENGGUNAKAN PROTEIN MEMBRAN TAKIZOIT |
title_full_unstemmed | PENGEMBANGAN SKIN TEST UNTUK DIAGNOSIS TOXOPLASMOSIS DENGAN MENGGUNAKAN PROTEIN MEMBRAN TAKIZOIT |
title_short | PENGEMBANGAN SKIN TEST UNTUK DIAGNOSIS TOXOPLASMOSIS DENGAN MENGGUNAKAN PROTEIN MEMBRAN TAKIZOIT |
title_sort | pengembangan skin test untuk diagnosis toxoplasmosis dengan menggunakan protein membran takizoit |
work_keys_str_mv | AT wisnunurcahyo pengembanganskintestuntukdiagnosistoxoplasmosisdenganmenggunakanproteinmembrantakizoit |