Summary: | Pratylenchus coffeae merupakan salah satu hama utama tanaman kopi yang dapat menyebabkan kehilangan hasil sebesar 28,7 78,5%. Akhir akhir ini pengaruh negatif penggunaan pestisida kimia terhadap lingkungan menjadi masalah yang serius, sehingga mendorong usaha untuk mencari cara pengendalian nematoda parasit yang aman dan akrab lingkungan. Pemanfaatan mikroba kitinolitik sebagai agens untuk mengendalikan nematoda parasit mempunyai masa depan yang baik, karena mikroba tersebut mampu menghasilkan enzim kitinase yang dapat menghidroliser kulit telur nematoda yang mengandung kitin. Selain itu degradasi bahan organik dan kitin oleh mikroba kitinolitik sering kali menghasilkan senyawa yang toksik bagi nematoda. Hal tersebut telah terbukti pada penelitian tahap I dalam skala rumah kaca. Pada tahap II, isolat mikroba kitinolifik terpilih setelah ditumbuhkan pada media dari limbah pertanian (campuran onggok, sekam padi, tepung tapioka dan bubuk cangkang udang), diaplikasikan di kebun kopi Sumber Asin, Malang. Eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap Berkelompok dengan 9 perlakuan: isolat S1, isolat T1, isolat Ck3, isolat Ck5, media, kontrol, serbuk daun mimba, Paecilomyces strain PL 251 dan Curater 3G. Semua perlakuan diulang 4 kali dan setiap perlakuan terdiri atas 5 tanaman kopi. Pengamatan populasi nematoda dilakukan sehari sebelum aplikasi, 30, 60, dan 90 hari setelah aplikasi. Intensitas kerusakan akar diamati pada 90 hari setelah aplikasi, sedangkan fitotoksisitas secara visual diamati setiap hari selama 7 hari setelah aplikasi. Berdasarkan hasil penelitian biopestisida berbahan aktif mikroba kitinolifik isolat S1, efektif mengendalikan P. coffeae (16,99%) dari pada isolat T1, Ck3 dan Ck5 hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Svitil et al (1977), bahwa kemampuan masing masing isolat mikroba kitinolitik menunjukkan adanya hubungan yang spesifik dengan struktur kitin. Komposisi medium terbaik untuk formulasi biopestisida adalah onggok (30,91%), sekam padi (54,54%), tepung tapioka (4,54%), pupuk kandang/kotoran ayam (9,1%), dan bubuk kitin (0,19%) dengan kadar air medium 40%. Oleh karena itu, di masa mendatang dapat diharapkan biopestisida tersebut dapat lebih bermanfaat karena bahan bahan formulasinya mudah diperoleh dan murah. Selama pengamatan tidak ada gejala fitotoksis pada tanaman kopi yang diperlakukan dengan biopestisida berbahan aktif mikroba kitinolitik.
|