BIAS GENDER DALAM KEBIJAKAN ORANG TUA TERHADAP PEMILIHAN PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI DI PERGURUAN TINGGI

Pemilihan program studi di Perguruan Tinggi pada hakikatnya terkait dan merupakan kelanjutan dari pemilihan dan penentuan penjurusan di jenjang Sekolah Menengah tingkat Atas (SMU). Meskipun demikian diduga keras penentuan dan pemilihan jurusan yang berakibat pada peluang pemilihan program studi di p...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: , Djoko Dwiyanto
Format: Article
Published: [Yogyakarta] : Lembaga Penelitian UGM 2003
_version_ 1826044155638317056
author , Djoko Dwiyanto
author_facet , Djoko Dwiyanto
author_sort , Djoko Dwiyanto
collection UGM
description Pemilihan program studi di Perguruan Tinggi pada hakikatnya terkait dan merupakan kelanjutan dari pemilihan dan penentuan penjurusan di jenjang Sekolah Menengah tingkat Atas (SMU). Meskipun demikian diduga keras penentuan dan pemilihan jurusan yang berakibat pada peluang pemilihan program studi di perguruan tinggi, dalam sistem pendidikan di Indonesia, seringkali tidak sepenuhnya merupakan minat atau keinginan siswa melainkan ada intervensi dari luar. Salah satu pengaruh luar yang diduga sangat kuat adalah kebijakan orang tua, terutama karena adanya Bias Gender, yaitu pembedaan perlakuan antara anak laki-laki dan perempuan sejak masih kanak-kanak di dalam sebuah keluarga. Kebijakan orang tua yang mempengaruhi pengambilan keputusan pemilihan bidang studi di SMU selain memiliki perspektif ke depan bagi peserta didik juga mempengaruhi citra dan persepsi yang membedakan antara anak laki-laki dan anak perempuan. Perlakuan tidak adil (unfair-treatment) terhadap perempuan yang dapat menimbulkan bias gender ini disebabkan oleh anggapan bahwa sebaiknya bidang ilmu-ilmu keras hanya cocok untuk laki-laki, sedangkan perempuan cukup mempelajari dan mengembangkan ilmu-ilmu lunak. Padahal kenyataannya pada jenjang Sekolah Menengah Umum jumlah peserta didik perempuan yang masuk bidang studi IPA lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki, sehingga peluang untuk memilih program studi sains dan teknologi di perguruan tinggi lebih besar. Permasalahan inilah yang ingin dibuktikan dalam penelitian ini, yaitu adakah pengaruh kebijakan orang tua dalam pemilihan jurusan dan tingkat partisipasi peserta didik perempuan dalam bidang sains dan teknologi, khususnya ilmu-ilmu keras (hard sciences).Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui tingkat partisipasi peserta didik perempuan yang berasal dari jurusan IPA di SMU pada program studi sains dan teknologi di perguruan tinggi, terutama yang termasuk dalam ilmu-ilmu keras. Untuk memahami latar belakang dan motivasi pemilihan program studi di perguruan tinggi juga diamati tingkat partisipasi peserta didik pada program studi eksakta (IPA) yang dikenal sebagai program studi �pilihan� perempuan dan program studi bidang humaniora yang diduga menjadi tempat pelarian peserta didik perempuan. Selain itu penelitian ini juga ingin mendeskripsikan kebijakan orang tua dalam pengambilan keputusan pemilihan program studi di perguruan tinggi bagi anak-anak perempuan mereka. Di dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif dengan teknik wawancara menggunakan panduan untuk mengetahui pengetahuan dan persepsi orang tua terhadap program studi bagi anak-anak perempuannya. Adapun kelompok sasaran studi yang dipilih selain orang tua dan siswa SMU, adalah juga mahasiswa dan dosen pada Program Studi Ilmu Teknik, Kedokteran Gigi, Filsafat, dan Ilmu Budaya. Kelompok sasaran program studi di perguruan tinggi ini dimaksudkan sebagai penyeimbang sekaligus pembuktian atau uji hipotesis tentang �penyimpangan� pemilihan program studi antara latar belakang di jenjang SMU dengan pilihan program studi di perguruan tinggi. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara kualitatif agar diperoleh kesimpulan terhadap hasil studi ini. Berdasarkan data yang diperoleh dalam wawancara terhadap orang tua dan siswa SMU �ternama� di Yogyakarta serta mahasiswa empat program studi di Universitas Gadjah Mada, ditemukan hasil sebagai berikut. Pemilihan jurusan di jenjang SMU ternyata tidak seluruhnya merupakan intervensi kebijakan orang tua. Sebagian besar orang tua memberikan kebebasan terhadap pilihan jurusan bagi putrinya, sesuai dengan kemampuannya. Demikian pula dalam penentuan pilihan program studi di perguruan tinggi, baik bagi siswa SMU maupun mahasiswa yang telah mengikuti pelajaran di empat program studi di perguruan tinggi sebagian besar atas keinginannya sendiri. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sesuai dengan perkembangan jaman telah terjadi pergeseran �budaya�, terutama hubungan interpersonal antara orang tua dengan anak dalam pengambilan keputusan. Secara umum dapat disebut kondisi sekarang lebih demokratis, sehingga tidak ditemukan secara signifikan pengaruh orang tua dalam penentuan pemilihan program studi. Permasalahannya beralih pada peluang, daya tampung, dan ketatnya kompetisi program studi tertentu diperguruan tinggi, sehingga menyebabkan beralihnya pilihan program studi yang berbeda antara jenjang SMU dengan perguruan tinggi. Selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam sistem penentuan pemilihan jurusan di jenjang SMU, terutama pertimbangan jenis kelamin laki-laki dan perempuan untuk bidang studi IPA dan IPS agar ditemukan keselarasan dengan jenjang perguruan tinggi.
first_indexed 2024-03-13T22:15:38Z
format Article
id oai:generic.eprints.org:92368
institution Universiti Gadjah Mada
last_indexed 2024-03-13T22:15:38Z
publishDate 2003
publisher [Yogyakarta] : Lembaga Penelitian UGM
record_format dspace
spelling oai:generic.eprints.org:923682014-11-28T07:36:51Z https://repository.ugm.ac.id/92368/ BIAS GENDER DALAM KEBIJAKAN ORANG TUA TERHADAP PEMILIHAN PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI DI PERGURUAN TINGGI , Djoko Dwiyanto Pemilihan program studi di Perguruan Tinggi pada hakikatnya terkait dan merupakan kelanjutan dari pemilihan dan penentuan penjurusan di jenjang Sekolah Menengah tingkat Atas (SMU). Meskipun demikian diduga keras penentuan dan pemilihan jurusan yang berakibat pada peluang pemilihan program studi di perguruan tinggi, dalam sistem pendidikan di Indonesia, seringkali tidak sepenuhnya merupakan minat atau keinginan siswa melainkan ada intervensi dari luar. Salah satu pengaruh luar yang diduga sangat kuat adalah kebijakan orang tua, terutama karena adanya Bias Gender, yaitu pembedaan perlakuan antara anak laki-laki dan perempuan sejak masih kanak-kanak di dalam sebuah keluarga. Kebijakan orang tua yang mempengaruhi pengambilan keputusan pemilihan bidang studi di SMU selain memiliki perspektif ke depan bagi peserta didik juga mempengaruhi citra dan persepsi yang membedakan antara anak laki-laki dan anak perempuan. Perlakuan tidak adil (unfair-treatment) terhadap perempuan yang dapat menimbulkan bias gender ini disebabkan oleh anggapan bahwa sebaiknya bidang ilmu-ilmu keras hanya cocok untuk laki-laki, sedangkan perempuan cukup mempelajari dan mengembangkan ilmu-ilmu lunak. Padahal kenyataannya pada jenjang Sekolah Menengah Umum jumlah peserta didik perempuan yang masuk bidang studi IPA lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki, sehingga peluang untuk memilih program studi sains dan teknologi di perguruan tinggi lebih besar. Permasalahan inilah yang ingin dibuktikan dalam penelitian ini, yaitu adakah pengaruh kebijakan orang tua dalam pemilihan jurusan dan tingkat partisipasi peserta didik perempuan dalam bidang sains dan teknologi, khususnya ilmu-ilmu keras (hard sciences).Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui tingkat partisipasi peserta didik perempuan yang berasal dari jurusan IPA di SMU pada program studi sains dan teknologi di perguruan tinggi, terutama yang termasuk dalam ilmu-ilmu keras. Untuk memahami latar belakang dan motivasi pemilihan program studi di perguruan tinggi juga diamati tingkat partisipasi peserta didik pada program studi eksakta (IPA) yang dikenal sebagai program studi �pilihan� perempuan dan program studi bidang humaniora yang diduga menjadi tempat pelarian peserta didik perempuan. Selain itu penelitian ini juga ingin mendeskripsikan kebijakan orang tua dalam pengambilan keputusan pemilihan program studi di perguruan tinggi bagi anak-anak perempuan mereka. Di dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif dengan teknik wawancara menggunakan panduan untuk mengetahui pengetahuan dan persepsi orang tua terhadap program studi bagi anak-anak perempuannya. Adapun kelompok sasaran studi yang dipilih selain orang tua dan siswa SMU, adalah juga mahasiswa dan dosen pada Program Studi Ilmu Teknik, Kedokteran Gigi, Filsafat, dan Ilmu Budaya. Kelompok sasaran program studi di perguruan tinggi ini dimaksudkan sebagai penyeimbang sekaligus pembuktian atau uji hipotesis tentang �penyimpangan� pemilihan program studi antara latar belakang di jenjang SMU dengan pilihan program studi di perguruan tinggi. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara kualitatif agar diperoleh kesimpulan terhadap hasil studi ini. Berdasarkan data yang diperoleh dalam wawancara terhadap orang tua dan siswa SMU �ternama� di Yogyakarta serta mahasiswa empat program studi di Universitas Gadjah Mada, ditemukan hasil sebagai berikut. Pemilihan jurusan di jenjang SMU ternyata tidak seluruhnya merupakan intervensi kebijakan orang tua. Sebagian besar orang tua memberikan kebebasan terhadap pilihan jurusan bagi putrinya, sesuai dengan kemampuannya. Demikian pula dalam penentuan pilihan program studi di perguruan tinggi, baik bagi siswa SMU maupun mahasiswa yang telah mengikuti pelajaran di empat program studi di perguruan tinggi sebagian besar atas keinginannya sendiri. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sesuai dengan perkembangan jaman telah terjadi pergeseran �budaya�, terutama hubungan interpersonal antara orang tua dengan anak dalam pengambilan keputusan. Secara umum dapat disebut kondisi sekarang lebih demokratis, sehingga tidak ditemukan secara signifikan pengaruh orang tua dalam penentuan pemilihan program studi. Permasalahannya beralih pada peluang, daya tampung, dan ketatnya kompetisi program studi tertentu diperguruan tinggi, sehingga menyebabkan beralihnya pilihan program studi yang berbeda antara jenjang SMU dengan perguruan tinggi. Selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam sistem penentuan pemilihan jurusan di jenjang SMU, terutama pertimbangan jenis kelamin laki-laki dan perempuan untuk bidang studi IPA dan IPS agar ditemukan keselarasan dengan jenjang perguruan tinggi. [Yogyakarta] : Lembaga Penelitian UGM 2003 Article NonPeerReviewed , Djoko Dwiyanto (2003) BIAS GENDER DALAM KEBIJAKAN ORANG TUA TERHADAP PEMILIHAN PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI DI PERGURUAN TINGGI. text. http://repository.ugm.ac.id/digitasi/index.php?module=cari_hasil_full&idbuku=152
spellingShingle , Djoko Dwiyanto
BIAS GENDER DALAM KEBIJAKAN ORANG TUA TERHADAP PEMILIHAN PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI DI PERGURUAN TINGGI
title BIAS GENDER DALAM KEBIJAKAN ORANG TUA TERHADAP PEMILIHAN PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI DI PERGURUAN TINGGI
title_full BIAS GENDER DALAM KEBIJAKAN ORANG TUA TERHADAP PEMILIHAN PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI DI PERGURUAN TINGGI
title_fullStr BIAS GENDER DALAM KEBIJAKAN ORANG TUA TERHADAP PEMILIHAN PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI DI PERGURUAN TINGGI
title_full_unstemmed BIAS GENDER DALAM KEBIJAKAN ORANG TUA TERHADAP PEMILIHAN PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI DI PERGURUAN TINGGI
title_short BIAS GENDER DALAM KEBIJAKAN ORANG TUA TERHADAP PEMILIHAN PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI DI PERGURUAN TINGGI
title_sort bias gender dalam kebijakan orang tua terhadap pemilihan program studi sains dan teknologi di perguruan tinggi
work_keys_str_mv AT djokodwiyanto biasgenderdalamkebijakanorangtuaterhadappemilihanprogramstudisainsdanteknologidiperguruantinggi