MODEL ESTIMASI EVAPORASI WILAYAH: Integrasi Data Meteorologis

Evaporasi, yang dalam penelitian ini berarti juga evapotranspirasi, merupakan salah satu komponen penting penyusun siklus hidrologi yang menentukan keseimbangan air di suatu lokasi. Besarnya evaporasi juga merupakan faktor penentu laju pertumbuhan tanaman, sehingga informasi tentang evaporasi merupa...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: , Dewi Galuh Condro Kirono
Format: Article
Published: [Yogyakarta] : Lembaga Penelitian 2002
_version_ 1797031042045968384
author , Dewi Galuh Condro Kirono
author_facet , Dewi Galuh Condro Kirono
author_sort , Dewi Galuh Condro Kirono
collection UGM
description Evaporasi, yang dalam penelitian ini berarti juga evapotranspirasi, merupakan salah satu komponen penting penyusun siklus hidrologi yang menentukan keseimbangan air di suatu lokasi. Besarnya evaporasi juga merupakan faktor penentu laju pertumbuhan tanaman, sehingga informasi tentang evaporasi merupakan sesuatu yang penting. Pada saat ini, estimasi mengenai evaporasi regional, sebagai akumulasi proses individual tumbuhan dan permukaan evaporasi yang lainnya, belum dapat ditentukan secara pasti dan praktis. Penelitian ini berupaya untuk mengembangkan suatu prosedur untuk estimasi evaporasi wilayah. Pendekatan pemodelan yang dipilih adalah mengkombinasikan data di suatu titik dengan data yang bersifat kewilayahan. Dalam hal ini, model yang dikembangkan mengintegrasikan data yang mudah diukur di lapangan (data titik) dengan data yang diperoleh dari pengolahan citra digital satelit (data wilayah). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model yang diusulkan dapat digunakan untuk mengestimasi besarnya evaporasi di suatu wilayah dengan akurasi yang baik. Model ini dapat diterapkan untuk menghitung evaporasi pada skala meso hingga makro dan membutuhkan gabungan input data yang dapat diperoleh dari citra penginderaan jauh serta data yang terukur di lapangan. Input data yang dapat diperoleh dari citra pengindeman jauh adalah data suhu permukaan dan Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) sementara data yang terukur di lapangan adalah suhu udara, radiasi matahari, kelembaban, kecepatan angin, dan karakteristik permukaan lahan. Dalam. penelitian ini belum dilakukan uji kebenaran secara detil tentang hasil estimasi dari model. Namun, sebuah validasi sederhana menunjukkan bahwa model yang diterapkan ini cukup baik. Untuk lokasi pengukuran stasiun meteorologi UGM didapatkan bahwa evaporasi yang terukur adalah sebesar 4,15 mm/hari sedangkan evaporasi yang terestimasi adalah sebesar 4 mm/hari.
first_indexed 2024-03-13T22:15:45Z
format Article
id oai:generic.eprints.org:92406
institution Universiti Gadjah Mada
last_indexed 2024-03-13T22:15:45Z
publishDate 2002
publisher [Yogyakarta] : Lembaga Penelitian
record_format dspace
spelling oai:generic.eprints.org:924062014-11-28T07:37:12Z https://repository.ugm.ac.id/92406/ MODEL ESTIMASI EVAPORASI WILAYAH: Integrasi Data Meteorologis , Dewi Galuh Condro Kirono Evaporasi, yang dalam penelitian ini berarti juga evapotranspirasi, merupakan salah satu komponen penting penyusun siklus hidrologi yang menentukan keseimbangan air di suatu lokasi. Besarnya evaporasi juga merupakan faktor penentu laju pertumbuhan tanaman, sehingga informasi tentang evaporasi merupakan sesuatu yang penting. Pada saat ini, estimasi mengenai evaporasi regional, sebagai akumulasi proses individual tumbuhan dan permukaan evaporasi yang lainnya, belum dapat ditentukan secara pasti dan praktis. Penelitian ini berupaya untuk mengembangkan suatu prosedur untuk estimasi evaporasi wilayah. Pendekatan pemodelan yang dipilih adalah mengkombinasikan data di suatu titik dengan data yang bersifat kewilayahan. Dalam hal ini, model yang dikembangkan mengintegrasikan data yang mudah diukur di lapangan (data titik) dengan data yang diperoleh dari pengolahan citra digital satelit (data wilayah). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model yang diusulkan dapat digunakan untuk mengestimasi besarnya evaporasi di suatu wilayah dengan akurasi yang baik. Model ini dapat diterapkan untuk menghitung evaporasi pada skala meso hingga makro dan membutuhkan gabungan input data yang dapat diperoleh dari citra penginderaan jauh serta data yang terukur di lapangan. Input data yang dapat diperoleh dari citra pengindeman jauh adalah data suhu permukaan dan Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) sementara data yang terukur di lapangan adalah suhu udara, radiasi matahari, kelembaban, kecepatan angin, dan karakteristik permukaan lahan. Dalam. penelitian ini belum dilakukan uji kebenaran secara detil tentang hasil estimasi dari model. Namun, sebuah validasi sederhana menunjukkan bahwa model yang diterapkan ini cukup baik. Untuk lokasi pengukuran stasiun meteorologi UGM didapatkan bahwa evaporasi yang terukur adalah sebesar 4,15 mm/hari sedangkan evaporasi yang terestimasi adalah sebesar 4 mm/hari. [Yogyakarta] : Lembaga Penelitian 2002 Article NonPeerReviewed , Dewi Galuh Condro Kirono (2002) MODEL ESTIMASI EVAPORASI WILAYAH: Integrasi Data Meteorologis. text. http://repository.ugm.ac.id/digitasi/index.php?module=cari_hasil_full&idbuku=197
spellingShingle , Dewi Galuh Condro Kirono
MODEL ESTIMASI EVAPORASI WILAYAH: Integrasi Data Meteorologis
title MODEL ESTIMASI EVAPORASI WILAYAH: Integrasi Data Meteorologis
title_full MODEL ESTIMASI EVAPORASI WILAYAH: Integrasi Data Meteorologis
title_fullStr MODEL ESTIMASI EVAPORASI WILAYAH: Integrasi Data Meteorologis
title_full_unstemmed MODEL ESTIMASI EVAPORASI WILAYAH: Integrasi Data Meteorologis
title_short MODEL ESTIMASI EVAPORASI WILAYAH: Integrasi Data Meteorologis
title_sort model estimasi evaporasi wilayah integrasi data meteorologis
work_keys_str_mv AT dewigaluhcondrokirono modelestimasievaporasiwilayahintegrasidatameteorologis