PEMBUATAN POLIMER PENDESAK POLIAKRILAMIDA DALAM PROSES PEMBANJIRAN (WATER FLOODING) UNTUK MENAIKKAN PEROLEHAN MINYAK

Berbagai metoda untuk menaikkan perolehan minyak kini tengah digalakkan, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Salah satu penelitian adalah di bidang pemanfaatan bahan kimia untuk upaya menaikkan perolehan minyak (enhanced oil recovery/EOR). Walaupun penelitian tersebut telah banyak dilakukan o...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: , Suryo Purwono, dkk.
Format: Article
Published: [Yogyakarta] : Lembaga Penelitian 2002
_version_ 1797031044191354880
author , Suryo Purwono, dkk.
author_facet , Suryo Purwono, dkk.
author_sort , Suryo Purwono, dkk.
collection UGM
description Berbagai metoda untuk menaikkan perolehan minyak kini tengah digalakkan, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Salah satu penelitian adalah di bidang pemanfaatan bahan kimia untuk upaya menaikkan perolehan minyak (enhanced oil recovery/EOR). Walaupun penelitian tersebut telah banyak dilakukan orang, namun aplikasinya sendiri sering menemui kegagalan, karena selain biayanya mahal, juga proses yang terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan. Masih terbuka cukup banyak permasalahan yang memerlukan penelitian di bidang riset dasar EOR yang dapat diaplikasikan di lapangan dalam upaya EOR. Apalagi suhu dan kandungan lempung yang relatif tinggi pada reservoir-reservoir di Indonesia lebih mempersulit penggunaan metode kimiawi untuk usaha EOR. Polimer belakangan ini makin banyak digunakan dalam proses oil recovery karena polimer merupakan potential mobility control agent yang berfungsi untuk merubah waterflooding menjadi polymer flooding. Pada industri perminyakan, polimer ditambahkan kedalam injection brine guna meningkatkan viskositas aliran fluida. Penambhan 2000 ppm polimer terbukti mampu meningkatkan viskositas injection brine 5 sampai 10 kali lipat. Studi pembuatan polimer ini menjadi menarik karena polimer mampu mempertahankan tekanan reservoir dan menyapu keluar 70 % residu minyak yang tertinggal didalam kapiler secara lebih efisien dalam proses pendesakan minyak dengan cara memperkecil mobility ratio. Studi ini juga diharapkan bermanfaat bagi pengembangan metode pengambilan minyak dimasa yang akan datang. Hydrolized Polyacril Amide (HPAM) merupakan senyawa polimer yang terbentuk dari polimerisasi monomer akrilamida secara radikal bebas untuk menghasilkan poliakrilamida yang dilanjutkan dengan hidrolisis parsial dalam suasana asam atau basa. Pembuatan poliakrilamida dalam industri dapat dilakukan dengan cara polimerisasi bulk, emulsi, presipitasi larutan. Untuk skala komersial, cara yang paling sering digunakan adalah polimerisasi larutan encer, karena biaya operasi yang lebih murah. Pada polimerisasi larutan, keuntungan yang didapatkan adalah kemudahan pada penghilangan panas reaksi polimerisasi dan pengontrolannya serta kemudahan pada pengadukan sistem. Namun cara ini juga memiliki dua kerugian utama, yang pertama yaitu pemilihan pelarut untuk menghindari efek chain transfer dan yang kedua adalah pemisahan pelarut dari polimer hasil secara sempurna sulit dilaksanakan. Fenomena diatas menunjukkan perlunya dipelajari proses polimerisasi akrilamida dalam media reaksi pelarut, sehingga diharapkan dapat menambah kontribusi bagi proses polimerisasi akrilamida dalam industri. Untuk mencapai sasaran dari penelitian ini beberapa hal akan dilakukan meliputi : inventarisasi polimer dan sistem injeksi meliputi jumlah, kandungan dan komposisi
first_indexed 2024-03-13T22:15:47Z
format Article
id oai:generic.eprints.org:92417
institution Universiti Gadjah Mada
last_indexed 2024-03-13T22:15:47Z
publishDate 2002
publisher [Yogyakarta] : Lembaga Penelitian
record_format dspace
spelling oai:generic.eprints.org:924172014-11-28T07:37:20Z https://repository.ugm.ac.id/92417/ PEMBUATAN POLIMER PENDESAK POLIAKRILAMIDA DALAM PROSES PEMBANJIRAN (WATER FLOODING) UNTUK MENAIKKAN PEROLEHAN MINYAK , Suryo Purwono, dkk. Berbagai metoda untuk menaikkan perolehan minyak kini tengah digalakkan, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Salah satu penelitian adalah di bidang pemanfaatan bahan kimia untuk upaya menaikkan perolehan minyak (enhanced oil recovery/EOR). Walaupun penelitian tersebut telah banyak dilakukan orang, namun aplikasinya sendiri sering menemui kegagalan, karena selain biayanya mahal, juga proses yang terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan. Masih terbuka cukup banyak permasalahan yang memerlukan penelitian di bidang riset dasar EOR yang dapat diaplikasikan di lapangan dalam upaya EOR. Apalagi suhu dan kandungan lempung yang relatif tinggi pada reservoir-reservoir di Indonesia lebih mempersulit penggunaan metode kimiawi untuk usaha EOR. Polimer belakangan ini makin banyak digunakan dalam proses oil recovery karena polimer merupakan potential mobility control agent yang berfungsi untuk merubah waterflooding menjadi polymer flooding. Pada industri perminyakan, polimer ditambahkan kedalam injection brine guna meningkatkan viskositas aliran fluida. Penambhan 2000 ppm polimer terbukti mampu meningkatkan viskositas injection brine 5 sampai 10 kali lipat. Studi pembuatan polimer ini menjadi menarik karena polimer mampu mempertahankan tekanan reservoir dan menyapu keluar 70 % residu minyak yang tertinggal didalam kapiler secara lebih efisien dalam proses pendesakan minyak dengan cara memperkecil mobility ratio. Studi ini juga diharapkan bermanfaat bagi pengembangan metode pengambilan minyak dimasa yang akan datang. Hydrolized Polyacril Amide (HPAM) merupakan senyawa polimer yang terbentuk dari polimerisasi monomer akrilamida secara radikal bebas untuk menghasilkan poliakrilamida yang dilanjutkan dengan hidrolisis parsial dalam suasana asam atau basa. Pembuatan poliakrilamida dalam industri dapat dilakukan dengan cara polimerisasi bulk, emulsi, presipitasi larutan. Untuk skala komersial, cara yang paling sering digunakan adalah polimerisasi larutan encer, karena biaya operasi yang lebih murah. Pada polimerisasi larutan, keuntungan yang didapatkan adalah kemudahan pada penghilangan panas reaksi polimerisasi dan pengontrolannya serta kemudahan pada pengadukan sistem. Namun cara ini juga memiliki dua kerugian utama, yang pertama yaitu pemilihan pelarut untuk menghindari efek chain transfer dan yang kedua adalah pemisahan pelarut dari polimer hasil secara sempurna sulit dilaksanakan. Fenomena diatas menunjukkan perlunya dipelajari proses polimerisasi akrilamida dalam media reaksi pelarut, sehingga diharapkan dapat menambah kontribusi bagi proses polimerisasi akrilamida dalam industri. Untuk mencapai sasaran dari penelitian ini beberapa hal akan dilakukan meliputi : inventarisasi polimer dan sistem injeksi meliputi jumlah, kandungan dan komposisi [Yogyakarta] : Lembaga Penelitian 2002 Article NonPeerReviewed , Suryo Purwono, dkk. (2002) PEMBUATAN POLIMER PENDESAK POLIAKRILAMIDA DALAM PROSES PEMBANJIRAN (WATER FLOODING) UNTUK MENAIKKAN PEROLEHAN MINYAK. text. http://repository.ugm.ac.id/digitasi/index.php?module=cari_hasil_full&idbuku=205
spellingShingle , Suryo Purwono, dkk.
PEMBUATAN POLIMER PENDESAK POLIAKRILAMIDA DALAM PROSES PEMBANJIRAN (WATER FLOODING) UNTUK MENAIKKAN PEROLEHAN MINYAK
title PEMBUATAN POLIMER PENDESAK POLIAKRILAMIDA DALAM PROSES PEMBANJIRAN (WATER FLOODING) UNTUK MENAIKKAN PEROLEHAN MINYAK
title_full PEMBUATAN POLIMER PENDESAK POLIAKRILAMIDA DALAM PROSES PEMBANJIRAN (WATER FLOODING) UNTUK MENAIKKAN PEROLEHAN MINYAK
title_fullStr PEMBUATAN POLIMER PENDESAK POLIAKRILAMIDA DALAM PROSES PEMBANJIRAN (WATER FLOODING) UNTUK MENAIKKAN PEROLEHAN MINYAK
title_full_unstemmed PEMBUATAN POLIMER PENDESAK POLIAKRILAMIDA DALAM PROSES PEMBANJIRAN (WATER FLOODING) UNTUK MENAIKKAN PEROLEHAN MINYAK
title_short PEMBUATAN POLIMER PENDESAK POLIAKRILAMIDA DALAM PROSES PEMBANJIRAN (WATER FLOODING) UNTUK MENAIKKAN PEROLEHAN MINYAK
title_sort pembuatan polimer pendesak poliakrilamida dalam proses pembanjiran water flooding untuk menaikkan perolehan minyak
work_keys_str_mv AT suryopurwonodkk pembuatanpolimerpendesakpoliakrilamidadalamprosespembanjiranwaterfloodinguntukmenaikkanperolehanminyak