Summary: | Nir sangga beban merupakan salah satu tindakan trapeutik yang tidak jarang dilakukan, dan dapat diberikan pada berbagai umur dalam jangka waktu yang cukup panjang. Padahal, beban merupakan salah satu faktor yang berpengaruh trofik terhadap otot skelet. Tikus-tikus jantan umur 1, 7, 17 dan 23 hari diamputasi salah satu tarsus belakangnya, sehingga tungkai amputasi tidak menyangga berat badan. Pasca amputasi tikus-tikus dipelihara selama 3, 5 atau 7 minggu dengan diberikan pakan dan minum ad libitum. Pada tiap kelompok umur awal perlakuan, di masing-masing akhir perlakuan, diambil 5 tikus untuk diperiksa m. soleus dan m. extensor digitorum longus baik dari sisi amputasi maupun sisi kontrol. Dibuat sediaan histokimiawi otot secara metode potong beku dan dipulas dengan HE serta ATPase. Pada masing-masing otot diperiksa berat, proporsi jumlah masing-masing tipe serabut otot beserta diameter transversalnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak tergantung umur awal perlakuan, pada m. soleus nir sangga beban berat otot, diameter transversal serabut otot, dan proporsi jumlah serabut otot tipe I secara sangat bermakna lebih rendah dibandingkan m. soleus kontrol. Kecuali pada kelompok umur 1 hari, selama perlakuan nir sangga beban berat, diameter serabut otot serta proporsi jumlah serabut otot tipe I m. soleus masih mengalami perkembangan. Pada kelompok umur 1 hari, nir sanga beban menyebabkan diferensiasi serabut otot m. soleus berhenti. Pengaruh nir sangga beban terhadap m. extensor digitorum longus relatif hanya terlihat pada lebih rendahnya berat otot dibandingkan kontrol. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa inisiadsi pacuan motoneuron penting untuk diferensiasi serabut otot selanjutnya.
|