AMELIORASI TANAH SULFAT MASAM POTENSIAL UNTUK BUDIDAYA TANAMAN PANGAN YANG DIKELOLA DENGAN SISTEM MEKANISASI

Pembagian lahan untuk tiap KK di daerah transmigrasi Eks PPLG Kalimantan Tengah yang merupakan satu kesatuan seluas 2 ha, yang tidak mungkin dapat diolah secara manual dengan tenaga petani itu sendiri. Sistem mekanisasi pada pengolahan tanah akan menyebabkan pengusikan tanah yang juga akan memperlan...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: , Azwar Maas
Format: Article
Published: [Yogyakarta] : Lembaga Penelitian UGM 2001
Description
Summary:Pembagian lahan untuk tiap KK di daerah transmigrasi Eks PPLG Kalimantan Tengah yang merupakan satu kesatuan seluas 2 ha, yang tidak mungkin dapat diolah secara manual dengan tenaga petani itu sendiri. Sistem mekanisasi pada pengolahan tanah akan menyebabkan pengusikan tanah yang juga akan memperlancar difusi oksigen ke dalam tanah. Difusi oksigen akan memperbaiki aerasi tanah yang berdampak pada perubahan suasana tanah. Tata air yang berfungsi sebagai saluran pengatus tanpa keberadaan sistem pengatur muka air tanah dapat menyebabkan tanah rawa menjadi over drain sehingga status tanah yang semula reduktif berubah menjadi oksidatif. Proses perubahan suasana ini selalu menyebabkan pemasaman pada tanah, terlebih lagi bila dalam tanah tersebut terkandung bahan sulfidik. Untuk itu perlu dipelajari hubungan antara potensi kemasaman dengan laju pengeluaran asam pada berbagai ayunan kondisi air. Guna mengurangi kontak antara asam yang timbul dengan tanah, maka pembilasan perlu segera dilaksanakan. Pembilasan dapat dikerjakan dengan air biasa ataupun air yang mengandung ion. Tujuan penelitian ini adalah: (a) mengetahui peran gambut dalam memperbaiki sifat fisik tanah, (b) melihat pengaruh air laut, kapur, atau pupuk kandang sebagai bahan amelioran pada tanah sulfat masam, (c) melihat pengaruh pengolahan tanah secara mekanisasi terhadap evolusi kejenuhan aluminium di tanah sulfat masam potensial pada sistem sawah dan palawija. Air laut dengan konsentrasi 50 % dipakai sebagai ion exchanger (amelioran), disamping bahan amelioran lainnya (kapur dengan dosis kebutuhan menjadikan Aldd < 30%, dan bahan organik dengan takaran 2%). Selanjutnya dilakukan percobaan agronomis dengan tanaman indikator padi sawah varietas yang tahan asam dan jagung sebagai tanaman indikator yang sensitif terhadap asam. Setelah padi dipanen (sampai masa pertumbuhan vegetatif maksimum), tanah diaerasikan dan dibilas untuk selanjutnya ditanami jagung hingga vegetatif maksimum (Percobaan I). Percobaan ke II dimaksudkan untuk mengurangi sifat kohesifitas yang tidak balik pada tanah sulfat masam, sedang pemberian gambut akan memperbaiki daya pelulusan air (hydraulic conductivity), dengan demikian pirit tidak tersekap di dalam matrik tanah yang kohesif, lebih cepat teroksidasi dan juga, cepat dilindi. Percobaan I di rumah kaca yang dilaksanakan dengan menggunakan parameter: (1) kadar pirit tanah: <1% (S), I 1.5% (L), dan > 1.5% (P)