POLA PELAYANAN ANGKUTAN INFORMAL DI YOGYAKARTA

Angkutan informal merupakan jenis angkutan umum yang memiliki karakteristik route perjalanan tidak pasti, sistem tarif yang didasarkan pada mekanisme kesepakatan antara operator/pengemudi dengan pengguna jasa serta waktu pelayanan yang fleksibel. Berbagai jenis angkutan informal dijumpai di Indonesi...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: , Dewanti
Format: Article
Published: [Yogyakarta] : Lembaga Penelitian UGM 2000
Description
Summary:Angkutan informal merupakan jenis angkutan umum yang memiliki karakteristik route perjalanan tidak pasti, sistem tarif yang didasarkan pada mekanisme kesepakatan antara operator/pengemudi dengan pengguna jasa serta waktu pelayanan yang fleksibel. Berbagai jenis angkutan informal dijumpai di Indonesia seperti : andong, becak, ojek sepeda motor dan ojek sepeda, angguna, klotok dan lain-lain. Pada penelitian ini dipilih ojek sepeda motor sebagai obyek penelitian mengingat perkembangan keberadaan angkutan informal jenis ini cukup pesat di Kotamadya Yogyakarta dan sekitarnya. Hingga saat ini belum banyak penelitian tentang ojek sepeda motor dari kajian pelayanan, yang sudah dilakukan lebih banyak melihat dari aspek sosial-ekonomi. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengamati pola pelayanan angkutan informal ojek sepeda motor pada beberapa area pelayanan yang berbeda, yaitu : area terminal/stasiun dan non terminal. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada operator/pengemudi ojek di 15 lokasi mangkal ojek untuk mendapatkan data operator/pengemudi, data perjalanan dan operasi ojek yang merupakan bentuk pola pelayanan ojek. Selanjutnya data dianalisis secara deskriptif dan kualitatif untuk mendapatkan gambaran berbagai pola pelayanan yang ada. Adapun karakteristik pelayanan ojek ditunjukkan oleh jumlah perjalanan tiap hari, jarak tempuh rata-rata tiap perjalanan, kecepatan rata-rata, waktu operasi ojek, cara mendapatkan penumpang, keberadaan langganan serta keberadaan organisasi ojek. Pola pelayanan angkutan informal ditentukan berdasarkan sebaran lokasi mangkal ojek dan karakteristik pelayanan. Dari hasil analisis pola sebaran lokasi mangkal dan karakteristik pelayanan ditetapkan pola pelayanan terminal/stasiun dan non terminal. Pola pelayanan terminal dan non terminal memiliki kesamaan pola dalam hal keberadaan langganan dan keberadaan organisasi ojek. Sedangkan perbedaan dari pola pelayanan kedua area tersebut adalah jarak tempuh rata-rata di daerah terminal lebih panjang (>5 km), kecepatan perjalanan lebih tinggi(>50 km/jam), dan sedikit yang menggunakan sistem antrian untuk melayani konsumen. Dari aspek waktu operasi, prosentase terbesar di daerah terminal beroperasi pada pagi, siang, sore dan malam, sedangkan di area non terminal hanya pada malam hari saja.