FENOMENOLOGI KEJAHATAN : Telaah Filosofis Tentang Akar dan Simbol Kejahatan Menurut Paul Ricoeur)

Penelitian ini dilatarbelakangi dua hal mendasar. Pertama, langkanya kajian kefilsafatan atas problem kejahatan. Kedua, kajian Ricoeur yang meluas dan mendalam tentang kejahatan sangat relevan untuk dianalisis sebagai referensi teoritikal bagi pemahaman akan kejahatan. Penelitian ini pada dasarnya b...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: , Joko Siswanto
Format: Article
Published: [Yogyakarta] : Lembaga Penelitian UGM 2000
_version_ 1826044192462209024
author , Joko Siswanto
author_facet , Joko Siswanto
author_sort , Joko Siswanto
collection UGM
description Penelitian ini dilatarbelakangi dua hal mendasar. Pertama, langkanya kajian kefilsafatan atas problem kejahatan. Kedua, kajian Ricoeur yang meluas dan mendalam tentang kejahatan sangat relevan untuk dianalisis sebagai referensi teoritikal bagi pemahaman akan kejahatan. Penelitian ini pada dasarnya berusaha menemukan pemahaman yang konprehensif dan mendalan mengenai hakikat kejahatan dan menunjukkan pentingnya analisis kefilsafatan bagi analisis kejahatan pada unumnya. Penelitian ini merupakan studi literer. Metode yang digunakan hermeneutika filsofis dengan unsur metodis: Heuristika deskripsi dan refleksi. Hasil penelitian sebagai berikut: 1). Realitas manusia pada hakikatnya berada di tengah ketegangan antara "yang dikehendaki" (voluntary) dan "yang tidak dikehendaki" (involuntary), antara "yang berhingga" (finite) dan "yang tidak berhingga" (infinite). Manusia terus menerus berusaha mendamaikan dua kutub tersebut, tetapi ia selalu gagal karena terjadi suatu disproporsi (ketimpangan) di bidang pengenalan, perbuatan, dan hati nurani, 2). Disproporsi menyebabkan manusia mengalami suatu "falibilitas" (dapat bersalah). Kemungkinan dapat bersalah ditambah kelemahan hati sebagai wujud kekhilafan (fault) adalah prasyarat yang menyebabkan kejahatan, 3). Kejahatan sebagai penga-laman manusia yang paling eksistensial dinyatakan dalam bahasa pengakuan lewat simbol dan mitos kejahatan. Simbol dan mitos mengisahkan awal dan akhir kejahatan, dan 4). Analisis Ricoeur tantang simbol dan mitos kejahatan menggambarkan dua tendensi. Pertama, tendensi yang melihat kejahatan sebagai pengalaman primer manusia. Kedua tendensi untuk mendudukkan kejahatan dalam manusia dan membuat manusia menjadi penyebabnya. Ricoeur menunjukkan bahwa kedua tendensi itu tercakup di dalam mitos Adam. Dalam mitos Adam di dalamnya memiliki sekaligus mencakup dua sisi, yakni simbol dosa dam simbol kesalahan.
first_indexed 2024-03-13T22:16:12Z
format Article
id oai:generic.eprints.org:92553
institution Universiti Gadjah Mada
last_indexed 2024-03-13T22:16:12Z
publishDate 2000
publisher [Yogyakarta] : Lembaga Penelitian UGM
record_format dspace
spelling oai:generic.eprints.org:925532014-11-28T07:37:44Z https://repository.ugm.ac.id/92553/ FENOMENOLOGI KEJAHATAN : Telaah Filosofis Tentang Akar dan Simbol Kejahatan Menurut Paul Ricoeur) , Joko Siswanto Penelitian ini dilatarbelakangi dua hal mendasar. Pertama, langkanya kajian kefilsafatan atas problem kejahatan. Kedua, kajian Ricoeur yang meluas dan mendalam tentang kejahatan sangat relevan untuk dianalisis sebagai referensi teoritikal bagi pemahaman akan kejahatan. Penelitian ini pada dasarnya berusaha menemukan pemahaman yang konprehensif dan mendalan mengenai hakikat kejahatan dan menunjukkan pentingnya analisis kefilsafatan bagi analisis kejahatan pada unumnya. Penelitian ini merupakan studi literer. Metode yang digunakan hermeneutika filsofis dengan unsur metodis: Heuristika deskripsi dan refleksi. Hasil penelitian sebagai berikut: 1). Realitas manusia pada hakikatnya berada di tengah ketegangan antara "yang dikehendaki" (voluntary) dan "yang tidak dikehendaki" (involuntary), antara "yang berhingga" (finite) dan "yang tidak berhingga" (infinite). Manusia terus menerus berusaha mendamaikan dua kutub tersebut, tetapi ia selalu gagal karena terjadi suatu disproporsi (ketimpangan) di bidang pengenalan, perbuatan, dan hati nurani, 2). Disproporsi menyebabkan manusia mengalami suatu "falibilitas" (dapat bersalah). Kemungkinan dapat bersalah ditambah kelemahan hati sebagai wujud kekhilafan (fault) adalah prasyarat yang menyebabkan kejahatan, 3). Kejahatan sebagai penga-laman manusia yang paling eksistensial dinyatakan dalam bahasa pengakuan lewat simbol dan mitos kejahatan. Simbol dan mitos mengisahkan awal dan akhir kejahatan, dan 4). Analisis Ricoeur tantang simbol dan mitos kejahatan menggambarkan dua tendensi. Pertama, tendensi yang melihat kejahatan sebagai pengalaman primer manusia. Kedua tendensi untuk mendudukkan kejahatan dalam manusia dan membuat manusia menjadi penyebabnya. Ricoeur menunjukkan bahwa kedua tendensi itu tercakup di dalam mitos Adam. Dalam mitos Adam di dalamnya memiliki sekaligus mencakup dua sisi, yakni simbol dosa dam simbol kesalahan. [Yogyakarta] : Lembaga Penelitian UGM 2000 Article NonPeerReviewed , Joko Siswanto (2000) FENOMENOLOGI KEJAHATAN : Telaah Filosofis Tentang Akar dan Simbol Kejahatan Menurut Paul Ricoeur). text. http://repository.ugm.ac.id/digitasi/index.php?module=cari_hasil_full&idbuku=339
spellingShingle , Joko Siswanto
FENOMENOLOGI KEJAHATAN : Telaah Filosofis Tentang Akar dan Simbol Kejahatan Menurut Paul Ricoeur)
title FENOMENOLOGI KEJAHATAN : Telaah Filosofis Tentang Akar dan Simbol Kejahatan Menurut Paul Ricoeur)
title_full FENOMENOLOGI KEJAHATAN : Telaah Filosofis Tentang Akar dan Simbol Kejahatan Menurut Paul Ricoeur)
title_fullStr FENOMENOLOGI KEJAHATAN : Telaah Filosofis Tentang Akar dan Simbol Kejahatan Menurut Paul Ricoeur)
title_full_unstemmed FENOMENOLOGI KEJAHATAN : Telaah Filosofis Tentang Akar dan Simbol Kejahatan Menurut Paul Ricoeur)
title_short FENOMENOLOGI KEJAHATAN : Telaah Filosofis Tentang Akar dan Simbol Kejahatan Menurut Paul Ricoeur)
title_sort fenomenologi kejahatan telaah filosofis tentang akar dan simbol kejahatan menurut paul ricoeur
work_keys_str_mv AT jokosiswanto fenomenologikejahatantelaahfilosofistentangakardansimbolkejahatanmenurutpaulricoeur