Summary: | Sumberdaya manusia khususnya wanita memiliki potensi yang besar untuk memberikan kontribusi dalam pembangunan. Pembangunan pedesaan tidak bisa lepas dari pembangunan pertanian. Dalam rangka peningkatan produktivitas dan produksi di sektor pertanian perlu diketahui potensi dan masalah sumberdaya manusia di samping sumberdaya alam. Bagi kaum wanita, adopsi teknologi usahatani yang makin maju, misalnya dengan digunakannya alat alat mekanisasi pertanian yang hemat tenaga (labour saving) dan sistem pola tanarn serempak mengakibatkan marginalisasi partisipasi mereka dalam mencurahkan tenaga. Dalam kajian ini, secara khusus dikaji bagaimana peranan wanita dalam penerapan teknologi dan adopsi komoditas bawang merah. Dengan kata lain, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan wanita dalam usahatani bawang merah dan peranan wanita dalam proses adopsinya. Metode dasar yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis, yaitu penelitian yang didasarkan pada pemecahan masalah masalah aktual yang ada sekarang. Data dikumpulkan, disusun dan kemudian dianalisis (Surachmad, 1985). Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposif (purposive sampling method), yaitu suatu metode pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan¬ pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian (Mantra dan Kasto, 1989). Jumlah sampel yang diambil sebanyak 60 orang yang terdiri dari 30 orang wanita dan 30 orang pria yang terlibat dalam pekerjaan pengembangan komoditas bawang merah. Data data yang diperlukan dalam penelitian ini berupa data primer maupun data sekunder, Data data sekunder diperoleh dari data data yang terdokumentasi baik dari penelitian terdahulu ataupun data terdokumentasi yang lain yang memiliki kaitan dengan penelitian ini. Data data primer dikumpulkan dengan cara wawancara/inferview langsung dengan responden yang telah ditentukan. Data data yang dikumpulkan secara detail mengacu pada kuesioner/daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Data data yang telah terkumpul baik berupa data sekunder maupun data primer ditabulasi. Data yang telah ditabulasi kemudian dianalisis berdasarkan kepentingan studi. Untuk mempermudah interpretasi data, hasil analisis antara lain disajikan dalam bentuk tabel frekuensi, persentase, grafik, dll. Berdasarkan tabel-¬tabel atau grafik hasil analisis tersebut dilakukan interpretasi penyimpulan hasil kajian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita tani di lokasi penelitian sudah terorganisasikan dalam Kelompok Wanita Tani (KWT). Namun demikian anggota KWT tersebut sebagian kurang aktif mengikuti kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh kelompok. Peran wanita dalam kegiatan penyuluhan pertanian masih perlu ditingkatkan, mengingat sebagian besar dari mereka belum terlibat di dalamnya, seperti dalam kunjungan ppl, demonstrasi lapangan, kunjungan ke luar desa, pelatihan, sekolah pertemuan dengan pengusaha, pertemuan dengan peneliti, serta pertemuan rutin. Di samping itu wanita tani dalam usahatani bawang merah banyak berperan mulai dari kegiatan persiapan dan pengolahan lahan, penyiapan bibit, penanaman bibit, pemupukan, panen, dan pasca panen. Rata rata wanita tani mengetahui atau menyadari adanya informasi tentang usahatani bawang merah sejak tahun 1986. Sebagian besar sampel memperoleh informasi dari teman satu desa dan dari kelompok tani. Ketertarikan wanita tani terhadap usahatani bawang merah tercermin dari upaya mereka mencari informasi ke petani lain yang sudah pernah mengusahakan bawang merah di lahan sawahnya sendiri, di samping dengan mengikuti penyuluhan. Proses evaluasi terhadap komoditas bawang merah oleh wanita tani didukung dengan upaya mencari pasar yang mau membeli atau menampung hasil bawang merah, dan membantu petani lain yang sedang mengusahakan tanaman bawang merah, dan menghitung untung ruginya sebelum menanam tanaman bawang merah. Dalam rangka meyakinkan dirinya, wanita tani mencoba sendiri di lahan secara terbatas bersarna teman teman sesama petani. Kornitmen Nvanita tani dalam usahatani bawang merah ditunjukkan dengan banyak berperan dalam memotivasi suami untuk memecahkan masalah yang dihadapi, serta menggantikan suami dalam mencari tenaga kerja, bahkan sebagian wanita tani mengaku bahwa lebih banyak yang dilakukan wanita daripada laki laki dalam usahatani bawang merah.
|