Summary: | Menurut Statistik Internasional jumlah anak jalanan cenderung meningkat dan diperkirakan berjumlah antara 100�150 juta di seluruh dunia. Di Indonesia salah satu masalah sosial yang signifikan. Pada masa krisis ekonomi adalah fenomena anak jalanan yang belakang ini kian banyak, terutama di kota kota besar, misalnya di Surabaya sebelum krisis ekonomi mencapai 6.000 orang dan setelah krisis ekonomi menjadi, dua kali lipat, di Jakarta sebelumnya hanya 3.000 orang setelah krisis meningkat menjadi 16.000 orang anak jalanan (Imam Utomo, 1999) Berbagai bukti empiris memperlihatkan bahwa kehidupan anak jalanan ini identik dengan kekerasan, kekasaran, ketidakadilan dan penuh dengan ketidakpastian. Longgarnya atau bahkan tidak adanya aturan aturan yang mengikat perilaku bebas, liar, berbuat semaunya sendiri tanpa mempertimbangkan norma atau nilai sosial yang berlaku, Oleh sebab itu satu sisi adanya peningkatan jumlah anak jalanan akan sangat memprihatinkan, dan disisi lain kemunculan atau keberadaan anak jalanan itu sendiri sangat meresahkan masyarakat. Oleh sebab itu dengan adanya kenyataan tersebut maka perlu dikaji tentang keberadaan dari anak jalanan baik permasalahan maupun motivasinya khususnya yang ada di rumah singgah. Laporan ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dengan mengambil 2 (dua) rumah singgah dengan 30 anak jalanan. Metode pengumpulan data yang digunakan dengan menyebarkam kuestioner dan mengadakan interview langsung terhadap anak jalanan dengan berpedoman pada interview guide disamping itu juga menggunakan metode dokumentasi. Setelah dilakukan penelitian dan pembahasan maka dapat diketahui bahwa latar belakang menjadi anak jalanan karena masalah rendahnya ekonomi keluarga, hubungan dengan orang tua putus dan ada yang karena PHK, sedangkan, permasalahan yang muncul dalam kehidupam anak jalanan mereka menjadi jarang pulang dan banyak yang mengkonsumsi minuman keras, padahal sebetulnya mereka mempunyai potensi yang baik karena rata rata tingkat pendidikannya mereka cukup (relatif) masih mempunyai orang tua dan mereka sebagian sudah mempunyai pengalaman kerja. Oleh sebab itu keberadaan rumah singgah nampaknya cukup menjanjikan dimana mereka sering mengikuti saran dari para pendamping, mengikuti program yang dilaksanakan, meskipun banyak pertimbangan antara lain ragu ragu dalam mengikuti program, hanya mengikuti teman kurang percaya untuk berhasil, peraturan terlalu ketat, kurang tertarik dan lain lain. Sedangkan hambatan yang dijumpai di rumah singgah adalah sikap dari anak jalanan yang sulit untuk dibimbing, ketidakmampuan untuk beradaptasi dan rendahnya motivasi.
|