PENINGKATAN PARTISIPASI WANITA DAN PENGEMBANGAN HUBUNGAN INDUSTRIAL YANG BERWAWASAN GENDER DI KAWASAN TIMUR INDONESIA
Keterlibatan wanita pada sektor ekonomi produktif, khususnya industri kecil, telah disadari sebagai suatu bentuk peningkatan partisipasi angkatan kerja wamita. Namun demikian, sangat penting dikaji apakah keterlibatan mereka di sektor industri kecil sudah membebaskan wanita dari ketimpangan gender y...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Published: |
[Yogyakarta] : Lembaga Penelitian UGM
2001
|
_version_ | 1826044201327919104 |
---|---|
author | , Kodiran, dkk |
author_facet | , Kodiran, dkk |
author_sort | , Kodiran, dkk |
collection | UGM |
description | Keterlibatan wanita pada sektor ekonomi produktif, khususnya industri kecil, telah disadari sebagai suatu bentuk peningkatan partisipasi angkatan kerja wamita. Namun demikian, sangat penting dikaji apakah keterlibatan mereka di sektor industri kecil sudah membebaskan wanita dari ketimpangan gender yang selama ini eksis dalam kehidupan masyarakat. Untuk itulah penelitian ini berusaha untuk mengkaji mekanisme sosial, budaya, ekonomi, politik, yang mengkonstruksi ketinipangan gender ini dalam sektor industri kecil. Laporan penelitian ini dibuat berdasarkan penelitian lapangan yang berlokasi di Minahasa Propinsi Sulawesi Utara, di Lombok Propinsi Nusa Tenggara Barat dan di Makassar Propinsi Sulawesi Selatan. Secara keseluruhan penelitian ini dilakukan terhadap responden yang terdiri dari responden. perempuan dan laki laki yang bekerja di industri kecil. Survai dengan kuesioner dilakukan terhadap Responden tersebut untuk mengetahui karakteristik pekerja industri dan pekerjaan yang mereka lakukan. Selain itu juga dilakukan wawancara mendalam terhadap kasus terpilih. Informasi ini memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai hakekat keterlibatan dan hubungan hubungan sosial yang terbentuk di sektor industri. Hasil analisis dari pengumpulan data penelitian menunjukkan bahwa pada intinya responden laki laki maupun perempuan menganggap bahwa pekerjaan yang saat ini dilakukan adalah sesuai dengan kebutuhan mereka akan pekerjaan dan kemampuan yang mereka miliki. Para pekerja sebagian besar berada pada usia 25 44 tahun dan < 24 tahun. Berdasarkan tingkat pendidikan tampak bahwa sebagian besar responden hanya tamat SD. Perbedaan antara laki laki dan perempuan tidak tampak dalam jenis pekerjaan. Untuk jenis jenis pekerjaan yang ada di lokasi penelitian tidak secara spesifik dilakukan oleh jenis kelamin tertentu. Hanya pekerjaan mebel dan pembuatan topeng yang banyak dilakukan oleh laki laki. Namun demikian, tidak seluruhnya menyebabkan laki laki menerima upah yang lebih tinggi. Pemberian upah ternyata tergantung pada siapa yang lebih ahli. Mereka yang lebih ahli akan memperoleh upah yang lebih tinggi namun pada umumnya keahlian ini berjalan seiring dengan lama kerja. Adanya perbedaan jenis pekerjaan dan upah antara laki laki dan perempuan oleh pekerja dianggap sebagai hal yang wajar. Hal itu karena pengupahan pada umumnya banyak dilakukan secara borongan dan perunit kerja yang sudah diselesaikan, terlepas apakah dikerjakan oleh laki laki atau wanita. Jenis jenis pekerjaan dan upah yang dibayarkan tergantung pada ketelitian dan kualitas hasil kerja. Mungkin pekerja laki laki akan memperoleh upah yang lebih banyak perminggunya karena ia mampu menyelesaikan pekerjaan yang lebih banyak. Pola ketimpangan gender lebih tampak dalam hubungan antara laki laki dan wanita dalam melaksanakan pekerjaan pekerjaan domestik. Wanita pekerja masih dituntut untuk menyelesaikan pekerjaan pekerjaan domestik sedangkan laki laki tidak. Dalam beberapa aspek, wanita justru memiliki jam kerja lebih tinggi dibandingkan laki laki. Laki laki memiliki alokasi waktu lebih banyak dan wanita dalam hal penggunaan waktu untuk refresing. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun secara umum kondisi ketinipangan gender relatif tidak mencemaskan namun hal itu tetap ada. Begitu juga ada masyarakat, yaitu terlihat dari ungkapan-ungkapan baik dari responden laki laki atau perempuan yang secara jelas mengatakan bahwa laki laki dan perempuan mempunyai tanggung jawab yang berbeda baik dalam lingkup rumah tangga maupun di masyarakat. Tingginya alokasi waktu untuk aktivitas pribadi laki laki menandakan bahwa kegiatan pemanfaatan waktu luang untuk keperluan pribadi identik dengan laki laki. Dari hasil penelitian ketiga tahap dan analisis yang dilakukan dapat dicatat bahwa hubungan antara majikan dan pekerja dan antar sesama pekerja, baik yang bersifat ekonomi maupun sosial dan antar jenis kelamin sudah cukup baik. Namun demikian, keadaan ini terjadi karena para pekerja memang sudah tidak punya pilihan lagi ataukah karena mereka tidak mampu untuk mengungkap adanya ketidakpuasan yang mungkin ada atau memang benar bahwa mereka sudah cukup puas dengan kondisi kerja dan apa yang telah diraihnya. |
first_indexed | 2024-03-13T22:16:20Z |
format | Article |
id | oai:generic.eprints.org:92597 |
institution | Universiti Gadjah Mada |
last_indexed | 2024-03-13T22:16:20Z |
publishDate | 2001 |
publisher | [Yogyakarta] : Lembaga Penelitian UGM |
record_format | dspace |
spelling | oai:generic.eprints.org:925972014-11-28T07:37:29Z https://repository.ugm.ac.id/92597/ PENINGKATAN PARTISIPASI WANITA DAN PENGEMBANGAN HUBUNGAN INDUSTRIAL YANG BERWAWASAN GENDER DI KAWASAN TIMUR INDONESIA , Kodiran, dkk Keterlibatan wanita pada sektor ekonomi produktif, khususnya industri kecil, telah disadari sebagai suatu bentuk peningkatan partisipasi angkatan kerja wamita. Namun demikian, sangat penting dikaji apakah keterlibatan mereka di sektor industri kecil sudah membebaskan wanita dari ketimpangan gender yang selama ini eksis dalam kehidupan masyarakat. Untuk itulah penelitian ini berusaha untuk mengkaji mekanisme sosial, budaya, ekonomi, politik, yang mengkonstruksi ketinipangan gender ini dalam sektor industri kecil. Laporan penelitian ini dibuat berdasarkan penelitian lapangan yang berlokasi di Minahasa Propinsi Sulawesi Utara, di Lombok Propinsi Nusa Tenggara Barat dan di Makassar Propinsi Sulawesi Selatan. Secara keseluruhan penelitian ini dilakukan terhadap responden yang terdiri dari responden. perempuan dan laki laki yang bekerja di industri kecil. Survai dengan kuesioner dilakukan terhadap Responden tersebut untuk mengetahui karakteristik pekerja industri dan pekerjaan yang mereka lakukan. Selain itu juga dilakukan wawancara mendalam terhadap kasus terpilih. Informasi ini memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai hakekat keterlibatan dan hubungan hubungan sosial yang terbentuk di sektor industri. Hasil analisis dari pengumpulan data penelitian menunjukkan bahwa pada intinya responden laki laki maupun perempuan menganggap bahwa pekerjaan yang saat ini dilakukan adalah sesuai dengan kebutuhan mereka akan pekerjaan dan kemampuan yang mereka miliki. Para pekerja sebagian besar berada pada usia 25 44 tahun dan < 24 tahun. Berdasarkan tingkat pendidikan tampak bahwa sebagian besar responden hanya tamat SD. Perbedaan antara laki laki dan perempuan tidak tampak dalam jenis pekerjaan. Untuk jenis jenis pekerjaan yang ada di lokasi penelitian tidak secara spesifik dilakukan oleh jenis kelamin tertentu. Hanya pekerjaan mebel dan pembuatan topeng yang banyak dilakukan oleh laki laki. Namun demikian, tidak seluruhnya menyebabkan laki laki menerima upah yang lebih tinggi. Pemberian upah ternyata tergantung pada siapa yang lebih ahli. Mereka yang lebih ahli akan memperoleh upah yang lebih tinggi namun pada umumnya keahlian ini berjalan seiring dengan lama kerja. Adanya perbedaan jenis pekerjaan dan upah antara laki laki dan perempuan oleh pekerja dianggap sebagai hal yang wajar. Hal itu karena pengupahan pada umumnya banyak dilakukan secara borongan dan perunit kerja yang sudah diselesaikan, terlepas apakah dikerjakan oleh laki laki atau wanita. Jenis jenis pekerjaan dan upah yang dibayarkan tergantung pada ketelitian dan kualitas hasil kerja. Mungkin pekerja laki laki akan memperoleh upah yang lebih banyak perminggunya karena ia mampu menyelesaikan pekerjaan yang lebih banyak. Pola ketimpangan gender lebih tampak dalam hubungan antara laki laki dan wanita dalam melaksanakan pekerjaan pekerjaan domestik. Wanita pekerja masih dituntut untuk menyelesaikan pekerjaan pekerjaan domestik sedangkan laki laki tidak. Dalam beberapa aspek, wanita justru memiliki jam kerja lebih tinggi dibandingkan laki laki. Laki laki memiliki alokasi waktu lebih banyak dan wanita dalam hal penggunaan waktu untuk refresing. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun secara umum kondisi ketinipangan gender relatif tidak mencemaskan namun hal itu tetap ada. Begitu juga ada masyarakat, yaitu terlihat dari ungkapan-ungkapan baik dari responden laki laki atau perempuan yang secara jelas mengatakan bahwa laki laki dan perempuan mempunyai tanggung jawab yang berbeda baik dalam lingkup rumah tangga maupun di masyarakat. Tingginya alokasi waktu untuk aktivitas pribadi laki laki menandakan bahwa kegiatan pemanfaatan waktu luang untuk keperluan pribadi identik dengan laki laki. Dari hasil penelitian ketiga tahap dan analisis yang dilakukan dapat dicatat bahwa hubungan antara majikan dan pekerja dan antar sesama pekerja, baik yang bersifat ekonomi maupun sosial dan antar jenis kelamin sudah cukup baik. Namun demikian, keadaan ini terjadi karena para pekerja memang sudah tidak punya pilihan lagi ataukah karena mereka tidak mampu untuk mengungkap adanya ketidakpuasan yang mungkin ada atau memang benar bahwa mereka sudah cukup puas dengan kondisi kerja dan apa yang telah diraihnya. [Yogyakarta] : Lembaga Penelitian UGM 2001 Article NonPeerReviewed , Kodiran, dkk (2001) PENINGKATAN PARTISIPASI WANITA DAN PENGEMBANGAN HUBUNGAN INDUSTRIAL YANG BERWAWASAN GENDER DI KAWASAN TIMUR INDONESIA. text. http://repository.ugm.ac.id/digitasi/index.php?module=cari_hasil_full&idbuku=375 |
spellingShingle | , Kodiran, dkk PENINGKATAN PARTISIPASI WANITA DAN PENGEMBANGAN HUBUNGAN INDUSTRIAL YANG BERWAWASAN GENDER DI KAWASAN TIMUR INDONESIA |
title | PENINGKATAN PARTISIPASI WANITA DAN PENGEMBANGAN HUBUNGAN INDUSTRIAL YANG BERWAWASAN GENDER DI KAWASAN TIMUR INDONESIA |
title_full | PENINGKATAN PARTISIPASI WANITA DAN PENGEMBANGAN HUBUNGAN INDUSTRIAL YANG BERWAWASAN GENDER DI KAWASAN TIMUR INDONESIA |
title_fullStr | PENINGKATAN PARTISIPASI WANITA DAN PENGEMBANGAN HUBUNGAN INDUSTRIAL YANG BERWAWASAN GENDER DI KAWASAN TIMUR INDONESIA |
title_full_unstemmed | PENINGKATAN PARTISIPASI WANITA DAN PENGEMBANGAN HUBUNGAN INDUSTRIAL YANG BERWAWASAN GENDER DI KAWASAN TIMUR INDONESIA |
title_short | PENINGKATAN PARTISIPASI WANITA DAN PENGEMBANGAN HUBUNGAN INDUSTRIAL YANG BERWAWASAN GENDER DI KAWASAN TIMUR INDONESIA |
title_sort | peningkatan partisipasi wanita dan pengembangan hubungan industrial yang berwawasan gender di kawasan timur indonesia |
work_keys_str_mv | AT kodirandkk peningkatanpartisipasiwanitadanpengembanganhubunganindustrialyangberwawasangenderdikawasantimurindonesia |