Summary: | Penelitian ini bertujuan untuk menilai tiga aspek dalam penilaian teknologi, yaitu: evaluasi teknis dari teknologi untuk sapi potong rakyat, evaluasi secara ekonomi dan evaluasi proses difusi teknologi. Penelitian ini dilakukan pada tiga jenis komoditi, yaitu sapi potong, sapi perah dan kambing perah. Sampel masing masing sebanyak 126 untuk responden peternak sapi potong, 30 responden peternak sapi perah dan 44 responden peternak kambing perah. Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif profil sosial ekonomi secara umum dari peternak, karaketeristik usaha peternakan dan angka adopsi teknologi digambarkan menggunakan distribusi frekuensi, means, dan persentase. Evaluasi teknis, teknologi tradisional dan kegiatan peternakan yang sebenarnya di lapangan dijelaskan dan dibandingkan dengan kegiatan yang direkomendasikan. Analisis ekonomi penggunaan teknologi menggunanakan selisih output dan input, dan Benefit Cost ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ternyata tingkat adopsi dan difusi teknologi pada peternak sapi potong hanya sebesar 49,7%, sapi perah 82,9% dan kambing perah 47%, sedangkan faktor yang berpengaruh terhadap tingkat adopsi dan difusi tersebut untuk peternak sapi potong adalah umur peternak, pendidikan, jumlah tanggungan pengalaman beternak, jumlah ternak dan pendapatan dari beternak, untuk ternak sapi adalah umur dan pengalaman betmak, sedangkan untuk kambing perah hanya umur. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa struktur adopsi dan difusi inovasi terdapat tiga bagian utama yaitu sumber, metode dan media, dan penerima atau sasaran. Sumber informasi berasal dari teknisi pemerintah, swasta, akademisi dan sesama petani ternak. Metode yang digunakan dalam penyampaian informasi yaitu dengan latihan dan kunjungan, demonstrasi, pertemuan kelompok, dan media elektronik radio. Sumber informasi yang berasal dari teknisi pemerintah adalah yang tertinggi, kemudian diikuti berturut turut oleh swasta, akademisi dan sesama peternak. Metode yang digunakan adalah latihan dan kunjungan banyak dilakukan oleh pemerintah disamping domonstrasi dan pertemuan kelompok. Pilihan cara dalam difusi teknologi adalah melalui pertemuan kelompok, demonstrasi, dan radio. Sedangkan pilihan suber informasi berasal dari teknisi pemerintah dan sesama peternak. Harapan peternak dalam mengadopsi dan difusi teknologi adalah meningkatkan produksi ternak meningkatkan pendapatan usahatani, selanjutnya diikuti menghemat biaya produksi, menyesuaikan keadaan lingkungan dan mematuhi anjuran pemerintah. Sebagian besar dari responden menerima teknologi yang diperkenalkan adalah yakin dan langsung menerapkannya sedangkan pihak yang paling berpengaruh adalah staf dari pernerintah, ketua/pengurus kelompok, anggota kelompok. Peternak sedikit sekali mengalami kesulitan dalam menerapkan teknologi. Kebanyakan dari mereka kesulitan dalam ketersediaan waktu bagi mereka dalam menerapkan teknologi dan kesulitan mendapatkan bahan bahan. Sebagian besar pengambil keputusan ada pada suami (peternak itu sendiri).
|