POTENSI PERKEMBANGAN WILAYAH DAN PENGELOLAAN KAWASAN RESAPAN AIR, DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Perkembangan wilayah dan tekanan lingkungan yang semakin meningkat terjadi di kawasan resapan air Propinsi DIY. Penelitian ini bertujuan untuk mengindetifikasi potensi resapan air dan potensi perkembangan wilayah, serta pola hubungan yang terjadi, sehingga dapat disusun arahan pengelolaan kawasan re...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: , B.S. Eko Prakoso, Taufik Heri Purwanto, dan Budi Sulaswono
Format: Article
Published: [Yogyakarta] : Lembaga Penelitian UGM 2002
_version_ 1826044208948969472
author , B.S. Eko Prakoso, Taufik Heri Purwanto, dan Budi Sulaswono
author_facet , B.S. Eko Prakoso, Taufik Heri Purwanto, dan Budi Sulaswono
author_sort , B.S. Eko Prakoso, Taufik Heri Purwanto, dan Budi Sulaswono
collection UGM
description Perkembangan wilayah dan tekanan lingkungan yang semakin meningkat terjadi di kawasan resapan air Propinsi DIY. Penelitian ini bertujuan untuk mengindetifikasi potensi resapan air dan potensi perkembangan wilayah, serta pola hubungan yang terjadi, sehingga dapat disusun arahan pengelolaan kawasan resapan air. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif analitis, dengan metode analisis data sekunder, observasi lapangan, analisis peta dan sistem informasi geografis, serta analisis statistik. Hasil penelitian menunjukkan, potensi resapan air terbesar ditemukan di bagian utara (lereng atas), selanjutnya menurun kemampuannya menunju lereng bawah. Sebaliknya kemampuan penyimpan air, yang diidentifikasi dengan ketebalan akifer, semakin kearah selatan, menuju lereng tengah dan bawah semakin besar. Sebagian besar wilayah, potensi perkembangannya relatif lambat (40%) yang menyebar merata. Wilayah yang mengalami potensi perkembangan tinggi, terkonsentrasi di bagian lereng bawah dan lereng tengah. Hal ini sebagai akibat dari kedekatan dan efek perkembangan kota Yogyakarta yang melebar ke pinggiran kota. Wilayah dengan potensi rendah namun mengalami perkembangan cepat (kecil tumbuh), relatif banyak, dan telah mengarah ke lereng atas, yang berpotensi resapan tinggi. Terdapat hubungan yang signifikan, antara potensi perkembangan wilayah dengan potensi resapan. Perkembangan wilayah tinggi terdapat pada kawasan yang berpotensi resapan rendah, tetapi mengkonsentrasi pada wilayah berdaya simpan tinggi (akifer dalam). Pembagian wilayah berdasarkan kemiringannya (lereng) dapat digunakan sebagai determinan pengelolaan, mengingat adanya perbedaan yang nyata potensi resapan, kedalaman akifer, dan potensi perkembangan wilayah antara lereng atas, tengah, dan bawah. Berdasarkan temuan di atas, berbagai kebijaksanaan pengendalian perkembangan wilayah di kawasan resapan air perlu segera dilakukan. Penelitian ini merekomendasikan tiga wilayah dengan bentuk perlakuan, yaitu wilayah dilindungi, berada di lereng atas, memiliki potensi resapan tinggi. Wilayah perlu pengendalian secara ketat, potensi resapan sedang hingga tinggi, namun tengah mengalami perkembangan wilayah yang cepat. Wilayah yang masih dapat dikembangkan, di lereng bawah, potensi resapan rendah, dan merupakan bagian pengembangan kota Yogyakarta dengan fungsi budidaya. Melalui kebijaksanaan tersebut diharapkan dapat menahan, menyeleksi dan memperkecil kecenderungan perkembangan wilayah dan menjaga kelestarian sumberdaya alam, khususnya tata air dan kelestarian fungsi resapan air di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
first_indexed 2024-03-13T22:16:35Z
format Article
id oai:generic.eprints.org:92634
institution Universiti Gadjah Mada
last_indexed 2024-03-13T22:16:35Z
publishDate 2002
publisher [Yogyakarta] : Lembaga Penelitian UGM
record_format dspace
spelling oai:generic.eprints.org:926342014-11-28T07:37:12Z https://repository.ugm.ac.id/92634/ POTENSI PERKEMBANGAN WILAYAH DAN PENGELOLAAN KAWASAN RESAPAN AIR, DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA , B.S. Eko Prakoso, Taufik Heri Purwanto, dan Budi Sulaswono Perkembangan wilayah dan tekanan lingkungan yang semakin meningkat terjadi di kawasan resapan air Propinsi DIY. Penelitian ini bertujuan untuk mengindetifikasi potensi resapan air dan potensi perkembangan wilayah, serta pola hubungan yang terjadi, sehingga dapat disusun arahan pengelolaan kawasan resapan air. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif analitis, dengan metode analisis data sekunder, observasi lapangan, analisis peta dan sistem informasi geografis, serta analisis statistik. Hasil penelitian menunjukkan, potensi resapan air terbesar ditemukan di bagian utara (lereng atas), selanjutnya menurun kemampuannya menunju lereng bawah. Sebaliknya kemampuan penyimpan air, yang diidentifikasi dengan ketebalan akifer, semakin kearah selatan, menuju lereng tengah dan bawah semakin besar. Sebagian besar wilayah, potensi perkembangannya relatif lambat (40%) yang menyebar merata. Wilayah yang mengalami potensi perkembangan tinggi, terkonsentrasi di bagian lereng bawah dan lereng tengah. Hal ini sebagai akibat dari kedekatan dan efek perkembangan kota Yogyakarta yang melebar ke pinggiran kota. Wilayah dengan potensi rendah namun mengalami perkembangan cepat (kecil tumbuh), relatif banyak, dan telah mengarah ke lereng atas, yang berpotensi resapan tinggi. Terdapat hubungan yang signifikan, antara potensi perkembangan wilayah dengan potensi resapan. Perkembangan wilayah tinggi terdapat pada kawasan yang berpotensi resapan rendah, tetapi mengkonsentrasi pada wilayah berdaya simpan tinggi (akifer dalam). Pembagian wilayah berdasarkan kemiringannya (lereng) dapat digunakan sebagai determinan pengelolaan, mengingat adanya perbedaan yang nyata potensi resapan, kedalaman akifer, dan potensi perkembangan wilayah antara lereng atas, tengah, dan bawah. Berdasarkan temuan di atas, berbagai kebijaksanaan pengendalian perkembangan wilayah di kawasan resapan air perlu segera dilakukan. Penelitian ini merekomendasikan tiga wilayah dengan bentuk perlakuan, yaitu wilayah dilindungi, berada di lereng atas, memiliki potensi resapan tinggi. Wilayah perlu pengendalian secara ketat, potensi resapan sedang hingga tinggi, namun tengah mengalami perkembangan wilayah yang cepat. Wilayah yang masih dapat dikembangkan, di lereng bawah, potensi resapan rendah, dan merupakan bagian pengembangan kota Yogyakarta dengan fungsi budidaya. Melalui kebijaksanaan tersebut diharapkan dapat menahan, menyeleksi dan memperkecil kecenderungan perkembangan wilayah dan menjaga kelestarian sumberdaya alam, khususnya tata air dan kelestarian fungsi resapan air di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. [Yogyakarta] : Lembaga Penelitian UGM 2002 Article NonPeerReviewed , B.S. Eko Prakoso, Taufik Heri Purwanto, dan Budi Sulaswono (2002) POTENSI PERKEMBANGAN WILAYAH DAN PENGELOLAAN KAWASAN RESAPAN AIR, DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. text. http://repository.ugm.ac.id/digitasi/index.php?module=cari_hasil_full&idbuku=412
spellingShingle , B.S. Eko Prakoso, Taufik Heri Purwanto, dan Budi Sulaswono
POTENSI PERKEMBANGAN WILAYAH DAN PENGELOLAAN KAWASAN RESAPAN AIR, DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
title POTENSI PERKEMBANGAN WILAYAH DAN PENGELOLAAN KAWASAN RESAPAN AIR, DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
title_full POTENSI PERKEMBANGAN WILAYAH DAN PENGELOLAAN KAWASAN RESAPAN AIR, DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
title_fullStr POTENSI PERKEMBANGAN WILAYAH DAN PENGELOLAAN KAWASAN RESAPAN AIR, DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
title_full_unstemmed POTENSI PERKEMBANGAN WILAYAH DAN PENGELOLAAN KAWASAN RESAPAN AIR, DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
title_short POTENSI PERKEMBANGAN WILAYAH DAN PENGELOLAAN KAWASAN RESAPAN AIR, DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
title_sort potensi perkembangan wilayah dan pengelolaan kawasan resapan air di propinsi daerah istimewa yogyakarta
work_keys_str_mv AT bsekoprakosotaufikheripurwantodanbudisulaswono potensiperkembanganwilayahdanpengelolaankawasanresapanairdipropinsidaerahistimewayogyakarta