Summary: | Penyakit jembrana muncul pertama kali di Kabupaten Jembrana pada tahun 1964, kemudian menyebar ke berbagai tempat terutama di Indanesia Bagian Barat. Penyakit menular tersebut bersifat endemik, sehingga "pengeluaran" sapi Bali untuk bibit ke luar Pulau Bali dilarang sampai sekarang. Penyakit Jembrana disebabkan oleh virus penyakit Jembrana (VPJ) dari grup Lentivirus. Seperti halnya penyakit viral lainnya PJ belum ada obatnya untuk menyembuhkan sapi penderita. Vaksin yang potensial untuk PJ juga belum ada yang memadai. Oleh karena itu usaha pengendalian dan pencegahari diutamakan pada usaha jangan sampai PJ menyebar ke daerah lain yang masih bebas PJ dengan mengembangkan metode diagnostik yang lebih tepat. Sapi Bali yang sembuh dari PJ menjadi pembawa virus atau immune carrier dalam waktu yang lama, sehingga sapi Bali yang tampak sehat jika dipindahkan ke daerah lain tanpa dirieteksi lebih dahulu apakah sapi tersebut bebas PJ atau tidak, sapi tersebut dapat menyebarkan PJ ke daerah lain yang masih bebas PL Untuk memecahkan masalah tersebut perlu dikembangkan sarana diagnosis untuk deteksi sapi pembawa VPJ. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan terutama di Laboratorium Ilmu Hayati UGM dan BPPH wilayah VI Denpasar. Adapun tujuan akhir penelitian ini adalah untuk mengembangkan sarana diagnosis untuk deteksi sapi Bali pembawa VPJ dengan mengembangkan / menghasilkan monoklonal antibodi (MAB) yang bereaksi spesifik terhadap VPJ. Hasil Penelitian tahap IV adalah bahwa telah diperoleh MAB yang telah dipurifikasi yang berasal dari mencit, Flask 350 ml dan Flask Integra CL 350 masing masing 3,45 mg
|