Summary: | Angka kejadian bedah sesar dari tahun ke tahun semakin meningkat dengan insidensi di negara maju 7-10%. Insidensi bedah sesar sangat bervariasi pada beberapa rumah sakit, di RS PKU Muhammadiyah insidensi bedah sesar pada tahun 2001 dari bulan Januari sampai bulan Juli mencapai 21%. Penggunaan antibiotika pada penanganan kasus bedah sesar di RS PKU Muhammadiyah sangat bervariasi, hal ini mengakibatkan besarnya biaya obat yang bervariasi pula. Sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi biaya antibiotik yang digunakan dalam penanganan bedah sesar di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini merupakan survei epidemiologik dengan rancangan deskriptif analitis menggunakan kartu catatan medik, rincian biaya obat di ruang perawatan dan kamar operasi yang didapatkan dari data base pasien dan kuitansi pasien yang menjalani bedah sesar di instalasi rawat inap RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2000. Langkah-langkah penelitian meliputi pencatatan data-data mengenai identitas pasien, antibiotik yang digunakan, biaya antibiotik, pemakaian obat dan alat operasi, biaya perbekalan farmasi, biaya keseluruhan, indikasi dilakukan bedah sesar, nama dokter yang menangani tanggal masuk dan keluar di rawat inap dan status keluar. Hasil penelitian menunjukkan prosentase terbesar indikasi dilakukan bedah sesar adalah partus lama (26%). Jenis antibiotika yang banyak digunakan adalah sulbenicillin injeksi dengan klindamisin oral (31%) dan amoxicillin, kalium klavulanat injeksi dengan amoxicillin oral (23%). Biaya yang dibebankan pada pasien untuk membayar antibiotika sebesar 12,5-44,4% dari biaya perbekalan farmasi dan 6,7-14,8% dari biaya keseluruhan. Tidak ada hubungan antara besarnya biaya antibiotik dengan lama hari perawatan.
|