PERAN WANITA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI DAERAH PERKOTAAN (KASUS: KOTA YOGYAKARTA)

Penelitian ini bermaksud mengeksplorasi salah satu sisi peran kehidupan wanita dalam pengelolaan sampah di daerah perkotaan, yang tidak banyak disadari oleh banyak pihak, baik kalangan ahli maupun pemerintahyaitu bahwa pada hakekatnya pengelolaan sampah yang sangat kompleks di perkotaan berawal atau...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: , Luthfi Muta'ali
Format: Article
Published: [Yogyakarta] : Lembaga Penelitian UGM 2003
_version_ 1797031115006935040
author , Luthfi Muta'ali
author_facet , Luthfi Muta'ali
author_sort , Luthfi Muta'ali
collection UGM
description Penelitian ini bermaksud mengeksplorasi salah satu sisi peran kehidupan wanita dalam pengelolaan sampah di daerah perkotaan, yang tidak banyak disadari oleh banyak pihak, baik kalangan ahli maupun pemerintahyaitu bahwa pada hakekatnya pengelolaan sampah yang sangat kompleks di perkotaan berawal atau bersumber dari limbah rumahtangga. Pada setting inilah sebenamya peran wanita menjadi substansial. Dengan kata lain, bagaimana problem sampah perkotaan dapat diatasi, sementara sumber utama (wanita dan rumahtangga) tidak pernah mendapatkan perhatian yang proporsional. Penelitian ini juga ingin memalingkan perhatian public pada kasus sampah yang selama ini cenderung lebih memperhatikan masalah pemulung, TPA (Tempat Pembuangan Sampah), pencemaran, dan lain-lain, sementara wanita yang menjadi manager rumahtangga dan penentu "hitam putihnya" limbah rumahtangga tidak tersentuh. Fenomena ini nampak jelas di berbagai pemberitaan pers. Penelitian bertujuan untuk mengkaji peran wanita dalam pengelolaan sampah dan kebersihan lingkungan di daerah perkotaan. Pene1itian ini bersitat deskriptif-eksploratif, dengan menggunakan pendekatan behaviour analysis. Penelitian dilakukan di kota Yogayakarta dengan mengambil 2 sampel kelurahan yang memiliki karakter perkotaan. Oleh karena itu dipilih dua kelurahan di pusat kota (kawasan Malioboro) yaitu Kelurahan Suryatmajan dan Sosromenduran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas sosial ekonomi perkotaan telah meningkatkan jumlah dan volume sampah di perkotaan. Keterbatasan tenaga dan infrastruktur yang dimiliki pemerintah menyebabkan persoalan sampah semakin sulit di atasi. Hal ini secara langsung akan mempengaruhi kondisi lingkungan perkotaan. Di pihak lain, masyarakat sebagai pelaku utama masih dipandang sebagai penyebab (sebab), dan belum dilihat menjadi alternatif penyelesaian masalah sampah. Penelitian ini menempatkan masyarakat sebagai potensi alternatif penyelesaian masalah sampah perkotaan, khususnya wanita. Karakteristik sosial ekonomi wanita di daerah penelitian menunjukkan bahwa kualitasnya relatif tinggi, baik dari segi pendidikan, pendapatan maupun jenis pekerjaan. Kondisi ini berkaitan dengan peran dan model pengelolaan kebersihan dan sampah. Sekitar 75% wanita telah melakukan pengelolaan dengan baik, selebihnya kurang baik, yaitu jika dilihat dari persepsi terhadap sampah, kebersihan rumah dan umum, dan perilaku membuang sampah. Wanita memiliki peran yang sangat besar terhadap pengelolaan kebersihan dan sampah, karena hampir 80% pekerjaan tersebut di tangani perempuan. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh budaya, yang menyatakan bahwa pekerjaan bersih-bersih adalah urusan perempuan. Peran wanita tersebut dilakukan secara langsung (mengerjakan) dan tidak langsung, yaitu memberikan proses penyadaran dan pendidikan, melaIui mekanisme menyuruh, menasehati, menjelaskan, dan memberi contoh bagi seluruh anggota keluarga. Terjadi pembedaan peran dan tanggungjawab antara laki-laki dan perempuan dalam kaitan dengan kebersihan dan pengelolaan sampah, yaitu wanita berperan langsung dalam penanganan sampah, mulai dari menyapu, membersihkan, mengumpulkan dan membuang sampah ke tempat sampah, baik dilakukan sendiri (isteri) maupun anak perempuan, sedangkan laki-laki lebih banyak menangani sampah (membuang) dan kebersihan lingkungan. Sebagian besar wanita tidak melakukan pemisahan sampah organik dan anorganik, Meskipun demikian yang melakukan pemisahan umumnya dimaksudkan untuk dapat dijual. Pemisahan sampah terutama antara sampah masak dan kertas. Pengelolaan sampah yang baik berhubungan dengan variabel sosial ekonomi, yaitu pendidikan, pendapatan, jenis pekerjaan, dan kepemilikan pembantu rumah tangga. Semakin tinggi status sosial ekonomi, maka pengelolaan sampahnya semakin baik. Selain itu, faktor yang terpenting adalah faktor budaya yang menempatkan wanita pada penjaga kebersihan rumahtangga termasuk pameo ora ilok wong lanang nyapu amah. Beberapa hal yang dapat disarankan dari penelitian ini antara lain adalah : Penjelasan yang terus menerus (kontinyu) dan intensif kepada wanita rumah tangga (berkampanye) tentang besarnya peran mereka bagi pengembangan lingkungan perkotaan. Selain itu pekerjaan bersih-bersih bukan hanya sekedar kodrat melainkan juga bagian dari bentuk partisipasi riil wanita dalam pembangunan kota. Sosialisasi peran wanita dalam pengelolaan kebersihan dan sampah tersebut kepada lelaki, agar dapat diperoleh kesepahaman dan kesetaraan serta saling menghargai. Sehingga dapat dicapai suatu kondisi yang menyatakan bahwa masalah kebersihan tidak hanya masalah wanita tetapi adalah masalah bersama, termasuk lelaki. Pengembangan proses pendidikan dan penyadaran tentang kebersihan dan sampah yang dilakukan oleh wanita ditengah lingkungan keluarga, khususnya kepada anak-anak. Memberikan penghargaan terhadap peran wanita dalam pengelolaan sampah dalam berbagai tingkatan, mulai dari RT, RW, kelurahan, sampai tingkat kotamadya Yogyakarta. Pengembangan sarana dan prasarana persampahan perkotaan, yang dapat mendekatkan. wanita terhadap pusat-pusat penampungan sampah, sehingga mereka tidak terlalu jauh melakukan perjalanan untuk membuang sampah. Perlu adanya riset tindak lanjut, tentang bagaimana faktor budaya menciptakan dan menempatkan kodrat wanita sebagai �penjaga gawang� kebersihan rumah dan sampah rumahtangga.
first_indexed 2024-03-13T22:16:59Z
format Article
id oai:generic.eprints.org:92766
institution Universiti Gadjah Mada
last_indexed 2024-03-13T22:16:59Z
publishDate 2003
publisher [Yogyakarta] : Lembaga Penelitian UGM
record_format dspace
spelling oai:generic.eprints.org:927662014-11-28T07:36:57Z https://repository.ugm.ac.id/92766/ PERAN WANITA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI DAERAH PERKOTAAN (KASUS: KOTA YOGYAKARTA) , Luthfi Muta'ali Penelitian ini bermaksud mengeksplorasi salah satu sisi peran kehidupan wanita dalam pengelolaan sampah di daerah perkotaan, yang tidak banyak disadari oleh banyak pihak, baik kalangan ahli maupun pemerintahyaitu bahwa pada hakekatnya pengelolaan sampah yang sangat kompleks di perkotaan berawal atau bersumber dari limbah rumahtangga. Pada setting inilah sebenamya peran wanita menjadi substansial. Dengan kata lain, bagaimana problem sampah perkotaan dapat diatasi, sementara sumber utama (wanita dan rumahtangga) tidak pernah mendapatkan perhatian yang proporsional. Penelitian ini juga ingin memalingkan perhatian public pada kasus sampah yang selama ini cenderung lebih memperhatikan masalah pemulung, TPA (Tempat Pembuangan Sampah), pencemaran, dan lain-lain, sementara wanita yang menjadi manager rumahtangga dan penentu "hitam putihnya" limbah rumahtangga tidak tersentuh. Fenomena ini nampak jelas di berbagai pemberitaan pers. Penelitian bertujuan untuk mengkaji peran wanita dalam pengelolaan sampah dan kebersihan lingkungan di daerah perkotaan. Pene1itian ini bersitat deskriptif-eksploratif, dengan menggunakan pendekatan behaviour analysis. Penelitian dilakukan di kota Yogayakarta dengan mengambil 2 sampel kelurahan yang memiliki karakter perkotaan. Oleh karena itu dipilih dua kelurahan di pusat kota (kawasan Malioboro) yaitu Kelurahan Suryatmajan dan Sosromenduran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas sosial ekonomi perkotaan telah meningkatkan jumlah dan volume sampah di perkotaan. Keterbatasan tenaga dan infrastruktur yang dimiliki pemerintah menyebabkan persoalan sampah semakin sulit di atasi. Hal ini secara langsung akan mempengaruhi kondisi lingkungan perkotaan. Di pihak lain, masyarakat sebagai pelaku utama masih dipandang sebagai penyebab (sebab), dan belum dilihat menjadi alternatif penyelesaian masalah sampah. Penelitian ini menempatkan masyarakat sebagai potensi alternatif penyelesaian masalah sampah perkotaan, khususnya wanita. Karakteristik sosial ekonomi wanita di daerah penelitian menunjukkan bahwa kualitasnya relatif tinggi, baik dari segi pendidikan, pendapatan maupun jenis pekerjaan. Kondisi ini berkaitan dengan peran dan model pengelolaan kebersihan dan sampah. Sekitar 75% wanita telah melakukan pengelolaan dengan baik, selebihnya kurang baik, yaitu jika dilihat dari persepsi terhadap sampah, kebersihan rumah dan umum, dan perilaku membuang sampah. Wanita memiliki peran yang sangat besar terhadap pengelolaan kebersihan dan sampah, karena hampir 80% pekerjaan tersebut di tangani perempuan. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh budaya, yang menyatakan bahwa pekerjaan bersih-bersih adalah urusan perempuan. Peran wanita tersebut dilakukan secara langsung (mengerjakan) dan tidak langsung, yaitu memberikan proses penyadaran dan pendidikan, melaIui mekanisme menyuruh, menasehati, menjelaskan, dan memberi contoh bagi seluruh anggota keluarga. Terjadi pembedaan peran dan tanggungjawab antara laki-laki dan perempuan dalam kaitan dengan kebersihan dan pengelolaan sampah, yaitu wanita berperan langsung dalam penanganan sampah, mulai dari menyapu, membersihkan, mengumpulkan dan membuang sampah ke tempat sampah, baik dilakukan sendiri (isteri) maupun anak perempuan, sedangkan laki-laki lebih banyak menangani sampah (membuang) dan kebersihan lingkungan. Sebagian besar wanita tidak melakukan pemisahan sampah organik dan anorganik, Meskipun demikian yang melakukan pemisahan umumnya dimaksudkan untuk dapat dijual. Pemisahan sampah terutama antara sampah masak dan kertas. Pengelolaan sampah yang baik berhubungan dengan variabel sosial ekonomi, yaitu pendidikan, pendapatan, jenis pekerjaan, dan kepemilikan pembantu rumah tangga. Semakin tinggi status sosial ekonomi, maka pengelolaan sampahnya semakin baik. Selain itu, faktor yang terpenting adalah faktor budaya yang menempatkan wanita pada penjaga kebersihan rumahtangga termasuk pameo ora ilok wong lanang nyapu amah. Beberapa hal yang dapat disarankan dari penelitian ini antara lain adalah : Penjelasan yang terus menerus (kontinyu) dan intensif kepada wanita rumah tangga (berkampanye) tentang besarnya peran mereka bagi pengembangan lingkungan perkotaan. Selain itu pekerjaan bersih-bersih bukan hanya sekedar kodrat melainkan juga bagian dari bentuk partisipasi riil wanita dalam pembangunan kota. Sosialisasi peran wanita dalam pengelolaan kebersihan dan sampah tersebut kepada lelaki, agar dapat diperoleh kesepahaman dan kesetaraan serta saling menghargai. Sehingga dapat dicapai suatu kondisi yang menyatakan bahwa masalah kebersihan tidak hanya masalah wanita tetapi adalah masalah bersama, termasuk lelaki. Pengembangan proses pendidikan dan penyadaran tentang kebersihan dan sampah yang dilakukan oleh wanita ditengah lingkungan keluarga, khususnya kepada anak-anak. Memberikan penghargaan terhadap peran wanita dalam pengelolaan sampah dalam berbagai tingkatan, mulai dari RT, RW, kelurahan, sampai tingkat kotamadya Yogyakarta. Pengembangan sarana dan prasarana persampahan perkotaan, yang dapat mendekatkan. wanita terhadap pusat-pusat penampungan sampah, sehingga mereka tidak terlalu jauh melakukan perjalanan untuk membuang sampah. Perlu adanya riset tindak lanjut, tentang bagaimana faktor budaya menciptakan dan menempatkan kodrat wanita sebagai �penjaga gawang� kebersihan rumah dan sampah rumahtangga. [Yogyakarta] : Lembaga Penelitian UGM 2003 Article NonPeerReviewed , Luthfi Muta'ali (2003) PERAN WANITA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI DAERAH PERKOTAAN (KASUS: KOTA YOGYAKARTA). text. http://repository.ugm.ac.id/digitasi/index.php?module=cari_hasil_full&idbuku=522
spellingShingle , Luthfi Muta'ali
PERAN WANITA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI DAERAH PERKOTAAN (KASUS: KOTA YOGYAKARTA)
title PERAN WANITA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI DAERAH PERKOTAAN (KASUS: KOTA YOGYAKARTA)
title_full PERAN WANITA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI DAERAH PERKOTAAN (KASUS: KOTA YOGYAKARTA)
title_fullStr PERAN WANITA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI DAERAH PERKOTAAN (KASUS: KOTA YOGYAKARTA)
title_full_unstemmed PERAN WANITA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI DAERAH PERKOTAAN (KASUS: KOTA YOGYAKARTA)
title_short PERAN WANITA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI DAERAH PERKOTAAN (KASUS: KOTA YOGYAKARTA)
title_sort peran wanita dalam pengelolaan sampah di daerah perkotaan kasus kota yogyakarta
work_keys_str_mv AT luthfimutaali peranwanitadalampengelolaansampahdidaerahperkotaankasuskotayogyakarta