PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PENYAMAKAN KULIT DENGAN SERBUK SATU KAPUR DAN PEMUNGUTAN KEMBALI SENYAWA KHROM

Pada pelaksanaan penelitian tahun 2002 dijumpai masalah timbulnya buih yang cukup banyak pada bagian pengumpanan, sehingga sering terjadi peluapan dari puncak rcaktor. Kecuali itu, umpan serbuk batu kapur banyak yang terbawa meluap bersama-sama dengan cairan hasil dan buih. Tambahan lagi hasil pengo...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: , Sri Warnijati, Suprihastuti Sri Rahayu, dan Ida Bagus Agra
Format: Article
Published: [Yogyakarta] : Lembaga Penelitian UGM 2003
Description
Summary:Pada pelaksanaan penelitian tahun 2002 dijumpai masalah timbulnya buih yang cukup banyak pada bagian pengumpanan, sehingga sering terjadi peluapan dari puncak rcaktor. Kecuali itu, umpan serbuk batu kapur banyak yang terbawa meluap bersama-sama dengan cairan hasil dan buih. Tambahan lagi hasil pengolahan limbah cair penyamakan kulit dengan serbuk batu kapur belum dapat memenuhi ambang batas pencemaran lingkungan. Usaha mengatasi masalah dengan menampilkan reaktor tegak yang diametemya lebih besar tanpa disertai dengan pipa pengumpan alas dan pengeluaran hasil bawah yang diametemya lebih besar dari kolom reaktor, tidak memenuhi harapan. Buih dan batu kapur yang turut meluap tetap besar. Pemakaian reaktor alir tiga tangki berpengaduk untuk menjalankan pengolahan limbah cair penyamakan kulit dengan serbuk batu kapur, dapat menghilangkan gangguan buih dan kehilangan serbuk batu kapur karena yang terbawa oleh buih juga tidak ada. Tetapi, cairan yang sudah dihilangkan khromnya dalam bentuk endapan khromi hidroksid, belum dapat memenuhi persyaratan ambang batas pencemaran. Penurunan kadar khrom dalam hasil pengolahan limbah cair penyamakan kulit dengan serbuk batu kapur dilaksanakan dengan memeram cairan itu selama 24 jam tanpa pengadukan atau pemanasan. Dengan demikian, 99,95 % khrom dalam limbah cair dapat dihilangkan, sehingga cairan yang terakhir sudah dapat dibuang tanpa mencemari lingkungan. Penambahan serbuk kapur padam pada cairan hasil pengolahan dengan serbuk batu kapur sampai pH cairan mencapai 7 atau lebih, dapat menurunkan konsentrasi khrom dalam hasil sampai jauh lebih rendah dari nilai ambang batas. Cairan yang sudah dipisahkan dari zat padat yang tersuspensi, keadaannya sangat bening dan tidak berwarna, sehingga dapat dibuang dengan aman. Pemungutan senyawa khrom dari endapan dijalankan dengan mereaksikan zat padat itu dengan larutan asam sulfat. Proses dilaksanakan dalam reaktor yang bcrpengaduk pacta suhu lingkungan. Pada akhir percobaan, suspensi disaring lalu dicuci bcrkali-kali dengan air sampai bebas sulfat, kemudian endapan yang sudah bersih, dikeringkan di dalam oven pada suhu 110°C. Filtrat yang diperoleh berwama hijau biru dan mengandung Cr2(S04)3 yang cukup besar. Setelah dipekatkan sampai konsentrasi tertentu, mungkin cairan itu dapat dipakai lagi sebagai penyamak kulit mentah setelah diperkaya seperlunya dengan zat penyamak yang baru. Padatan yang tertinggal berwama putih dan sesudah dimurnikan, hasil samping itu dapat dijual sebagai gips. Dengan larutan asam sulfat 4,26 gmol/L, khromi hidroksid yang ada dalam endapan 99,96 % dapat larut dalam waktu 40 menit pada suhu lingkungan. Dengan demikian, hasil samping gips tidak membahayakan lingkungan.