UPAYA PENANGGULANGAN LEDAKAN POPULASI MONYET EKOR PANJANG (Macaca Fascicularis) DENGAN IMPLANTASI AGONIS GONADOTROPIHINE RELEASING HORMONE ( GnRH )
Akhir - akhir ini, monyet ekor panjang (Macaca Fascicularis) merupakan hama bagi penduduk dilahan pertanian. Mereka dapat merusak padi, jagung perbenihan karet dan pohon buah-buahan (Supriatna dan Wahyono, 2000). Populasi monyet yang semakin banyak telah menimbulkan konflik kepentingan antara masyar...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Published: |
[Yogyakarta] : Lembaga Penelitian UGM
2003
|
_version_ | 1826044251737161728 |
---|---|
author | , Pudji Astuti, Aris Junaidi, dan Dondin Sajuthi |
author_facet | , Pudji Astuti, Aris Junaidi, dan Dondin Sajuthi |
author_sort | , Pudji Astuti, Aris Junaidi, dan Dondin Sajuthi |
collection | UGM |
description | Akhir - akhir ini, monyet ekor panjang (Macaca Fascicularis) merupakan hama bagi penduduk dilahan pertanian. Mereka dapat merusak padi, jagung perbenihan karet dan pohon buah-buahan (Supriatna dan Wahyono, 2000). Populasi monyet yang semakin banyak telah menimbulkan konflik kepentingan antara masyarakat dengan satwa tersebut. Serbagai usaha untuk mengatasi over populasi telah banyak dilakukan namun semuanya selalu menemui kegagalan. Usaha - usaha tersebut diantaranya dengan penanaman 1000 pohon sebagai pengganti, penanaman pohon buah-buahan sebagai umpan bahan makanan, sampai kepada penjualan dan pembunuhan masal.
Untuk mengontrol over populasi tersebut, telah dicoba suatu kontrasepsi dengan aplikasi implan pada hewan jantan yakni agonis GnRH, deslorelin. Kontrasepsi tersebut akan menyebabkan kekacauan reseptor GnRH dengan desensitisasi. Dari sel granulose pituitary sehingga terjadi penurunan drastic. Dari sekresi LH dan testosteron. Dipilih hewan jantan karena monyet ekor panjang hidup secara berkelompok (sekitar 30 ekor), dan hanya 1 pejantan yang dominan untuk mengawini hewan betina.
Metode penelitian yang dikerjakan meliputi uji coba terhadap 6 ekor monyet jantan dewasa yang ada di PSSP-LP, IPS, Sogor. Hewan terbagi atas 2 ekor kontrol serta 4 ekor perlakuan. Variabel penelitian terdiri atas 1) volume testis, 2) kualitas spermatozoa seperti : konsentrasi, motilitas, presentase hidup mati, abnormalitas, 3) analisis hormon testosteron dalam serum serta 4) gambaran histopatologi testis. Analisis data akan dikerjakan secara statistik dengan ANOVA dilanjutkan dengan Tukey HSD dengan menggunakan statistik version 4.1 (analytical Software). Gambaran histopatologi akan dianalisis secara deskriptif.
Secara keseluruhan, hampir seluruh penelitian telah mulai menunjukkan perubahan 1,5 bulan sejak pemberian implan. Secara rinci, hasil - hasil tersebut dapat dilaporkan sebagai berikut :
1) Volume testis. Penghitungan volume testis dihitung dengan cara mengukur panjang dan lebar kemudian dimasukkan ke dalam rumus ellips. Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya penurunan volume testis setelah kurun waktu 1,5 bulan sejak pemasangan implan, yakni dari rata - rata 11,295 cm3 menjadi 8,8175 cm3.
2) Kualitas spermatozoa, yang meliputi:
a. Konsentrasi spermatozoa. Konsentrasi rata-rata spermatozoa pada hewan kontrol adalah 91,5 juta/ml sedangkan pada hewan perlakuan 74 juta/ml. Dari hasil tersebut juga sangat nampak bahwa konsentrasi spermatozoa juga mengalami penurunan akibat penggunaan deslorelin. Memasuki bulan ke 4 ejakulat pada 3 satwa perlakukan sudah tidak diproduksi sehingga kualitas spermatozoa tidak dapat dihitung.
b. Motilitas spermatozoa. Dari penghitungan rata - rata persentase motilitas spermatozoa, didapat hasil sebagai berikut : motilitas rata - rata pada kontrol 75%, sedangkan pad a perlakukan 66,25 %. Secara individual didapatkan hasil sebagai berikut : terdapat perbedaan motilitas secara mencolok pada monyet dengan No. identitas 6319 serta 6320.
c. Persentase hidup - mati spermatozoa. Sama dengan volume testis, persentase kematian spermatozoa semakin meningkat 1,5 bulan sejak pemasangan implan. Apabila dibandingkan dengan kelompok kontrol, kematian rata-rata spermatozoa meneapai 30-50% sedangkan pada
hewan kontrol hanya 10-20 %. Demikian pula dengan abnormalitas spermatozoa. Dua dari 4 ekor hewan perlakuan (No Identitas monyet 6319 serta 6320) menunjukkan peningkatan abnormalitas yang sangat mencolok. Abnormalitas spermatozoa dalam hal ini meliputi : a) ekor melingkar sehingga sangat menghambat motilitas, b) pemendekan ekor, c) ekor ganda serta d) kepala ganda.
3) Analisis hormon testosteron dalam serum darah. Kadar testis dalam serum telah mengalami penurun.an mulai bulan ke 2, sampai pada akhirnya 2 ekor satwa perlakuan mempunyai kadar 0 nmol/I
4) Gambaran histopatologi testis. Akan dilaksanakan pada akhir penelitian, yakni dengan membandingkan gambaran histopatologi testis hewan kontrol dan perlakuan setelah dilakukan pengecetan HE.
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa agonis GnRH, dislorelin dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi Macaca Fascicularis jantan.
Mengingat penelitian sudah mulai menunjukkan reaksi positif, juga mengingat terjadinya reaksi pada anjing, yakni preparat hormon dapat berlangsung sampai dengan 2 tahun untuk sekali implan, sangat perlu dipertimbangkan untuk melanjutkan penelitian dengan maksud untuk melihat sampai berapa jauh reaksi dislorelin dapat berefek pada Macaca Fascicularis. Dengan demikian, efisiensi obat dapat diketahui. |
first_indexed | 2024-03-13T22:17:15Z |
format | Article |
id | oai:generic.eprints.org:92850 |
institution | Universiti Gadjah Mada |
last_indexed | 2024-03-13T22:17:15Z |
publishDate | 2003 |
publisher | [Yogyakarta] : Lembaga Penelitian UGM |
record_format | dspace |
spelling | oai:generic.eprints.org:928502014-11-28T07:37:01Z https://repository.ugm.ac.id/92850/ UPAYA PENANGGULANGAN LEDAKAN POPULASI MONYET EKOR PANJANG (Macaca Fascicularis) DENGAN IMPLANTASI AGONIS GONADOTROPIHINE RELEASING HORMONE ( GnRH ) , Pudji Astuti, Aris Junaidi, dan Dondin Sajuthi Akhir - akhir ini, monyet ekor panjang (Macaca Fascicularis) merupakan hama bagi penduduk dilahan pertanian. Mereka dapat merusak padi, jagung perbenihan karet dan pohon buah-buahan (Supriatna dan Wahyono, 2000). Populasi monyet yang semakin banyak telah menimbulkan konflik kepentingan antara masyarakat dengan satwa tersebut. Serbagai usaha untuk mengatasi over populasi telah banyak dilakukan namun semuanya selalu menemui kegagalan. Usaha - usaha tersebut diantaranya dengan penanaman 1000 pohon sebagai pengganti, penanaman pohon buah-buahan sebagai umpan bahan makanan, sampai kepada penjualan dan pembunuhan masal. Untuk mengontrol over populasi tersebut, telah dicoba suatu kontrasepsi dengan aplikasi implan pada hewan jantan yakni agonis GnRH, deslorelin. Kontrasepsi tersebut akan menyebabkan kekacauan reseptor GnRH dengan desensitisasi. Dari sel granulose pituitary sehingga terjadi penurunan drastic. Dari sekresi LH dan testosteron. Dipilih hewan jantan karena monyet ekor panjang hidup secara berkelompok (sekitar 30 ekor), dan hanya 1 pejantan yang dominan untuk mengawini hewan betina. Metode penelitian yang dikerjakan meliputi uji coba terhadap 6 ekor monyet jantan dewasa yang ada di PSSP-LP, IPS, Sogor. Hewan terbagi atas 2 ekor kontrol serta 4 ekor perlakuan. Variabel penelitian terdiri atas 1) volume testis, 2) kualitas spermatozoa seperti : konsentrasi, motilitas, presentase hidup mati, abnormalitas, 3) analisis hormon testosteron dalam serum serta 4) gambaran histopatologi testis. Analisis data akan dikerjakan secara statistik dengan ANOVA dilanjutkan dengan Tukey HSD dengan menggunakan statistik version 4.1 (analytical Software). Gambaran histopatologi akan dianalisis secara deskriptif. Secara keseluruhan, hampir seluruh penelitian telah mulai menunjukkan perubahan 1,5 bulan sejak pemberian implan. Secara rinci, hasil - hasil tersebut dapat dilaporkan sebagai berikut : 1) Volume testis. Penghitungan volume testis dihitung dengan cara mengukur panjang dan lebar kemudian dimasukkan ke dalam rumus ellips. Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya penurunan volume testis setelah kurun waktu 1,5 bulan sejak pemasangan implan, yakni dari rata - rata 11,295 cm3 menjadi 8,8175 cm3. 2) Kualitas spermatozoa, yang meliputi: a. Konsentrasi spermatozoa. Konsentrasi rata-rata spermatozoa pada hewan kontrol adalah 91,5 juta/ml sedangkan pada hewan perlakuan 74 juta/ml. Dari hasil tersebut juga sangat nampak bahwa konsentrasi spermatozoa juga mengalami penurunan akibat penggunaan deslorelin. Memasuki bulan ke 4 ejakulat pada 3 satwa perlakukan sudah tidak diproduksi sehingga kualitas spermatozoa tidak dapat dihitung. b. Motilitas spermatozoa. Dari penghitungan rata - rata persentase motilitas spermatozoa, didapat hasil sebagai berikut : motilitas rata - rata pada kontrol 75%, sedangkan pad a perlakukan 66,25 %. Secara individual didapatkan hasil sebagai berikut : terdapat perbedaan motilitas secara mencolok pada monyet dengan No. identitas 6319 serta 6320. c. Persentase hidup - mati spermatozoa. Sama dengan volume testis, persentase kematian spermatozoa semakin meningkat 1,5 bulan sejak pemasangan implan. Apabila dibandingkan dengan kelompok kontrol, kematian rata-rata spermatozoa meneapai 30-50% sedangkan pada hewan kontrol hanya 10-20 %. Demikian pula dengan abnormalitas spermatozoa. Dua dari 4 ekor hewan perlakuan (No Identitas monyet 6319 serta 6320) menunjukkan peningkatan abnormalitas yang sangat mencolok. Abnormalitas spermatozoa dalam hal ini meliputi : a) ekor melingkar sehingga sangat menghambat motilitas, b) pemendekan ekor, c) ekor ganda serta d) kepala ganda. 3) Analisis hormon testosteron dalam serum darah. Kadar testis dalam serum telah mengalami penurun.an mulai bulan ke 2, sampai pada akhirnya 2 ekor satwa perlakuan mempunyai kadar 0 nmol/I 4) Gambaran histopatologi testis. Akan dilaksanakan pada akhir penelitian, yakni dengan membandingkan gambaran histopatologi testis hewan kontrol dan perlakuan setelah dilakukan pengecetan HE. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa agonis GnRH, dislorelin dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi Macaca Fascicularis jantan. Mengingat penelitian sudah mulai menunjukkan reaksi positif, juga mengingat terjadinya reaksi pada anjing, yakni preparat hormon dapat berlangsung sampai dengan 2 tahun untuk sekali implan, sangat perlu dipertimbangkan untuk melanjutkan penelitian dengan maksud untuk melihat sampai berapa jauh reaksi dislorelin dapat berefek pada Macaca Fascicularis. Dengan demikian, efisiensi obat dapat diketahui. [Yogyakarta] : Lembaga Penelitian UGM 2003 Article NonPeerReviewed , Pudji Astuti, Aris Junaidi, dan Dondin Sajuthi (2003) UPAYA PENANGGULANGAN LEDAKAN POPULASI MONYET EKOR PANJANG (Macaca Fascicularis) DENGAN IMPLANTASI AGONIS GONADOTROPIHINE RELEASING HORMONE ( GnRH ). text. http://repository.ugm.ac.id/digitasi/index.php?module=cari_hasil_full&idbuku=606 |
spellingShingle | , Pudji Astuti, Aris Junaidi, dan Dondin Sajuthi UPAYA PENANGGULANGAN LEDAKAN POPULASI MONYET EKOR PANJANG (Macaca Fascicularis) DENGAN IMPLANTASI AGONIS GONADOTROPIHINE RELEASING HORMONE ( GnRH ) |
title | UPAYA PENANGGULANGAN LEDAKAN POPULASI MONYET EKOR PANJANG (Macaca Fascicularis) DENGAN IMPLANTASI AGONIS GONADOTROPIHINE RELEASING HORMONE ( GnRH ) |
title_full | UPAYA PENANGGULANGAN LEDAKAN POPULASI MONYET EKOR PANJANG (Macaca Fascicularis) DENGAN IMPLANTASI AGONIS GONADOTROPIHINE RELEASING HORMONE ( GnRH ) |
title_fullStr | UPAYA PENANGGULANGAN LEDAKAN POPULASI MONYET EKOR PANJANG (Macaca Fascicularis) DENGAN IMPLANTASI AGONIS GONADOTROPIHINE RELEASING HORMONE ( GnRH ) |
title_full_unstemmed | UPAYA PENANGGULANGAN LEDAKAN POPULASI MONYET EKOR PANJANG (Macaca Fascicularis) DENGAN IMPLANTASI AGONIS GONADOTROPIHINE RELEASING HORMONE ( GnRH ) |
title_short | UPAYA PENANGGULANGAN LEDAKAN POPULASI MONYET EKOR PANJANG (Macaca Fascicularis) DENGAN IMPLANTASI AGONIS GONADOTROPIHINE RELEASING HORMONE ( GnRH ) |
title_sort | upaya penanggulangan ledakan populasi monyet ekor panjang macaca fascicularis dengan implantasi agonis gonadotropihine releasing hormone gnrh |
work_keys_str_mv | AT pudjiastutiarisjunaididandondinsajuthi upayapenanggulanganledakanpopulasimonyetekorpanjangmacacafascicularisdenganimplantasiagonisgonadotropihinereleasinghormonegnrh |