Pemanasan global dan kebadiran burung air di hutan bakau Segara Anakan, Cilacap

<p>Komunitas burung air di hutan bakau merupakan spesies yang menggunakan dataran lumpur sebagai habitat mencari makan ketika air surut. Sebaliknya ketika air pasang mereka menggunakan pohon bakau untuk bertengger dan bersarang. Pemanasan global telah merubah pola iklim: pada musim hujan sunga...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: , Tjut Sugandawaty Djohan
Format: Article
Published: [Yogyakarta] : British Broadcasting Corporation (BBC) dalam rang 2007
Description
Summary:<p>Komunitas burung air di hutan bakau merupakan spesies yang menggunakan dataran lumpur sebagai habitat mencari makan ketika air surut. Sebaliknya ketika air pasang mereka menggunakan pohon bakau untuk bertengger dan bersarang. Pemanasan global telah merubah pola iklim: pada musim hujan sungai-sungai banjir, sebaliknya pada musim kemarau sungai-sungai kering. Isu pemanasan global telah menimbulkan pertanyaan apakah keadan tersebut berpengaruh terhadap kehadiran komunitas burung air di hutan bakau Segara Anakan. Ekosistem hutan bakau Segara Anakan sendiri merupakan ekosistem yang terancam karena sedimentasi yang sangat tinggi dan penebangan pohon bakau untuk kayu bakar. Disarnping itu di masa lalu ekosistem hutan bakau tersebut telah dikonversi menjadi tambak udang yang gagal. Sedimentasi yang tinggi menyebabkan adanya pulau-pulau baru dan dangkalan. Keadaan tersebut telah menggangu perioda pasang surut. Kisaran salinitas bukan lagi harian tapi musiman, dan telah mengancam kehadiran ikan sebagai pakan untuk burung air. Oleh sebab itu ancaman terhadap kehadiran komunitas burung air di hutan bakau Segara Anakan adalah kombinasi antara laju sedimentasi yang tinggi, hilangnya kanopi pohon dan diperburuk lagi oleh pemanasan global.</p>