PUSAKA SAUJANA BOROBUDUR STUDI HUBUNGAN ANTARA BENTANGLAHAN DAN BUDAYA MASYARAKAT
Penelitian ini bertujuan merumuskan konsep pusaka saujana Borobudur yang kontekstual dengan mengkaji potensi dan interaksi antara sistem bentanglahan dan sosio-budaya masyarakat. Tujuan ini dapat dioperasionalkan ke dalam tiga tujuan rinci, yaitu: 1) Menjelaskan dan mengkaji sejarah lingkungan dan n...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Thesis |
Language: | English |
Published: |
[Yogyakarta] : SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS GADJAH MADA
2012
|
Subjects: | |
Online Access: | https://repository.ugm.ac.id/95316/1/PUSAKA%20SAUJANA%20BOROBUDUR%20STUDI%20HUBUNGAN%20ANTARA%20BENTANGLAHAN%20DAN%20BUDAYA%20MASYARAKAT%20-%20DWITA%20HADI%20RAHMI.pdf |
_version_ | 1826044752116580352 |
---|---|
author | RAHMI, DWITA HADI |
author_facet | RAHMI, DWITA HADI |
author_sort | RAHMI, DWITA HADI |
collection | UGM |
description | Penelitian ini bertujuan merumuskan konsep pusaka saujana Borobudur yang kontekstual dengan mengkaji potensi dan interaksi antara sistem bentanglahan dan sosio-budaya masyarakat. Tujuan ini dapat dioperasionalkan ke dalam tiga tujuan rinci, yaitu: 1) Menjelaskan dan mengkaji sejarah lingkungan dan nilai-nilai candi di kawasan Borobudur yang mempengaruhi wujud saujana; 2) Mengkaji wujud pusaka saujana Borobudur dengan nilai-nilai keunggulan, dan perubahan serta kemenerusannya; 3) Merumuskan konsep pusaka saujana Borobudur yang diharapkan dapat dipakai pula sebagai pedoman bagi kajian pusaka-pusaka saujana lain di Indonesia.
Metode penelitian studi kasus dipakai untuk mencapai tujuan penelitian, dengan dua pendekatan, yaitu interpretasi sejarah kawasan Borobudur pada masa lalu dan penelitian kualitatif yang menekankan pada fenomena-fenomena masa kini (kontemporer). Pengumpulan data primer dengan cara observasi, wawancara, dan uji laboratorium, serta analisis dengan membangun penjelasan naratif, analisis runtut waktu, analisis spasial, dan analisis bentanglahan (layer-cake relationships).
Penelitian ini merumuskan konsep pusaka saujana Borobudur, yaitu: "satu kesatuan wujud hubungan antara bentanglahan dan budaya dengan nilai-nilai keunggulan yang utuh dan berfungsi baik, yang dilandasi oleh mandala Borobudur dalam kesatuan ruang dan waktu". Kristalisasi konsep pusaka saujana Borobudur ini merupakan penyatuan dari 3 (tiga) dimensi, yaitu: wujud, nilai keunggulan, dan mandala Borobudur. Wujud pusaka saujana Borobudur dapat diapresiasi dalam empat aspek: a) pola pengolahan lahan; b) tata kehidupan; c) arsitektur kawasan; dan d) bentukan-bentukan alami; dan keempatnya menyatu membentuk panorama kawasan. Wujud pusaka saujana ini mengandung empat nilai keunggulan, yaitu: a) struktur bentanglahan yang berkualitas; b) kekayaan dan kemenerusan nilai-nilai lokal; c) peran sejarah dan sumberdaya pusaka; dan d) kandungan nilai-nilai pendidikan dan ilmu pengetahuan. Wujud dengan nilai keunggulan tersebut dilandasi oleh filosofi mandala Borobudur, yaitu hubungan antara kekuatan pusat dan pinggiran dari sebuah sistem kehidupan, serta hubungan kekuatan dari awal sampai akhir pada sebuah proses kehidupan, yang dimaknai sebagai arah kehidupan yang mengandung keseimbangan, keteraturan, keselarasan, dan kemenerusan untuk menuju kesempurnaan hidup.
The aim of this research is to formulate a Borobudur cultural landscape concept by examining the potencies and interactions between landscape and socioculture systems. This can be operationalized into three detailed objectives: 1) Describe and examine the environmental history and temple values in Borobudur area that give influence to the cultural landscape form; 2) Examine the form and outstanding values of Borobudur cultural landscape, and its change and continuity; 3) Formulate a Borobudur cultural landscape heritage concept that may also be used as guidelines for other cultural landscape studies in Indonesia.
To achieve the research aim, a case study method is used with two approaches, a history-interpretation of the Borobudur area and qualitative research with focus on contemporary phenomenon. The primary data is collected by field observations, deep interviews, and laboratory tests. Data are analyzed by explanations building (narratives), time-series analysis, spatial analysis, and landscape analysis (layer-cake relationships).
This research formulates a Borobudur cultural landscape heritage concept, which is: “a unity of total and functional cultural landscape form with its outstanding values based on Borobudur mandala in place and time units”. Crystallization of this concept is a unity of three dimensions: form, outstanding values, and Borobudur mandala. The form of Borobudur cultural landscape heritage can be appreciated into four aspcts: a) land management pattern; b) way of living; c) architecture; and d) natural features. The unity of the four forms will create a panorama. This form of Borobudur cultural landscape heritage contains four outstanding values, which are: a) high quality of landscape structure; b) potency and sustainability of local values; c) role of heritage history and resources; and d) contents of education and science values. The outstanding values of Borobudur are based on Borobudur mandala philosophy, which is a strength relationship between the center and periphery of the life system, and the strength relationship from the beginning to the end of the life process, which both of them have a meaning as a life direction containing a balance, regularity, harmony, and continuity to gain a perfect life. |
first_indexed | 2024-03-13T22:25:25Z |
format | Thesis |
id | oai:generic.eprints.org:95316 |
institution | Universiti Gadjah Mada |
language | English |
last_indexed | 2024-03-13T22:25:25Z |
publishDate | 2012 |
publisher | [Yogyakarta] : SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS GADJAH MADA |
record_format | dspace |
spelling | oai:generic.eprints.org:953162021-08-27T03:26:08Z https://repository.ugm.ac.id/95316/ PUSAKA SAUJANA BOROBUDUR STUDI HUBUNGAN ANTARA BENTANGLAHAN DAN BUDAYA MASYARAKAT RAHMI, DWITA HADI Cultural Studies Culture, Arts and Language Penelitian ini bertujuan merumuskan konsep pusaka saujana Borobudur yang kontekstual dengan mengkaji potensi dan interaksi antara sistem bentanglahan dan sosio-budaya masyarakat. Tujuan ini dapat dioperasionalkan ke dalam tiga tujuan rinci, yaitu: 1) Menjelaskan dan mengkaji sejarah lingkungan dan nilai-nilai candi di kawasan Borobudur yang mempengaruhi wujud saujana; 2) Mengkaji wujud pusaka saujana Borobudur dengan nilai-nilai keunggulan, dan perubahan serta kemenerusannya; 3) Merumuskan konsep pusaka saujana Borobudur yang diharapkan dapat dipakai pula sebagai pedoman bagi kajian pusaka-pusaka saujana lain di Indonesia. Metode penelitian studi kasus dipakai untuk mencapai tujuan penelitian, dengan dua pendekatan, yaitu interpretasi sejarah kawasan Borobudur pada masa lalu dan penelitian kualitatif yang menekankan pada fenomena-fenomena masa kini (kontemporer). Pengumpulan data primer dengan cara observasi, wawancara, dan uji laboratorium, serta analisis dengan membangun penjelasan naratif, analisis runtut waktu, analisis spasial, dan analisis bentanglahan (layer-cake relationships). Penelitian ini merumuskan konsep pusaka saujana Borobudur, yaitu: "satu kesatuan wujud hubungan antara bentanglahan dan budaya dengan nilai-nilai keunggulan yang utuh dan berfungsi baik, yang dilandasi oleh mandala Borobudur dalam kesatuan ruang dan waktu". Kristalisasi konsep pusaka saujana Borobudur ini merupakan penyatuan dari 3 (tiga) dimensi, yaitu: wujud, nilai keunggulan, dan mandala Borobudur. Wujud pusaka saujana Borobudur dapat diapresiasi dalam empat aspek: a) pola pengolahan lahan; b) tata kehidupan; c) arsitektur kawasan; dan d) bentukan-bentukan alami; dan keempatnya menyatu membentuk panorama kawasan. Wujud pusaka saujana ini mengandung empat nilai keunggulan, yaitu: a) struktur bentanglahan yang berkualitas; b) kekayaan dan kemenerusan nilai-nilai lokal; c) peran sejarah dan sumberdaya pusaka; dan d) kandungan nilai-nilai pendidikan dan ilmu pengetahuan. Wujud dengan nilai keunggulan tersebut dilandasi oleh filosofi mandala Borobudur, yaitu hubungan antara kekuatan pusat dan pinggiran dari sebuah sistem kehidupan, serta hubungan kekuatan dari awal sampai akhir pada sebuah proses kehidupan, yang dimaknai sebagai arah kehidupan yang mengandung keseimbangan, keteraturan, keselarasan, dan kemenerusan untuk menuju kesempurnaan hidup. The aim of this research is to formulate a Borobudur cultural landscape concept by examining the potencies and interactions between landscape and socioculture systems. This can be operationalized into three detailed objectives: 1) Describe and examine the environmental history and temple values in Borobudur area that give influence to the cultural landscape form; 2) Examine the form and outstanding values of Borobudur cultural landscape, and its change and continuity; 3) Formulate a Borobudur cultural landscape heritage concept that may also be used as guidelines for other cultural landscape studies in Indonesia. To achieve the research aim, a case study method is used with two approaches, a history-interpretation of the Borobudur area and qualitative research with focus on contemporary phenomenon. The primary data is collected by field observations, deep interviews, and laboratory tests. Data are analyzed by explanations building (narratives), time-series analysis, spatial analysis, and landscape analysis (layer-cake relationships). This research formulates a Borobudur cultural landscape heritage concept, which is: “a unity of total and functional cultural landscape form with its outstanding values based on Borobudur mandala in place and time units”. Crystallization of this concept is a unity of three dimensions: form, outstanding values, and Borobudur mandala. The form of Borobudur cultural landscape heritage can be appreciated into four aspcts: a) land management pattern; b) way of living; c) architecture; and d) natural features. The unity of the four forms will create a panorama. This form of Borobudur cultural landscape heritage contains four outstanding values, which are: a) high quality of landscape structure; b) potency and sustainability of local values; c) role of heritage history and resources; and d) contents of education and science values. The outstanding values of Borobudur are based on Borobudur mandala philosophy, which is a strength relationship between the center and periphery of the life system, and the strength relationship from the beginning to the end of the life process, which both of them have a meaning as a life direction containing a balance, regularity, harmony, and continuity to gain a perfect life. [Yogyakarta] : SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS GADJAH MADA 2012 Thesis NonPeerReviewed application/pdf en https://repository.ugm.ac.id/95316/1/PUSAKA%20SAUJANA%20BOROBUDUR%20STUDI%20HUBUNGAN%20ANTARA%20BENTANGLAHAN%20DAN%20BUDAYA%20MASYARAKAT%20-%20DWITA%20HADI%20RAHMI.pdf RAHMI, DWITA HADI (2012) PUSAKA SAUJANA BOROBUDUR STUDI HUBUNGAN ANTARA BENTANGLAHAN DAN BUDAYA MASYARAKAT. PHd thesis, UNSPECIFIED. |
spellingShingle | Cultural Studies Culture, Arts and Language RAHMI, DWITA HADI PUSAKA SAUJANA BOROBUDUR STUDI HUBUNGAN ANTARA BENTANGLAHAN DAN BUDAYA MASYARAKAT |
title | PUSAKA SAUJANA BOROBUDUR STUDI HUBUNGAN ANTARA BENTANGLAHAN DAN BUDAYA MASYARAKAT |
title_full | PUSAKA SAUJANA BOROBUDUR STUDI HUBUNGAN ANTARA BENTANGLAHAN DAN BUDAYA MASYARAKAT |
title_fullStr | PUSAKA SAUJANA BOROBUDUR STUDI HUBUNGAN ANTARA BENTANGLAHAN DAN BUDAYA MASYARAKAT |
title_full_unstemmed | PUSAKA SAUJANA BOROBUDUR STUDI HUBUNGAN ANTARA BENTANGLAHAN DAN BUDAYA MASYARAKAT |
title_short | PUSAKA SAUJANA BOROBUDUR STUDI HUBUNGAN ANTARA BENTANGLAHAN DAN BUDAYA MASYARAKAT |
title_sort | pusaka saujana borobudur studi hubungan antara bentanglahan dan budaya masyarakat |
topic | Cultural Studies Culture, Arts and Language |
url | https://repository.ugm.ac.id/95316/1/PUSAKA%20SAUJANA%20BOROBUDUR%20STUDI%20HUBUNGAN%20ANTARA%20BENTANGLAHAN%20DAN%20BUDAYA%20MASYARAKAT%20-%20DWITA%20HADI%20RAHMI.pdf |
work_keys_str_mv | AT rahmidwitahadi pusakasaujanaborobudurstudihubunganantarabentanglahandanbudayamasyarakat |