Summary: | <p>Usahatani berkelanjutan dapat dilakukan melalui pendekatan sistem integrasi tanaman dan ternak. Penerapan sistem integrasi tanaman dan ternak akan diperoleh diversifikasi produk pangan, efisiensi usahatani, peningkatan pendapatan petani, dan ketahanan pangan. Penelitian ini bertujuan untuk (a) menganalisis tingkat penerapan pertanian berkelanjutan di lahan pasang surut serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, (b) Menganalisis derajat ketahanan pangan rumah tangga tani di lahan pasang surut dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, (c) menganalisis optimasi usahatani di berbagai tipologi dan tipe luapan lahan berorientasi pada pertanian berkelanjutan, dan ketahanan pangan berbasis integrasi tanaman dan ternak, (d) menganalisis sensitifitas perubahan harga input, harga output, harga pangan, dan penggunaan sumberdaya, (e) menganalisis simulasi perubahan harga input, harga output, dan harga pangan terhadap model optimal, (f) menganalisis simulasi perbaikan teknologi dan peningkatan skala usaha ternak terhadap model optimal. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. data primer dikumpulkan dari petani sampel, sedangkan data sekunder dikumpulkan dari instansi terkait. Sampel petani dipilih dengan menggunakan stratified random sampling. Analisis data menggunakan ordinary least square, ordinal logit, dan linear programming. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tingkat penerapan pertanian berkelanjutan di Kalimantan Barat masuk dalam kategori cukup berkelanjutan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pertanian berkelanjutan adalah pupuk organik, herbisida, pendapatan, pendidikan, dan etnis (jawa, madura). Berdasarkan indikator persediaan pangan, stabilitas pangan, aksesibilitas pangan, dan kontinyuitas ketersediaan pangan dapat diketahui bahwa di Kalimantan Barat terdapat 14% rumah tangga tidak tahan pangan, 37,35% kurang tahan pangan, dan 48,65% tahan pangan. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi adalah lahan, harga benih, dan harga Urea. Pendapatan rumah tangga dapat ditingkatkan melalui optimasi usahatani. Kenaikan harga input, harga output, dan harga pangan hingga 30% di Kabupaten Kubu Raya tidak merubah solusi optimal, sedangkan penurunan harga output lebih dari 20% akan merubah solusi optimal dan pendapatan rumah tangga menjadi defisit. Kenaikan harga input, harga output, dan harga pangan hingga 30% di Kabupaten Pontianak tidak merubah solusi optimal, sedangkan penurunan harga output lebih dari 10% merubah solusi optimal dan pendapatan rumah tangga menjadi defisit. Penggunaan teknologi anjuran dan peningkatan skala ternak menjadi 2 ekor/KK akan dicapai keadaan pertanian berkelanjutan dan ketahanan pangan rumah tangga.</p>
|