Penerapan Pemetaan Geomorfologi Metode ITC dalam Menganalisis Geomorfologi Pegunungan Selatan Jawa Timur

<p>Pegunungan Selatan Jawa Timur terentang dari Parangtritis sampai Pacitan. Mandala ini tersusun oleh bebatuan berumur Pra Tersier sampai dengan Kuarter, dan telah berulang-kali mengalami tektonik, yang diikuti proses eksogenik. Interaksi kedua proses tersebut menghasilkan kenampakan bentanga...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: , Srijono , Salahuddin Husein , Eko Haryono , Susetyo E. Yuwono
Format: Article
Published: [Yogyakarta] : Ikatan Ahli Geologi Indonesia 2008
Description
Summary:<p>Pegunungan Selatan Jawa Timur terentang dari Parangtritis sampai Pacitan. Mandala ini tersusun oleh bebatuan berumur Pra Tersier sampai dengan Kuarter, dan telah berulang-kali mengalami tektonik, yang diikuti proses eksogenik. Interaksi kedua proses tersebut menghasilkan kenampakan bentangalam yang bervariasi. Penelitian ini bertujuan membuat zonasi bentangalam dengan acuan pemetaan geomorfologi metode ITC (International Training Centre) Pemetaan geomorfologi metode ITC (Belanda) memberi arahan untuk menggunakan foto udara sebagai media analisis bentangalam. Dikarenakan dalam penelitian ini analisis bentangalam masih tahapan tinjau, sebagai media digunakan peta topografi skala 1:350.000 yang sekaligus difungsikan sebagai peta dasar. Penetapan hirarki satuan bentangalam menurut ITC menyesuaikan peta dasar yang digunakan, untuk skala tinjau sampai hirarki morfogenesa, dan skala rinci sampai tingkatan morfologi. Dalam penelitian ini, diterapkan satuan tingkat morfogenesa dan diantaranya dirinci menjadi tingkatan morfologi.<br /> Penerapan pemetaan geomorfologi metode ITC di Pegunungan Selatan menghasilkan enam satuan tingkatan morfogenesa, yaitu morfogenesa volkanik, struktural, karst, fluvial, marin, dan eolian. Setiap morfogenesa terinci menjadi sejumlah satuan tingkatan morfologi. Morfogenesa Volkanik (V) terdiri dari 6 morfologi, yaitu morfologi lereng kaki volkanik Merapi, lereng atas volkanik Lawu, lereng bawah volkanik Lawu, perbukitan denudasional volkanik, sisa volkan,dan leher volkan. Morfogenesa Struktural (S) terdiri dari 10, yaitu morfologi pegunungan struktural terbiku kuat, pegunungan struktural terbiku sedang, perbukitan struktural terbiku kuat, perbukitan struktural terbiku sedang, perbukitan sisa, kuesta, teras terbiku kuat, teras terbiku sedang, depresi denudasional, dan perbukitan terisolasi. Morfogenesa Karst (K) terdiri dari 5 morfologi, yaitu morfologi konikal bundar, konikal memanjang, konikal trapesoid, dataran marjinal, dan lembah kering. Morfogenesa Fluvial (F) terdiri dari 4 morfologi, yaitu morfologi dataran banjir, dataran banjir terpengaruh laut, dataran banjir intrapegunungan, dan kipas aluvial. Morfogenesa eolian (A) terdiri dari satu morfologi, yaitu kompleks gumuk-pasir. Morfogenesa Marin (M) terdiri dari satu morfologi, yaitu gisik.<br /> <br /> Southern Mountains of East Java extends from Parangtritis to Pacitan. This physiographic unit consists of various lithologies, ranging in ages from pre-Tertiary to Quaternary, and have been subjected to polyphase tectonics, which sequentially followed by exogenic process. Interaction between those two processes produces distinctive landscapes. This study is conducted to apply landscapes zonation based on ITC (International Training Centre) geomorphic mapping. The ITC (Netherlands) methods extensively use aerial photographs as analytical medium. As this study can be chategorized as reconnaissance mapping, a topographic map in scale of 1:350,000 was chosen as the analytical medium. Application of landscape hierarchies follows the medium scales, reconnaissance level applies the morphogenetic hierarchies, whilst detailed level applies the morphologic hierarchies.<br /> This study attempts to apply morphogenetic units and some are detailed up to morphologic unit.<br /> Application of the ITC methods in the Southern Mountains of East Java generates six morphogenetic units, they have been origined of volcanic, structural, karst, fluvial, marine, and aolian. Each morphogenetic units is detailed into several morphologic hierarchies. Volcanic morhogenetic unit (V) consists of 6 morphologic units, that are Merapi volcanic lower slope, Lawu volcanic upper slope, Lawu volcanic lower slope, volcanic denudational hills, volcanic remnants, and volcanic necks. Structural morphogenetic unit (S) consists of 10 morphologic units, which are highly dissected structural mountains, moderately dissected structural mountains, highly dissected structural hills, moderately dissected structural hills, residual hills, cuestas, highly dissected terraces, moderately dissected terraces, denudational depression, and isolated hills. Karst morphogenetic unit (K) consists of 5 morphologic units, which are rounded conical hills, elongated conical hills, trapezoid conical hills, marginal plains, and dry valleys. Fluvial morphogenetic unit (F) consists of 4 morphologic unit, which are floodplains, marine influenced floodplains, intramontane floodplains, and inactive alluvial fans. Aeolian morphogenetic unit (A) consists of 1 morphologic unit, sand dunes. Marine morphogenetic unit (M) also consists of 1 morphologic unit, beaches.</p>