Analisis farmakokinetik jaringan sebagai metode konfirmasi dan kontrol residu antibiotika golongan tetrasiklin pada ayam broiler

<p>Obat-obat antibiotika diberikan kepada temak unggas sebagai tindakan pencegahan maupun pengobatan penyakit dan juga sebagai growth promotor. Pada broiler(ayam pedaging) antibiotika banyak diberikan pada pakan komersial karena mampu meningkatkan pertumbuhan berat badan secara maksimal. Paka...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: , Agustina Dwi Wijayanti
Format: Article
Published: [Yogyakarta] : Lembaga Penelitian Universitas Gadjah Mada 2009
Description
Summary:<p>Obat-obat antibiotika diberikan kepada temak unggas sebagai tindakan pencegahan maupun pengobatan penyakit dan juga sebagai growth promotor. Pada broiler(ayam pedaging) antibiotika banyak diberikan pada pakan komersial karena mampu meningkatkan pertumbuhan berat badan secara maksimal. Pakan yang diberikan hingga ayam siap panen (umur 35-40 hari) akan meninggalkan residu antibiotika dalam karkas, menyebabkan beberapa masalah. Pertama, kandungan antibiotika yang tinggi menimbulkan dampak negatif terhadap konsumen (alergi, resiko pemindahan residu, menurunkan kwalitas karkas, resiko karsinogenik, dan lain-lain). Masalah kedua adalah permintaan pasar terutama beberapa konsumen besar (pedagang makanan terkenal dan waralaba terkemuka /Mc Donald, Kentucky, dll. ) yang menginginkan karkas tanpa residu obat. Indonesia bahkan tidak bisa mengekspor daging ayam karena kandungan antibiotika dalam karkas sangat tinggi. Beberapa masalah ini menuntut perbaikan komposisi pakan dan penghilangan konstituen antibiotika dalam pakan disertai analisis residu untuk mengetahui apakah karkas sudah layak dikonsumsi.<br /> Pada tahun pertama penelitian telah diselesaikan validasi metode analisis secara High Performance Liquid Chromatography (HPLC) untuk menghitung kadar doksisiklin dalam jaringan broiler. Validasi metode sangat penting untuk mengukur kadar residu secara tepat baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Berdasarkan analisis data didapatkan persamaan garis linier untuk perbandingan kadar dan peak area Y=113237,5+ 272026,8x, dengan koefisien korelasi r=0,99. Fase gerak yang digunakan adalah larutan asam oksalatasetonitril:metanol (6:3:1). Uji stabilitas untuk doksisiklin dilakukan dan didapatkan hasil obat stabil dalam suhu ruang setelah dilarutkan dalam air dalam 24 jam. Hari kedua dan ketiga larutan obat mengalami penurunan kadar masing-masing sebesar 9% dan 26%. Batas kuantifikasi obat (LOQ) sebesar 0,01 flg/mL dan batas deteksi obat (LOD) 0,001 &micro