SELEKSI KETAHANAN KULTIVAR TANAMAN MELON (Cucumis melo L.) TERHADAP JAMUR TEPUNG (POWDERY MILDEW) ISOLAT NGAWI

Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman buah yang termasuk famili Cucurbitaceae yang berasal dari Lembah Panas Persia atau daerah Mediterania. Melon telah banyak dibudidayakan dan kebutuhan melon di Indonesia cukup tinggi. Dari data yang dikeluarkan oleh Departemen Pertanian tahun 1997, luas areal...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Aristya, Ganies Riza, Suyanto, Eko, Kasiamdari, Rina Sri, Daryono, Budi Setiadi
Format: Article
Language:English
Published: Sekretariat Daerah DIY Biro Administrasi Pembanguna 2013
Subjects:
Online Access:https://repository.ugm.ac.id/96997/1/Jurnal%20SELEKSI%20KETAHANAN%20KULTIVAR%20TANAMAN%20MELON%20Nomor%208.pdf
Description
Summary:Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman buah yang termasuk famili Cucurbitaceae yang berasal dari Lembah Panas Persia atau daerah Mediterania. Melon telah banyak dibudidayakan dan kebutuhan melon di Indonesia cukup tinggi. Dari data yang dikeluarkan oleh Departemen Pertanian tahun 1997, luas areal tanaman melon dan semangka sekitar 16.280,23 ha; jumlah tanaman 14.514.654 tanaman dan produksinya 643.568,29 ton/tahun dan penghasil devisa urutan kelima kelompok buah- buahan(Setiadi & Parimin, 2001). Tanaman melon rentan terhadap serangan jamur tepung yang mengakibatkan ketahanan tanaman melon berkurang sehingga menurunkan kualitas melon. Selama ini belum ada data mengenai kultivar tanaman melon komersil yang tahan terhadap jamur tepung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ketahanan kultivar tanaman melon dan mengetahui tingkat kerusakan kultivar tanaman melon oleh jamur tepung isolat Ngawi sehingga nantinya diperoleh data ketahanan melon komersil. Bahan yang digunakan yaitu 10 kultivar tanaman melon dari 5 negara Asia dan media tanam. Biji dari sepuluh kultivar tanaman melon dikecambahkan selama ± 7 hari. Kemudian kecambah masing- masing kultivar tanaman melon dipindahkan ke polybag yang telah berisi media tanam. Tanaman dibiarkan selama ± 15-20 hari dengan perawatan dan cahaya matahari yang cukup. Setelah itu, masing- masing kultivar diambil 3 ulangan untuk diinokulasi jamur tepung isolat Ngawi dan tiga ulangan untuk kontrol. Inokulasi dilakukan dengan cara pemberian spora jamur tepung pada permukaan atas daun tanaman melon. Pengamatan reaksi ketahanan tanaman melon terhadap infeksi jamur tepung dilakukan selama 2 minggu. Setiap minggu dicatat persentase serangan jamur tepung terhadap daun, jumlah daun, jumlah cabang dan tinggi tanaman serta dibandingkan antara tanaman yang tahan dan yang tidak tahan. Daun tanaman melon yang telah terinfeksi jamur tepung diukur luas infeksinya dengan menggunakan kertas transparan yang dibuat kotak- kotak kecil berukuran 0,5 cm x 0,5 cm. Pengamatan infeksi jamur tepung dikonversikan berupa skala atau skor kerusakan (skala 0=0%; 1=0-10%; 2=10-25%;3=25-50%;4=> 50%) (Hosoya et al.,2000) Hasil pengamatan ketahanan kultivar tanaman melon terhadap jamur tepung isolat Ngawi menunjukkan bahwa terdapat 2 kultivar tanaman melon yang potensi tahan terhadap infeksi jamur tepung isolat Ngawi yaitu Monami Red dan DA013 Star dengan skala 0. Kultivar tanaman melon lainnya yaitu Elegant, Sky Rocket, Virgo, Honey Globe, Putri Kencana, Fantasi, Glamour dan Action 434 tidak tahan terhadap infeksi jamur tepung isolat Ngawi Kata kunci : melon, ketahanan, skala, infeksi, jamur tepung