| Summary: | Fenomena proses pembelajaran di sekolah menunjukkan bahwa cukup banyak guru yang kurang mampu menggunakan retorika dengan baik dan efektif. Bahkan, guru cenderung tidak menyadari pentingnya retorika. Bahkan, tidak sedikit guru hanya menyampaikan maksudnya tanpa mengetahui apakah peserta didik telah paham atau tidak. Berangkat dari persoalan itu maka tujuan penelitian ini untuk menunjukkan bahwa guru dapat menggunakan pola dan pengorganisasian retorika yang berbeda dalam tuturan dengan peserta didik. Kemampuan guru dalam menghadapi peserta didik juga dapat dipengaruhi oleh tempat dan situasi yang berbeda. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif qualitatif. Penelitian ini difokuskan pada tuturan guru yang dilakukan selama melakukan interaksi dengan siswa di dalam kelas. Untuk menjawab pertanyaan yang mendasar tentang bagaimana pola tuturan, prinsip tuturan dan teknik pengembangan tuturan guru dengan siswa dalam interaksi belajar mengajar di kelas. metode pengumpulan data yang digunakan adalah: observasi, recording (rekaman) dan wawancara. Teori yang digunakan ialah teorinya Mahsun (2005 : 234) yang berbunyi bahwa teknik dari pengumpulan data dilakukan dengan tujuan agar teknik satu dengan teknik yang lain dapat saling melengkapi, setidaknya ada tiga jenis teknik pengumpulan data yang bisa dilakukan dalam penelitian sosiolingusitik dan tidak jauh beda dengan penelitian sosial. Hasil analisis diharapkan dapat menunjukkan penataan tuturan dan retorika berkomunikasi dalam pembelajaran di dalam kelas agar tercipta suasana yang harmonis, informatif dan edukatif bagi siswa agar tercapai tujuan pelajaran.
Kata Kunci: Retorika, pembelajaran, tuturan
|
|---|