Summary: | Aflatoksin menyebabkan kanker lever pada manusia, produksifitas ternak menurun. Iklim Indonesia kondusif bagi pertumbuhan A. flavus dan produksi aflatoksin. Hampir 90 % aflatoksin di Indonesia dari Jagung. Infeksi A. flavus terjadi pra dan pasca panen. Di Yogyakarta ada A. flavus isolat dengan aflatoksin 5.000-9.000 ppb. Dinding selnya mengandung khitin dan beta 1,3 glukan. Biji jagung mengandung protein penghambat A. flavus dan aflatoksin, disebut PR protein: khitinase, beta 1 3 glukanase, REP, dan zeamatin. Pada biji yang berkecambah PR protein 5 kali lebih banyak daripada yang tidak berkecambah. Metode Elisa banyak digunakan karena kepekaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya senyawa penghambat pertumbuhan dan produksi yang terkandung dalam 11 jenis jagung secara bioassay. Bahan: Biji jagung Bayu, Bisma, GM 15, GM 26, GM 30, Gumarang, Kresna, Lagaligo, dan Wisanggeni dari Balai Peneitian Tanaman Jagu Serelaia Lain serta Jagung Putih dari Yogyakarta. Isolat A. flavus Gk-JMC3
|